Bab 5
Happy Reading!!!
****
Tidak ada yang berubah dari Bisma dan Xena setelah malam itu. Keduanya masih dengan sikap masing-masing, di mana ketika di rumah Xena akan menjadi anak manisnya Krisna, dan Bisma menjadi kakak sok cool yang tak jarang membuat Xena kesal. Di sekolah pun mereka tetap menjadi teman yang mengasyikan sekaligus menjengkelkan mengingat seberapa tengilnya Bisma.
Bisma tidak tahu apa Xena memikirkan pengakuannya malam itu atau tidak, yang jelas Bisma bersyukur karena setidaknya Xena tidak menghindar seperti yang dirinya takutkan. Walaupun jujur saja Bisma cukup merasa penasaran dengan perasaan Xena terhadapnya saat ini.
Malam itu berlalu begitu saja. Tidak ada kata yang Xena ucapkan untuk menanggapi pengakuannya, baik itu secara baik-baik atau pun secara kasar lewat umpatan dan mengatainya gila seperti biasa.
Setelah Xena mendorongnya pelan dan mengubah posisi menjadi duduk kembali, mereka hanya larut dalam kebisuan, lalu sama-sama bangkit dan masuk ke kamar masing-masing. Paginya mereka bersikap biasa lagi, seakan tidak pernah ada yang terjadi.
Sampai hari ini Xena tidak juga ada membahasnya. Dan itu membuat Bisma sedikit terusik.
“Malam minggu besok jadi ‘kan, Bis?” tanya Tian menyadarkan Bisma dari lamunannya.
“Kalian mau ke mana malam minggu?” Xena yang tidak pernah bisa menyimpan rasa penasarannya membuat Bisma memutar bola mata.
“Kepo!”
Dan sontak sebuah geplakan Bisma terima dari tangan mungil Xena. Membuatnya mengaduh, dan menatap tajam perempuan itu. Tapi seperti biasa, Xena tidak terpengaruh. Di bandingkan takut, Xena malah justru balik menatapnya tak kalah tajam.
“Ya udah kalau gak mau ngasih tahu. Gue juga gak mau tahu-tahu banget,” ucapnya pura-pura tak peduli, walau dalam hati menggerutu dan merutuki Bisma. Namun Xena tidak berniat memaksa, toh ia bisa mencari tahu sendiri nanti.
Meskipun sejak putus tak lagi sering bertemu apalagi nongkrong bersama, tapi Xena hafal lingkungan pergaulan Bisma. Bukan hal sulit untuk Xena tahu ke mana Bisma dan teman-temannya akan pergi. Dan sekali pun ia tidak di ajak oleh salah satu dari mereka, Xena yakin ia akan bisa tetap pergi dan bergabung.
Tidak percaya? Lihat saja nanti.
“Sekarang lo baperan, ya, Xen?” cibir Bara, melihat bagaimana Xena memalingkan muka dengan wajah cemberut yang di buat-buat.
“Maklum aja sih, sekarang kan udah jadi anak manjanya Papa Krisna,” timpal Bisma dengan nada mengejeknya.
“Dih, kenapa memangnya?” sahut Xena cepat. “Lo syirik karena bokap lo lebih manjain gue dari pada lo yang adalah anak kandungnya?” balas Xena tidak ingin kalah.
“Udah bukan masanya untuk gue manja-manjaan. Lagian geli banget gue kalau harus di manja-manja sama bokap di umur segini,” Bisma bergidik membayangkan itu.
“Ya bagus, berarti gue gak punya saingan,” ucapnya seraya mengibaskan rambut sok cantik.
Kelima laki-laki di sana hanya mendengus, lalu memilih mengalihkan obrolan ke topik random yang kerap membuat mereka tertawa, hingga bel tanda usainya istirahat berbunyi, mengharuskan mereka untuk kembali ke kelas dan mengikuti pelajaran berikutnya. Namun yang terjadi di kelas XI IPS 2 tidak seperti kelas lainnya yang tertib dan siap menerima ilmu dari guru. XI IPS 2 begitu ramai, apalagi guru yang seharusnya mengajar di jam ini tidak masuk karena sakit. Tapi meskipun begitu Kelas tidak sepenuhnya kosong, karena walaupun gurunya tidak masuk, tugas tetap diberikan. Hanya saja tidak semua orang peduli. Cuma beberapa orang saja yang rajin, selebihnya memilih tidur, bermain ponsel, bahkan bergosip.

KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother
Teen FictionSebelum menjadi saudara, mereka adalah sepasang kekasih yang kemudian berpisah karena alasan bosan. Namun seiringnya waktu berjalan, Bisma malah justru menyadari bahwa perasaannya terhadap Xena kembali tumbuh. Bukan lagi sekadar suka, melainkan tela...