Krisan
Tidak ada yang salah dalam mengungkapkan perasaan. Yang salah ketika menaruh harapan setelah mengungkapkannya
Happy Reading
☀
☀
☀
Vania tak begitu mempermasalahkan kejadian yang terjadi antara dirinya, Raksa, dan Moza. Ia tetap dengan keberaniannya untuk terus berusaha meluluhkan Raksa.
Kemarin, Vania tak sengaja membaca biodata anggota paskibra. Tak sengaja saat ia temukan biodata milik Raksa. Ternyata tepat tanggal 25 November ia ulang tahun. Vania berniat menyiapkan sesuatu.
Kini, Vania tengah sibuk dengan bahan-bahan kue. Ia akan membuat kue spesial untuk Raksa. Rencananya kue tersebut diberi seusai latihan esok hari. Selain kue, ia juga ingin mengucapkan sesuatu pada Raksa. Vania sudah menyiapkan mentalnya untuk mengatakan hal itu.
Sekitar dua jam bergelut dengan adonan kuenya, akhirnya adonan tersebut telah matang dengan bentuk love. Entah setan apa yang berbisik pada Vania hingga dirinya memilih cetakan kue berbentuk hati.
"Semoga Raksa suka sama kuenya. Misalnya kalo ga suka kuenya gapapa. Asalkan suka sama yang buat."
***
Sekotak kue dibawa dengan hati-hati oleh Vania. Tak akan ia biarkan cream yang sudah menghiasi kue tersebut terkena kotak pinggirnya. Ia juga tak akan membiarkan tangan-tangan usil untuk mengambilnya apalagi merusaknya.
Ia sengaja datang lebih pagi ke sekolah agar tak ada yang mengetahui dirinya. Ia takut bakalan bocor kepada Raksa. Bodohnya Vania, ia menulis tulisan yes or no ditepi kue tersebut. Sedangkan di bagian atas ia beri tulisan happy birthday raksayang.
Vania mengira sikap care Raksa adalah lampu hijau. Tanda baik dari Raksa untuk Vania perihal perasaannya.
"Woi Van!"
Keheningan pagi dipecahkan oleh suara Ara yang sangat cempreng.
"Apasih lo!" kesal Vania.
"Apaan tuh." Ara dengan keponya mengintip kotak yang dibawa Vania dengan penuh hati-hati itu.
"Widiwww," ujar Ara seusai tau isi dari kotak tersebut.
"Paan sih. Bisa diem ga!"
"Giliran dia ultah dikasih embel-embel kue. Giliran gue yang ultah ngucapin aja paling akhir. Temen laknat lo!"
"Bodoamat!"
"Wait wait... Maksud tulisan yes or no apaan?"
"Kepo!"
"Jangan.. Jangan.."
"Berisik!"
"Lo mau apa kasih tau dong!"
"Males. Lo kan ga pernah dukung gue."
"Janji kali ini dukung." Ara menujukkan kedua jarinya dengan cengiran di mulutnya.
Vania mengiyakannya agar cepat. Kalo tidak, Ara pasti masih kepo. Ia pun berbisik sesuatu pada Ara. Seusai mendengar ucapan dari Vania, Ara pun melotot tajam. "Gila lo ya! Yang bener aja, Van!"
"Katanya lo dukung, mana janji lo?"
"Tapi ga gini juga Van. Udah gila nih anak."
"Lo janji ngedukung gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
KRISAN
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA KARENA SEBAGIAN CERITA AKAN DI PRIVATE Vania Ayyara, perempuan dengan keberaniannya menyatakan perasaannya secara langsung pada Raksa Dirgantara. Jatuh cinta pada Raksa berawal dari tatapan mata yang dimilikinya terlihat sama...