11. Tutup mata

675 42 4
                                    

KRISAN

Jangan memberi tatapan mata yang membuat orang salah mengartikan. Tatapan mata itu seolah memberi harapan

Happy Reading ☀

Vania tak lagi memikirkan kejadian di kantin waktu itu. Memang beberapa hari setelah kejadian itu ia merasa tak enak hati. Namun, ia harus kembali fokus latihan.

Latihan sudah mulai memanas dan serius. Bahkan menyita waktu pembelajaran dikarenakan lomba semakin dekat.

Bang Kevin sudah membawa beberapa kain penutup mata berwarna gelap. Mungkin mereka bertanya untuk apa kain tersebut. Bang Kevin sudah menyiapkan cara ini untuk menguji tingkat hafalan gerakan variasi mereka.

Bang Kevin membagikan kain tersebut.

"Untuk banjar ganjil silahkan berdiri dan baris."

Raksa dan Vania beserta yang lain langsung mematuhi perintah Bang Kevin.

"Kalian boleh tutup mata kalian masing-masing dengan kain yang sudah saya beri."

Vania mulai mengarahkan tangannya sendiri ke depan matanya dengan kain berwarna hitam digenggamannya. Namun, saat ia ingin mengikatnya ke arah belakang kenapa tiba-tiba sangat susah.

Tanpa Vania duga dan Vania liat ada tangan orang lain yang membantunya mengikat tali tersebut. Vania hanya diam saja tak ingin tau juga siapa orang tersebut. Ia pikir pasti teman yang berada dibelakangnya.

"Apa terlalu kencang ikatannya?" tanya orang tersebut.

Jantung Vania seakan berhenti berdetak ketika mendengar suara itu memasuki gendang telinganya. Suara itu terdengar sangat dekat. Vania tau siapa pemilik suara itu.

"Cukup. Makasih Raksa."

Raksa kembali ke barisannya seusai membantu Vania. Ntah apa yang membuat Raksa tiba-tiba membantu Vania. Ia tadi memperhatikan Vania dan reflek membantunya. Raksa pun ikut menutup matanya.

Kenapa sih yang ditutup mata. Kenapa ga mulut aja. Kalo gini gue harus nahan senyum, kan susah. Batin Vania.

"Saya akan memutar irama variasi. Dan kalian harus mempraktikkan gerakan variasi tersebut. Saya ingin menguji tingkat hafalan kalian dengan menutup mata kalian agar saya tau siapa yang belum hafal."

Lantunan irama mulai terdengar. Gerakan demi gerakan sudah mereka lakukan. Beberapa dari mereka terlihat yang belum hapal. Sedangkan barisan genap yang sedang duduk mengamati gerakan teman barisan ganjil menahan tawa karna melihat gerakan yang sedikit acak-acakan.

Bang Kevin mulai mencoret-coret nama diatas selembar kertas putih. Telah tertulis nama mereka yang belum hapal. Langkah selanjutnya Bang Kevin akan memasangkan mereka dengan teman yang sudah hapal untuk saling membantu menghapal gerakan. Karna, Bang Kevin mengerti dan paham bahwa tingkat dan proses menghapal setiap orang itu berbeda. Mungkin dengan dibantu teman atau diberi trik menghapal cepat oleh teman itu lebih membantu.

"Kalian boleh melepas kain penutup mata kalian."

Raksa membuka kain penutup matanya dengan cepat. Ia menoleh ke sebelah kirinya yang jelas sudah ada Vania yang sedang berdiri di sampingnya. Ia turut membantu Vania lagi dalam melepas ikatan kain tersebut. Seusai kain tersebut terlepas, Vania menoleh ke belakang sedikit mendongak. "Terima kasih."

KRISANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang