Bab 33
Happy Reading!!!
***
Gara-gara kejadian di kantin kemarin, Xena semakin menjadi pusat perhatian. Itu membuatnya jengah, tentu saja. Tapi seperti biasa Xena memilih untuk mengabaikan. Masa bodo bisik-bisik tentangnya terdengar. Apalagi dengan kedatangannya yang masih tetap bersama Bisma dan teman-temannya.
Cari mati!
Xena mendengus mendengar itu. Bukan ia yang cari mati, melainkan Salsa yang tidak tahu malu. Jelas-jelas kemarin Bisma yang menghampirinya, tapi malah ia yang kena tampar nenek sihir berwajah bidadari itu. ck, jangan kira Xena akan takut setelah kejadian kemarin. Yang ada Xena akan buat Salsa makin kepanasan.
Setelah ini kita lihat siapa yang akan menang.
Xena mengeluarkan smirk-nya ketika beberapa meter di depan sana Salsa dan para dayangnya terlihat tengah cekikikan. Mereka sepertinya belum menyadari kedatangan Xena bersama para pangeran sekolah yang di klaim sepihak sebagai milik mereka. Xena tak sabar akan setajam apa tatapan Salsa dan ketiga dayangnya kala menyadari Xena baik-baik saja, bahkan makin akrab dengan Bisma dan teman-temannya.
Bagaimana tidak, mereka kini sedang membahas lelucon yang kerap menghadirkan tawa, Xena juga tak jarang memukul salah satu diantara lima laki-laki itu ketika tidak sengaja di buat kesal. Interaksi mereka jelas membuat siapa pun iri pada Xena.
Dan pemandangan yang di tunggu-tunggu Xena akhirnya datang tidak lama kemudian. Xena tidak salah saat memprediksi raut wajah dan tatapan Salsa ketika menemukan dirinya di tengah-tengah lelaki yang di puja hampir semua siswi Caraka.
Kalau boleh mengatakannya secara hiperbola, Xena akan bilang kalau kepala Salsa sudah bertanduk, telinganya mengeluarkan asap dan matanya terdapat pisau yang siap menghantam jantung Xena. Terlihat begitu marah, bahkan mungkin sampai ingin mencabik-cabik Xena hingga terkoyak dengan ukuran yang kecil-kecil.
Sayangnya itu tidak membuat Xena takut. Yang ada Xena tersenyum, mengejek sosok itu dengan terang-terangan.
Tapi sepertinya dari pada mengurusi Xena saat ini, Salsa lebih tertarik menarik Bisma dari sisi Xena. Cewek itu tidak mengizinkan Bisma masuk ke dalam kelasnya, menahannya disisinya, kemudian ngomel-ngomel, menanyakan mengenai kenapa Bisma tidak membalas pesannya. Disusul rengekan-rengekan manjanya yang berhasil membuat Xena dan yang lainnya jijik. Bara bahkan sampai membuat suara ingin muntah.
Berbeda dengan Bisma yang terlihat risi, Tama malah sengaja menghampiri salah satu teman Salsa, yang Xena ingat kemarin sempat memperingatinya agar tidak dekat-dekat dengan Tama. Orang yang sama yang mendorongnya di depan kelas kemarin.
Mungkinkah perempuan itu pacar Tama?
Melihat dari interaksi keduanya saat ini sepertinya tebakannya benar. Dan peringatannya kemarin cukup bisa di pahami. Mungkin perempuan itu cemburu. Meski begitu, bukan berarti Xena akan menurutinya. Menjauhi Tama? Mana bisa, laki-laki itu sudah sepaket dengan Bisma dan ketiga temannya yang lain.
Lagi pula siapa yang akan merebut Tama dari cewek itu? Xena sudah punya Bisma. Ia menganggap Tama sama seperti Ethan, Bara dan Tian. Teman. Tidak lebih, dan tidak akan pernah lebih.
Meskipun sebenarnya Xena juga bingung kenapa Tama mau berpacaran dengan komplotan nenek sihir. Tapi ya sudahlah, itu bukan urusannya. Tama berhak menentukan pilihan dengan siapa dia mau pacaran.
“Pulang sekolah nanti kamu mau kan nemenin aku ke Mall?”
“Gak.”
“Kok gitu sih? Kita udah lama loh gak jalan-jalan. Mau ya, ya, please! Ada film baru di bioskop. Aku mau nonton.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother
Teen FictionSebelum menjadi saudara, mereka adalah sepasang kekasih yang kemudian berpisah karena alasan bosan. Namun seiringnya waktu berjalan, Bisma malah justru menyadari bahwa perasaannya terhadap Xena kembali tumbuh. Bukan lagi sekadar suka, melainkan tela...