13. Jus Strawberry

388 31 3
                                    

Krisan

Sesakit itu yang jika perhatian dan usaha kita gak dihargai sedikit pun
Niat baik sering kali dipandang sebelah mata

Happy Reading❤





Ketika Vania tahu bahwa Raksa tak memakan bekal darinya, ia tak menyerah begitu saja. Ada usaha selanjutnya. Ia mengikuti saran dari Bulan bahwa harus lebih maksimal lagi dalam usaha mengejar Raksa.

Di hari Sabtu sekolah normal sudah libur dan wilayah sekolah digunakan untuk ektrakurikuler sepenuhnya. Vania dengan semangat berlari kecil menghampiri temannya, Aurin. Mereka akan latihan rutin.

"Halo!" sapa Vania.

"Tumben dateng lambat? Biasanya paling awal," ujar Aurin. Bestienya di dunia paskibra. Dulu Vania dan Aurin tak begitu dekat namun, sejak satu organisasi mereka menjadi sangat dekat.

"Iya gue bikin ini," jawab Vania sembari menunjukkan botol transparan yang terbuat dari kaca. Di dalamnya terisi minuman berwarna merah.

"Apaan itu?"

"Ini tuh jus strawberry. Gue udah campurin susu kental manis pasti rasanya mantap!" seru Vania.

"Mantap doang kalo gue gak dikasih." Aurin memberi kode seakan dirinya ingin merasakan jus tersebut.

"Gue bikin dikir, Rin, karena stok strawberry abis," ucap Vania lesu. Ia seakan merasa bersalah karena tak memberi Aurin jus itu.

"Emang itu buat siapa?" tanya Aurin  ingin tahu. Jika jus itu untuk Vania pasti dirinya akan diberi meski sedikit.

"Hmm... untuk Raksa."

Aurin mendorong bahu Vania. "Suka juga kan, lo sama temen se-organisasi."

"Siapa sih yang ga suka sama modelan cowo seperti Raksa?" Vania berbalik tanya.

"Gue engga."

"Ya jangan sampe lo suka juga. Nanti kita bisa saingan."

"Gak minat saingan sama lo."

"Yaudah syukur deh."

"Ini beneran gue gak dikasih itu," ucap Aurin dengan mata yang melirik ke bawah tepat pada botol jus strawberry.

"Kapan-kapan ya gue bikinin. Janji deh."

"Yaudah ayo pemanasan. Bahas jus dan Raksa gak ada abisnya."

***

Anggota Pascala berbaris di tepi lapangan untuk mengantre ambil minuman. Letak kedisiplinan sangat dijunjung tinggi. Meski hanya sekadar mengambil minuman harus berbaris tidak boleh berebut.

Vania tidak ikut berbaris sebab dirinya sudah membawa minum sendiri. Lebih tepatnya minuman untuk Raksa juga. Vania mengambil botol kacanya dari dalam ransel kemudian ia menghampiri Raksa. Vania menyadari bahwa kehadiran Raksa di tim nya membuat dirinya jauh lebih semangat berlatih bahkan rasa lelahnya tak begitu terasa. Memang benar penyemangat sangatlah penting.

KRISANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang