Bab 18
Happy Reading!!!
***
“Xen, bikinin mie rebus dong,”
Xena yang sedang asyik dengan tontonannya tentu saja langsung menunduk, menatap Bisma yang sedang nyaman membaringkan kepala di pahanya. Di rumah sepi, Krisna baru saja pergi, menyusul istrinya yang sudah pergi lebih dulu dua hari lalu. Menyisakan Xena dan Bisma berdua saja malam ini dan untuk beberapa hari ke depan, karena ART yang biasa mengurus rumah hanya akan datang ketika pagi hingga sore saja. Itu juga lah alasan Bisma meminta Xena untuk membuatkannya mie rebus.
Tapi tentu saja Xena tidak mau. Film yang di tonton sedang asyik-asyiknya. Enak saja Bisma mengacaukan kesenangannya.
“Bikin sendiri.”
“Mager, Xen.”
“Kalau gitu gak usah makan mie,” balas Xena acuh lalu memilih kembali fokus pada tontonannya.
“Tapi gue lapar,” rengeknya seperti anak kecil.
“Terus gue harus peduli?"Berdecak kesal, Bisma lalu bangun dari posisi tidurnya dan menatap kekasihnya itu dengan sebal. “Resek emang lo jadi pacar!”
“Lo bisa putusin gue kalau gitu,” santai, namun percayalah Xena tidak serius mengatakannya. Meskipun ia tidak akan merengek jika Bisma benar-benar melakukannya. Ia memiliki harga diri, memohon tidak di tinggalkan tidak akan pernah Xena lakukan, karena ibunya pernah bilang, ‘jangan pernah menahan seseorang yang tidak ingin bertahan, sebab itu hanya akan membuat luka di hati.’ Kalimat itu akan Xena pegang hingga kapan pun.
“Gak usah ngaco!” delik Bisma, tak suka dengan kalimat Xena. “Gue mau go-food. Lo mau gak?” putus Bisma pada akhirnya sekaligus berniat untuk mengalihkan. Karena jujur saja, Bisma sedang tidak ingin membahas soal hubungan. Apalagi menuruti apa yang Xena katakan.
Putus?
Tidak.
Bisma tidak mengharapkan itu, sekali pun setiap kali melihat kedua orang tuanya, Bisma merasa sedikit bersalah.
Merasa tertarik dengan tawaran Bisma, Xena langsung menolehkan kepalanya. “Lo mau pesan apa emang?”
“Mie rebus,” jawab Bisma ringkas.
Plak!
“Mie rebus doang sampe go-food segala lo, lebay!” ujarnya setelah memberikan geplakan di paha Bisma, yang sontak mengaduh seraya mengusap-usap bagian yang terasa panas akibat tangan Xena yang melayang sadis.
“Salah lo gak mau bikinin,”
“Ya lo bikin sendiri lah,”
“Males,” sahut Bisma cepat. “Udah lah. Buruan lo mau apa, biar sekalian,” ucapnya tak sabar sembari mengotak atik ponsel ditangannya.
“Pizza,”
“Lo gak tahu diri banget, ya, Xen? Gue aja pesan mie rebus, lo malah mau pizza. Perbandingannya aja bagai langit dan bumi, Xen,” protes Bisma benar-benar tak habis pikir.
“Kan lo sendiri yang tanya gue mau apa. Ya, gue pengennya pizza. Salahnya di mana?” alis Xena naik sebelah, menatap Bisma dengan sorot tak mengerti.
“Salah kenapa gue nawarin lo,” jawabnya diiringi dengusan sebal.
Terkekeh kecil melihat kekesalan kekasihnya itu, Xena dengan berani menjatuhkan satu kecupan di pipi Bisma yang sedikit mengembung karena cemberut. Membuat laki-laki itu sontak mengangkat kepalanya, menatap Xena dengan raut wajah syok, namun kemudian menarik kedua sudut bibirnya ke atas. Melempar ponselnya begitu saja, Bisma mendorong Xena hingga terbaring di sofa, menindih tubuh kecil itu lalu melumat rakus bibirnya yang telah menjadi candu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother
Teen FictionSebelum menjadi saudara, mereka adalah sepasang kekasih yang kemudian berpisah karena alasan bosan. Namun seiringnya waktu berjalan, Bisma malah justru menyadari bahwa perasaannya terhadap Xena kembali tumbuh. Bukan lagi sekadar suka, melainkan tela...