Bab 37
Happy Reading!!!
***
“Bisma nakal ih, mainnya udah sampai ajak-ajak ke apartemen gini.” Xena menusuk-nusuk pinggang Bisma dengan ekspresi malu-malu yang dibuat-buat.
Terlihat menjijikan di mata Bisma. Namun yang dilakukannya hanya mendengus, lalu masuk ke dalam apartemennya yang belakangan jarang dirinya kunjungi. Dibelakangnya Xena mengekori sambil melirik sekeliling, menilai hunian Bisma yang baru pertama dirinya singgahi.
Xena sendiri tidak tahu apa alasan Bisma membawanya ke sini. Mereka baru pulang sekolah. Xena kira Bisma akan langsung membawanya pulang seperti biasa, tapi ternyata malah di culik ke sini. Mana cuma berdua lagi. Xena ‘kan jadi berpikir yang iya-iya.
“Kita sebenarnya mau ngapain sih ke sini, Bis?” akhirnya Xena bertanya setelah puas melihat-lihat tanpa menemukan apa pun yang menarik. Apartemen Bisma terlihat biasa saja selayaknya apartemen pada umumnya. Sofa lengkap dengan mejanya, televisi, lemari, dapur yang tidak seberapa lengkap, dan satu pintu yang Xena tebak sebagai kamar tidur. Namun meskipun begitu, tempat ini cukup nyaman. Apalagi untuk ditinggali seorang diri.
“Bantuin gue bersih-bersih. Apart gue udah banyak debunya.”
“Anjing! Lo ngajak gue ke sini cuma buat lo jadiin babu?” Xena tampak syok. Dan dengan santainya Bisma mengangguk.
“Hampir satu bulan nih apart gak gue bersihin. Gue terlalu sibuk sama lo.” Iya, sampai ia tidak ada waktu untuk mampir ke sini.
“Gue gak minta!” bantah Xena enggan dijadikan alasan.
“Gue sendiri yang mau,” jawabnya melirik sekilas. “Abisnya gimana dong, lo terlalu sayang untuk gue abaikan,” tambahnya seraya mengerling genit layaknya om-om mesum di kelab malam.
“Najis, Bisma!”
Namun Bisma malah justru terkekeh dan memberikan alat penyedot debu pada kekasihnya itu. “Ganti seragam lo. Pake baju gue aja. Cari di lemari.” Sementara Bisma melangkah menuju dapur. Laki-laki itu sudah melepas baju seragamnya sejak tadi, menyisakan kaos hitam yang menjadi lapisan seragam putihnya“Ini serius kita langsung bersih-bersih, Bis? Gak bisa makan dulu gitu? Gue lapar?” lanjut Xena sebelum Bisma berhasil membuka suaranya.
“Gak usah banyak alasan, Xen. Lo di kelas tadi ngunyah mulu sama Bara. Lo gak usah ketularan dia yang dikit-dikit lapar, dikit-dikit lapar deh. Kerja dulu. Nanti gue beliin KFC.”
“Sialan! Gak cukup jadi sodara sama pacar, sekarang lo juga jadiin gue babu. Monyet emang lo, Bis!” menggerutu kesal, Xena kemudian mengentakkan kaki, melangkah menuju pintu yang di tebaknya sebagai kamar tidur untuk mengganti baju seperti yang di sarankan Bisma tadi. Dan meskipun dengan perasaan jengkel juga tak ikhlas, Xena tetap membersihkan apartemen Bisma hingga debu-debu yang semula menempel tidak lagi ada.Untung saja Xena terbiasa melakukan ini sejak dulu. Jika tidak, sungguh Xena akan memilih menerjukan Bisma dari lantai sepuluh ini. Mati-mati lah setibanya di lantai bawah sana. Tapi nyatanya seterbiasa apa pun dirinya dengan pekerjaan rumah, tetap saja rasanya melelahkan.
“Lo kenapa gak pakai jasa kebersihan aja sih, Bis, buat bersihin nih apartemen?” ucap Xena seraya menghempaskan tubuhnya di sofa ruang TV, di susul Bisma yang mengambil duduk di karpet tebal yang tergelar di bawah kursi.
“Biasanya sih pake,”
“Terus kenapa sekarang enggak?”
“Karena ‘kan ada lo,” jawabnya tanpa sama sekali merasa berdosa. Membuat Xena lantas melayangkan tangan, memukul kepala Bisma yang berada tepat di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother
Teen FictionSebelum menjadi saudara, mereka adalah sepasang kekasih yang kemudian berpisah karena alasan bosan. Namun seiringnya waktu berjalan, Bisma malah justru menyadari bahwa perasaannya terhadap Xena kembali tumbuh. Bukan lagi sekadar suka, melainkan tela...