26. Raksa

91 14 2
                                    

KRISAN

Gapapa hanya sebuah kata penenang sebagai penutup rasa lelah

☀ Happy Reading ☀

Tubuhnya terbaring lemas diatas kasur yang cukup nyaman untuk dirinya. Badannya terasa sangat lelah menjalani hari-hari. Setiap hari tenaganya dihabiskan dengan latihan berjam-jam. Belum lagi ketika pulang dari latihan harus mengerjakan tugas sekolah yang tertinggal. Bahkan Vania sering lupa dengan perutnya yang terus berbunyi karena kelaparan.

Sekitar jam sembilan malam kelopak matanya tak kunjung terpejam. Hanya menatap kosong langit-langit kamarnya. Tak ada yang dipikirkan. Rasanya hanya kosong.

Tiba-tiba ia ingin makan mie ayam. Rasanya sangat pas jika dinikmati saat malam dingin seperti sekarang.

Ia mulai menekan huruf demi huruf untuk ia kirimkan ke sang pacar.

Raksayang
Online

Raksa...

iya, Van ada apa?

Aku lapar

ya makan kenapa malah ngechat aku?

ihhh ga peka

kenapa?

Aku pengen makan mie ayam tapi udah malem ga berani keluar sendiri

Makan aja yang ada, Van

ihhh

hehe

Kalo aku sekarang minta anterin kamu beli mie ayam, mau?

mau mau aja sih

Horee

tapi maaf

Yah kenapa? Gabisa ya?

aku nemenin Moza. Moza dari tadi badannya demam. Dia sendirian di rumah takut ada apa-apa sama dia kalo aku tinggal sendirian

yaudah gapapa deh

Gimana kalo aku go food in aja?

beda rasanya

Yaudah besok aja ya?

iya gapapa raksa.

Maaf ya?

Iya gapapa kok


Vania makin lemas. Kirain Raksa udah jadi pacarnya bakalan jadi orang yang siap menemani Vania meski hanya sekedar beli mie ayam di tengah malam. Bukankah hal sesederhana itu bisa membangkitkan diri Vania yang sedang lemah itu?

Tapi Vania ga boleh egois, kan?

Moza lebih butuh Raksa malam ini. Kasian Moza.

"hmm ajak siapa ya?"

Vania terdiam sejenak menatap ponselnya sembari memikirkan siapa yang bisa ia ajak malam ini.

Ulasan senyum tiba-tiba terlihat di wajahnya. Ia mulai menelpon seseorang.

"Woi anterin gue beli makan dong. Gue laper," ujarnya dengan orang di seberang sana.

***

Vania kini sudah berdiri di depan pagar rumahnya. Ia menunggu seseorang yang akan menjemputnya. Seseorang yang selalu siap sedia ia repotkan malam-malam.

KRISANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang