16. Paparazi

412 30 12
                                    

Krisan

Aku terlalu menyukaimu hingga ingin tau segala hal tentangmu



Setelah dirinya diantar sampai rumah oleh Darel, ia bergegas membersihkan diri. Dan ujung aktivitas hari ini adalah rebahan di sofa kamar pribadinya dengan banyak jajanan yang dibelikan oleh Darel sebelum pulang tadi. Ia akan menamatkan drama chinanya dengan makan camilan.

"Andai gue dapet cowo kayak gitu. Yang semua love languagenya diborong," gumamnya di sela-sela matanya yang masih terfokuskan pada layar pipih itu.

Sebenarnya, semesta telah mengirimkan cowo spek drama china di kehidupan Vania, berupa Darel.

"Kenapa ya hati gue gak bisa terbuka sedikit aja untuk Darel? Apa mungkin sejak awal gue udah anggap dia sebagai teman? Gue merasa jadi manusia paling jahat. Darel selalu ada, baik, membantu gue di segala hal tapi malahan gue ngeharapin cowo lain yang belum tentu mau sama gue."

Yang tadinya Vania fokus melihat drama china kini pikirannya menerobos ke beberapa waktu yang lalu. Mengingat betapa besar usaha Darel untuk mendapatkan hatinya.

Di sela-sela pikirannya tentang Darel menghampirinya, sebuah notifikasi muncul dan tertera nama Raksayang. Vania langsung tersenyum dan membuka pesan itu.

Raksayang
Online

Tes
Minta tolong saya bisa dishare yang program kerjanya

Perbidang?

Ya

📁REKAPAN PROKER

Terima kasih

Hatinya berbunga-bunga meski hanya mendapat pesan seputar organisasi. Setidaknya malam ini ia bisa berkomunikasi dengan Raksa meski sedikit. "Gue bakalan tidur nyenyak malam ini."

"Gue akan berjuang untuk mendapatkan hatinya. Setidaknya, gue tau susahnya perjuangan. Kalo gak dapet orangnya, ya dapet hikmahnya."

***

"Siapa yang bawa kue?!" Ara berseru di dalam kelas. Yang semula kelas hening tiba-tiba suara Ara memecah keheningan itu.

Bulan yang awalnya fokus dengan buku kimia pun melihat Ara yang seperti kucing mencari aroma kue itu.

"Lan, lo bikin kue rasa baru ya? Aromanya beda gak kayak biasanya." Ara bertanya pada Bulan karena di kelasnya hanya Bulan yang sering membawa kue, mengingat Bulan hobi bikin kue.

Bulan menggalang. "Gue hari ini gak bawa kue."

"Kue siapa ya? Enak banget aromanya."

Bulan menyadari sikap Vania yang kini senyum-senyum sendiri. Vania hanya diam tak berbicara apa-apa.

"Van? Lo gak papa?" Bulan khawatir dengan kondisi Vania. Takut jika temannya terlampau gila karena sebuah cinta.

Vania mengeluarkan botol yang sangat kecil dari saku seragamnya. "Ra, aroma itu dari parfume gue," ucapnya.

Ara langsung menoleh dan berkata, "gue dari tadi bingung cari sumber aroma ini dari mana kenapa lo diem aja!"

Bulan hanya diam, melihat kejadian apa yang terjadi diantara Vania dan Ara pagi hari ini.

"Lo gak tanya gue!" Vania mengelak.

"Kenapa lo tiba-tiba ganti parfume?" tanya Ara sedikit curiga dengan Vania.

KRISANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang