Step Brother - 27

1K 25 8
                                    

Bab 27

Happy Reading!!!

***

Hmppt, Bis!” erang Xena terkejut ketika tiba-tiba saja Bisma menariknya dan langsung menciumnya dengan tergesa-gesa. Tangannya yang di genggam Bisma, meremas erat kaos yang dikenakan cowok itu.

Xena benar-benar syok, sekaligus juga bergairah dengan apa yang dilakukan Bisma. Apalagi tubuhnya masih di balut pakaian basah yang melekat mengikuti bentuk tubuhnya, membuat keintiman ini semakin terasa. Desahan bahkan berhasil Xena loloskan ketika satu tangan Bisma yang berada di punggungnya bergerak naik seakan tengah menggodanya, sebelum kemudian berhenti dan menahan tengkuknya.

“Lo bikin gue gila, karena nunggu lo cukup lama, Xen” bisik Bisma seraya menurunkan ciumannya ke leher jenjang Xena yang basah oleh air yang mengucur dari rambutnya. Perempuan itu baru selesai berenang dan hendak membersihkan diri di kamar mandi yang ada di dekat dapur. Dan kebetulan Bisma sedang ingin membawa peralatan barbeque, agar ketika Tama dan Renata kembali mereka bisa langsung mulai memanggang.

Ini tidak di rencanakan, tapi kebetulan ini membuat Bisma senang. Sudah sejak tadi Bisma ingin mencium Xena dengan brutal. Dan akhirnya yang di tunggu-tunggu datang. Tidak peduli tindakannya ini akan di pergoki teman-temannya. Ia sudah sangat merindukan kekasihnya. Bisma bersyukur Xena tidak menolak.

Meskipun awalnya Xena sempat syok dan berontak, lambat laut gadis itu mulai menikmatinya. Bahkan kepalanya mendongak, memberi akses untuk Bisma menjelajahi lehernya dengan leluasa. Dan ketika Bisma kembali mencium bibirnya, Xena membalas setiap lumatan dan hisapan Bisma dengan suka cita. Pun ketika tangan Bisma mulai menyentuh dadanya yang masih terbalut bra juga pakaian basahnya.

Desahan-desahan pelan mengalun tidak sengaja, dan itu bikin Bisma semakin terbakar gairahnya. Dengan tak sabar Bisma melepaskan cengkeramannya di tangan Xena, lalu membawa kedua tangannya ke ujung kaos Xena, niatnya ingin menarik lepas kain itu agar ia bisa segera menikmati dada kembar Xena, tapi suara di belakangnya lebih dulu menginterupsi.

“Masuk kamar sana lo berdua kalau mau mesum. Jangan di dapur. Mata para jomlo di sini ternodai nanti.” Tian mendengus, lalu melenggang masuk ke dalam kamar mandi yang tidak jadi Xena masuki.

“Anjing lo, Yan. Lo ganggu, bangsat!” kesal Bisma, kemudian menarik Xena naik ke lantai dua. Lebih tepatnya ke kamarnya karena Bisma tidak ingin ada gangguan yang kedua. Tidak lupa Bisma juga mengunci pintu. Setelah itu mendorong Xena ke tembok dan kembali mencium perempuan itu dengan sama memburunya. Nafsunya belum surut, justru bertambah saat melihat wajah Xena memerah, bibirnya yang membengkak juga dada yang turun naik akibat nafasnya yang tidak teratur.
Xena terlihat benar-benar menggairahkan, dan Bisma tidak bisa mengabaikannya terlalu lama.

“Bisma,”panggil Xena dengan suara lirih dan tatapan sayunya. Membuat Bisma tersenyum dan menatap dalam netra kekasihnya.

“Semalam gue minta nyusu, lo gak kasih izin. Sekarang jangan tolak gue lagi,” katanya sambil menarik lepas kaos basah Xena melewati kepalanya, lalu melemparnya ke sembarang arah dan tatapannya kini tertuju pada gumpalan daging di depannya yang terlihat begitu menggiurkan. Bra yang Xena kenakan tidak bisa menutup seluruh dadanya, bikin daging kenyal itu menyembul, terlihat begitu indah. Bisma benar-benar tak sabar untuk segera melahapnya.

“Tapi di bawah masih ada teman-teman kita, Bis,” Xena mengingatkan, tapi tangan Bisma yang sudah menangkup dadanya tidak berusaha Xena singkirkan. Entahlah, otak dan tubuhnya bekerja tidak sinkron, membuatnya mengerang dan merutuki diri dalam hati. Terlebih ketika Bisma perlahan memberi remasan di bukit kembarnya, Xena benar-benar mengutuk tubuhnya yang malah kesenengan. Xena sampai menggigit bibir bawahnya demi menahan desahan.

Step BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang