Wah udah satu minggu ternyata, aku lupa update.
Maaf ya buat kalian yang nunggu.
Serius deh aku lupa bangetBab 12
Happy Reading!!!
***
Sepanjang perjalanan menuju toilet, Xena tidak hentinya menggerutu di dalam hati. Umpatan demi umpatan diloloskan walau tanpa suara. Tapi kekesalan itu tampak jelas di wajahnya, membuat orang-orang yang Xena lewati saling berbisik mempertanyakan apa yang kiranya terjadi kepada Xena, di tambah dengan hadirnya Bisma yang terlihat berlari mengejar.
Pria itu tidak menggenakan seragam, hanya kaos putih yang menempel, memperlihatkan bentuk tubuhnya yang meskipun tidak bisa di bilang sempurna, tapi memiliki otot yang menggiurkan bagi para wanita.
Xena hanya mendengus mendengar tanggapan-tanggapan hampir semua perempuan di sepanjang koridor menuju toilet yang berlomba-lomba memuji Bisma. Bukan cemburu, melainkan menganggap mereka semua norak. Xena sudah pernah melihat yang lebih bagus dari pada badan Bisma.
Tanpa menghiraukan Bisma yang mengikuti, Xena masuk ke dalam toilet perempuan, mengambil berlembar-lembar tisu yang disediakan di sana tanpa menghiraukan orang-orang yang langsung melirik dan menghentikan aktivitasnya begitu mendapati kedatangannya. Baru, setelah itu masuk ke dalam bilik toilet, dan sebuah umpatan benar-benar Xena loloskan.
“Sialan!” tak begitu lantang, tapi cukup untuk di dengar orang-orang yang sedang mencuci tangan di wasfatel. Namun Xena tidak peduli. Memilih untuk membuka jaket milik Ethan yang dikenakannya, lalu membuka seragamnya yang basah dan kotor. Tak tanggung-tanggung Xena langsung membuang itu ke dalam tempat sampah yang ada. Emosinya tidak terkendali saat ini, dan Xena benar-benar butuh pelampiasan.
Di sekolahnya dulu tidak ada yang berani mengusiknya. Tapi di sini Xena benar-benar sepeti orang tolol. Andai tidak melihat pada ayah Bisma, Xena tidak akan segan-segan membalas apa yang Salsa lakukan padanya. Bahkan lebih dari yang perempuan itu lakukan.
Xena tidak menganggap dirinya baik, karena Xena sadar ia nakal, bahkan ibunya sendiri mengakui itu. Namun meski begitu Xena tahu bagaimana caranya menghormati orang tua. Dan Krisna menjadi sosok yang sangat Xena hormati setelah ibunya. Itulah kenapa Xena memilih untuk diam dari pada membalas perlakukan tidak menyenangkan orang-orang terhadapnya di sekolah ini. Setidaknya untuk sekarang. Kerena untuk kedepannya Xena tidak bisa menjanjikan.
Semua manusia memiliki batas kesabaran. Begitupun dengan Xena.
Hari senin yang tidak pernah Xena sukai semakin tidak dirinya sukai setelah kejadian barusan dan terjebaknya di toilet tadi pagi. Entahlah sebenarnya punya dendam apa senin terhadapnya hingga semakin siang mood-nya semakin hancur saja.
“Bisma, kamu ngapain sih sampai ngikutin dia ke sini segala. Gak ada kerjaan banget!”
Suara itu dapat Xena dengar walau samar-samar. Matanya sontak merotasi, jengah dengan drama gadis itu.
“Lo juga gak ada kerjaan banget ngikutin gue,” balas Bisma terdengar malas.
“Ya, karena aku gak rela kamu dekat-dekat dia. Ingat ya, Bisma kamu itu milik aku. Cuma milik aku!” klaimnya penuh penekanan.
“Gue milik Tuhan. Gak usah ngaku-ngaku lo!”
“Ish, pake becanda segala lagi. Udah ah, ayo balik ke kantin. Aku belum makan, Bisma,” rengeknya sok manja, yang benar-benar menjijikan di telinga Xena yang mendengar.
“Terus urusannya sama gue apa?” Bisma tanya malas.
“Ihh Bisma. Satu minggu kemarin kita gak ketemu loh. Aku sibuk sama pemotretan sampai gak bisa masuk sekolah. Kamu yakin gak kangen sama aku?”

KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother
Novela JuvenilSebelum menjadi saudara, mereka adalah sepasang kekasih yang kemudian berpisah karena alasan bosan. Namun seiringnya waktu berjalan, Bisma malah justru menyadari bahwa perasaannya terhadap Xena kembali tumbuh. Bukan lagi sekadar suka, melainkan tela...