Bab 9
Happy Reading!!
***
Senin adalah hari yang paling tidak Xena sukai. Karena selain harus kembali bangun pagi setelah dua hari bangun sesuka hati, senin juga mengharuskannya sebagai siswa untuk mengikuti kegiatan upacara. Xena tidak suka. Membosankan dan pegal. Terlebih ketika pembina upacara memulai pidatonya. Bukannya mengerti, Xena malah justru mengantuk dan ingin sekali merebahkan diri.
Dan di tengah kebosanannya, Xena melarikan mata mencari sosok Bisma. Laki-laki itu tidak ikut barisan kelasnya, terpisah karena tidak memakai atribut lengkap. Di temani oleh Tian dan Tama. Sementara Bara dan Ethan berada di barisan depan. Membuat Xena semakin bosan saja rasanya. Apalagi ia tidak dekat dengan teman-teman perempuan sekelasnya. Mereka semua seakan sepakat untuk memusuhi Xena. Tak hanya karena kedekatannya dengan Bisma dan teman-teman laki-laki itu, tapi juga fakta bahwa dirinya mantan Bisma, yang kemudian terang-terangan di ajak balikan.
Tapi seperti yang pernah dirinya bilang, Xena tidak peduli akan itu. Ia hanya merasa bosan saja selama upacara karena tidak bisa jahil sebagaimana disekolahnya yang lama. Di sini orang-orangnya tidak menyenangkan, membuat Xena berasa menjadi sosok pendiam. Padahal tangan dan mulutnya gatal ingin sekali membuat keributan.
“Ck, sialan emang si Bisma!” gerutu Xena dengan suara amat pelan sambil melirik barisan para pelanggar aturan yang rasa-rasanya terlihat menyenangkan dari pada barisan kelasnya. Yang meskipun tidak tenang, tapi tetap saja tidak menyenangkan untuk Xena.
“Lapor, upacara hari ini telah selesai di laksanakan,”
“Bubarkan!”
Mendengar itu sontak saja Xena mengulas senyum lebar. Helaan leganya pun terdengar sebelum kemudian mundur ke belakang agar terhindar dari desakan murid-murid lain yang ingin segera meninggalkan lapangan, sekaligus menunggu Bisma dan teman-temannya sebenarnya. Siapa tahu ‘kan mereka akan ke kantin. Karena biasanya, di sekolahnya yang lama begitu. Xena akan mampir ke kantin sebelum masuk kelas.
“Anak baru ya?”
Xena refleks menoleh kala mendapati tanya tersebut dari seseorang yang entah sejak kapan berada di sampingnya. Kening Xena mengerut, tapi setelahnya memilih menjawab lewat deheman singkatnya lalu kembali meluruskan pandangan. Menunggu kerumunan lenggang sedikit, sambil dalam hati merutuki Bisma yang tak kunjung terlihat, apalagi menghampirinya.
“Boleh kenalan? Nama lo siapa?”
Suara itu kembali terdengar, membuat Xena kembali menoleh. “Xena.” Hanya itu jawabannya. Lalu membawa langkahnya pergi dari sana ketika netranya menemukan teman-teman Bisma. Tidak Xena hiraukan laki-laki yang barusan bertanya namanya. Lagi pula Xena tidak tertarik, sekalipun laki-laki tadi cukup ganteng.
Xena tak lupa, ada hati yang harus dirinya jaga. Ah, perlu kalian tahu bahwa Xena itu sosok yang setia. Ia tidak akan melirik laki-laki lain ketika dirinya memiliki kekasih. Jadi Bisma bisa tenang sekalipun Xena dekat dengan laki-laki tampan melebihi kekasihnya itu.
Plak.
Sebuah geplakan Xena layangkan pada punggung Ethan. Mengejutkan si empunya yang sontak berbalik badan dengan raut wajah mengeras hendak melayangkan balasan. Tapi urung ketika menemukan siapa pelakunya. “Kalem dong, Xen!” protes Ethan dengan delikan kesalnya, tapi seperti biasa Xena tidak menghiraukan, tetap menampilkan wajah bosan dengan langkah malas-malasan keluar dari lapangan.
“Kenapa lo, Xen?” Bara yang menyadari itu bertanya.
“Pengan balik ke sekolah yang lama,” jawab Xena terus terang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother
Teen FictionSebelum menjadi saudara, mereka adalah sepasang kekasih yang kemudian berpisah karena alasan bosan. Namun seiringnya waktu berjalan, Bisma malah justru menyadari bahwa perasaannya terhadap Xena kembali tumbuh. Bukan lagi sekadar suka, melainkan tela...