Bab 10
Happy Reading!!!
***
“Jadi ini murid baru yang katanya mantan Bisma?”
Langkah Xena di hadang oleh empat orang perempuan yang tidak sama sekali dikenalnya. Tapi karena berada di lingkungan sekolah dan mereka mengenakan seragam yang sama, Xena tahu bahwa mereka pun murid di sekolahnya. Hanya saja Xena baru tahu bahwa ada murid seperti empat orang di depannya. Yang penampilannya … ya, gak berlebihan sih, tapi terlalu menonjol dengan pakaian ketak dan riasannya yang seperti akan kondangan dibandingkan sekolah. Tapi harus Xena aku bahwa mereka cantik.
“Nama lo siapa?” tanya perempuan paling cantik di sana. Yang sebelumnya pun melayangkan kalimatnya. “Xena Cordelia,” ucapnya setelah membaca bet nama di seragam Xena. Kepalanya kemudian mengangguk-angguk, seakan telah berhasil mengingatnya. “Kenapa pindah sekolah ke sini? Mau ngejar Bisma lagi?” tebaknya. “Jangan mimpi!” katanya seraya melirik Xena dengan tatapan remeh. “Cewek kayak lo gak akan mampu bersaing sama gue,” lanjutnya seraya mengibaskan rambut panjangnya yang terawat.
Xena hanya memutar bola mata, lalu mentap sosok di depannya dengan malas. “Udah?”
“Hah?” ucapnya dengan tampang bodoh.
“Gue mau ke toilet. Kebelet,” tanpa menunggu tanggapan, Xena mendorong mereka yang menghalangi jalannya, lalu berlari menuju toilet. Tidak sama sekali Xena peduli dengan teriakan dan umpatan orang-orang itu. Lagi pula salah siapa coba, orang mau ke toilet, main hadang aja. Gak bisa gitu tunggu sampai Xena menuntaskan urusannya?
“Ck, dasar gak ada kerjaan,” cibir Xena sembari menutup pintu toilet. Bertepatan dengan itu ponsel di saku seragamnya bergetar pendek, menandakan datangnya sebuah pesan. Dan Xena mendengus pelan kala melihat siapa pengirimnya.
Bisma
Lo bolos? Kok gak balik-balik?
“Ck, emangnya berapa lama sih gue pergi? Perasaan belum ada setengah jam."
Namun Xena tidak berniat membalas. Ia memilih kembali memasukan ponselnya ke dalam saku dan menghela lega kala apa yang menyiksanya beberapa menit lalu berhasil di tuntaskan. Sayangnya Xena tidak dapat keluar dari sana, karena ternyata sudah ada seseorang yang menguncinya dari luar.
Ketika masuk tadi Xena memang mendapati dua orang di depan wastafel tengah mencuci tangan, tapi Xena tidak berpikir mereka akan melakukan hal seperti ini. Membuatnya mendengus, lalu mendudukan diri di closet yang telah di tutup sebelumnya. Ponsel yang semula di masukan ke dalam saku kembali diambilnya dan langsung menghubungi Bisma. Beruntung saja Xena tidak pernah lupa pada benda pintar itu, jadi ia tidak perlu lama-lama terjebak seperti ini. Dan bodohnya si pelaku melupakan satu hal itu. Padahal 'kan seharusnya sebelum mengurung Xena di toilet seperti ini pastikan dulu ia tidak memegang ponsel agar tidak bisa menghubungi siapa pun.
“Ck, dasar bego!” ujarnya seraya menendang pintu dengan cukup keras, melampiaskan kekesalannya pada siapa pun yang membuatnya terjebak di tempat sempit ini. Untung saja toiletnya bersih dan wangi, jika tidak, Xena tidak akan segan mendobrak pintu untuk segera meloloskan diri.
“Xena?”
Mendengarnya Xena langsung bangkit dari duduk, menghampiri pintu dan kembali coba membukanya. Masih terkunci. “Bu Anna?” Xena memastikan bahwa itu benar-benar guru ekonomi yang sedang mengajar di kelasnya. “Paling pojok Bu,” beri tahu Xena seraya menggedor pintu tersebut sebanyak tiga kali untuk memudahkan guru ekonominya itu mengetahui keberadaannya. Dan Xena langsung bisa menghela napas lega kala pintu terbuka dan menampakan sosok Bu Anna juga Bisma.

KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother
Genç KurguSebelum menjadi saudara, mereka adalah sepasang kekasih yang kemudian berpisah karena alasan bosan. Namun seiringnya waktu berjalan, Bisma malah justru menyadari bahwa perasaannya terhadap Xena kembali tumbuh. Bukan lagi sekadar suka, melainkan tela...