32. Perjalanan malam

103 9 0
                                    

KRISAN

perjalanan yang panjang tidak akan terasa membosankan jika dijalani bersama.

Happy Reading


Selama kurang lebih dua bulan anggota paskibra cakrawala berlatih untuk mengikuti lomba baris-berbaris. Besok lomba tersebut akan dilaksanakan. Malam sabtu mereka semua telah berkumpul dengan membawa ransel masing-masing. Ransel tersebut mereka letakkan sementara di ruangan lalu mereka pun bergegas untuk berbaris.

"Selamat malam semuanya," sapa Bang Kevin.

"Siap sore," jawab mereka secara serempak.

"Saya ucapkan terima kasih untuk hari-hari sebelumnya. Kalian telah berlatih dengan baik tapi puncak dan hasilnya yaitu hari besok. Tetap berdoa dan optimis, lakukan yang terbaik."

Bang Kevin berkata sangat tegas penuh penekanan. Ingin muridnya dengan seksama memahaminya.

"Setelah ini, persiapkan segala atribut termasuk barang pribadi kalian untuk dimasukkan ke dalam mobil. Sebagian orang bisa berangkat naik mobil, sisanya bisa mengendarai motor tapi tetap hati-hati. Patuhi rambu-rambu lalu lintas. Paham?"

"Siap paham."

Barusan pun dibubarkan kemudian mereka dengan cepat saling membantu mengangkat beberapa box berisi atribut ke dalam mobil. Gantungan seragam lomba juga telah rapi menjadi satu dengan label nama agar tidak tertukar.

Sekitar satu jam aktivitas mereka telah selesai. Barang-barang sudah tertata rapi di dalam mobil. Kini mereka berkumpul membentuk lingkaran dengan Raksa menjadi titik pusatnya.

"Ada waktu 30 menit untuk kalian sholat isya serta mempersiapkan diri untuk berangkat. Yang ikut ke dalam mobil harus cewe semua demi menjaga keselamatan," ucap Raksa dengan tatapan mata yang secara bergantian melihat lawan bicaranya.

"Kalian boleh bubar," lanjutnya.

Mereka semua bubar kecuali Vania. Vania mendekati Raksa ingin berkata sesuatu namun takut.

"Ada apa, Van?" tanya Raksa berusaha memahami mimik wajah Vania.

Pertanyaan Raksa tak kunjung mendapat jawaban dari Vania. Vania tetap menundukkan kepalanya seakan takut melihat wajah Raksa.

Raksa menaikkan tangan kanannya dan memegang dagu Vania dan mengangkatnya agar cewe itu melihatnya. "Kenapa?"

"Aku gak mau naik mobil," ucap Vania dengan wajahnya yang terlihat lesu.

Raksa memiringkan kepalanya ke arah kanan dengan alisnya berkerut. "Kenapa? Kan, enak bisa tidur di perjalanan agar kamu gak capek." Raksa berusaha membujuk Vania agar mau berangkat naik mobil.

"Gak mau, aku pusing. Nanti malah bikin badanku gak fit," ujar Vania.

Raksa hanya terdiam. Bingung harus apa karena jika di iyakan akan menjadi kecemburuan untuk anggota lain.

"Plisss Raksa." Vania memohon sekali bahkan Raksa tak tega untuk menolaknya apalagi melihat wajah Vania yang sangat berharap diizinkan.

"Aku gak berani mengiyakan takut anggota lain akan cemburu."

Vania memahami posisi Raksa. Ia juga tak ingin menjadi pusat perhatian teman-temannya. Tapi ia beneran tidak bisa naik mobil. Bahkan dalam lima menit saja ia bisa muntah-muntah.

KRISANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang