Kebanyakan murid akan langsung pulang ketika mendengar bel pembelajaran jam terakhir berbunyi. Namun, itu tidak berlaku bagi mereka yang akan mengikuti LKBB pada Bulan Desember.
Setelah sholat Ashar, tepat pukul setengah empat, semuanya telah berbaris rapi dengan danton Hafid yang siap memimpin barisan. Kali ini, Bang Kevin selaku pelatih paskibra Cakrawala sudah siap memantau perkembangan latihan anak didiknya.
"Selamat sore, semuanya." Sapa Bang Kevin sebelum membuka waktu untuk latihan.
"Siap, sore, Bang!" jawab mereka serempak. Banyak dari mereka sudah menduga-duga sistem latihan sore ini.
"Sebelum memulai latihan, alangkah baiknya kita berdoa terlebih dahulu, berdoa dipersilahkan."
Kepala saling menunduk dengan posisi tangan masih berada di sebelah jahitan celana. Seusai berdoa, kepala kembali menatap lurus ke depan sembari mendengarkan arahan dari Bang Kevin.
"Hari ini saya ingin melatih pemanasan kalian dengan serius. Saya juga akan melatih tubuh kalian agar lebih kaku dan berpower. Langkah kaki kalian kurang seirama. Saya sudah menyiapkan beberapa elemen untuk latihan sore hari ini," ujar Bang Kevin sembari melirik tumpukan paving, tongkat sapu, dan penggaris.
"Maaf jika saya akhir-akhir ini berhalangan untuk melatih secara langsung. Setelah melihat video rekaman kalian saat latihan, banyak yang harus saya koreksi."
"Pimpinan saya ambil alih, untuk semuanya termasuk danton. Ambil posisi menjadi satu shaff ke kiri, jalan!" Bang Kevin mengambil alih barisan. Posisi Hafid yang semula berada di depan barisan kini telah berjajar bersama teman-temannya yang lain.
"Kalian pemanasan dengan lari memutari lapangan sebanyak tujuh kali. Tidak perlu buru-buru. Berlarilah dengan gerakan ayunan tangan dan kaki yang tepat dan sama. Paham?" tanya Bang Kevin.
"Siap, paham!" mereka menjawabnya dengan serempak. Memahami perintah dari sang pelatih.
"Hadap kiri, grak!"
Seluruhnya dalam hitungan pertama, posisi kaki kanan dimajukan melintang di depan kaki kiri dengan lekukan kaki kanan berada diujung kaki kiri serta jarak antar kaki yaitu satu kepalan tangan. Hitungan kedua, memutar tumit kaki kiri 90° dengan posisi badan mengikuti namun, posisi kaki kanan tetap tanpa ada geseran. Dan hitungan ketiga, kaki kanan digeser menjajari tumit kaki kiri dengan kembali ke posisi semula. Telapak kaki membentuk huruf V sebesar 45°, badan membusung ke depan, tatapan mata lurus, serta tangan mengepal dengan kondisi ibu jari nempel pada jahitan celana.
"Lari, jalan!"
Mereka semua mulai berlari dengan ayunan tangan dan kaki yang saling berlawanan arah. Bunyi tapakan kaki terdengar sama. Mereka terus berlari dengan satu barisan ke belakang.
Setelah dua puluh menit mereka berlari akhirnya kembali menjadi satu shaff barisan. Dengan jeda waktu satu menit mereka mulai mengatur napasnya agar kembali normal.
"Setelah ini, silakan ambil masing-masing dua paving. Kalian harus menahan paving tersebut dengan kedua tangan kalian. Manfaatnya untuk melatih kekuatan otot tangan serta menjaga keseimbangan supaya tidak goyang. Tujuan utamanya agar ketika melakukan langkah tegap, ayunan tangan akan lebih terlihat berpower."
***
Pembagian latihan angkat paving yaitu persesi lima orang. Agar Bang Kevin lebih teliti saat mengecek kebenaran tangan. Untuk teman lainnya duduk di pinggir lapangan sambil melihat temannya yang sedang menjalani latihan tersebut.
Untuk sesi pertama terdiri dari Hafid, Raksa, Hakim, Vania, dan Aurin. Di genggaman tangan kanan dan kiri sudah membawa sebuah paving utuh.
Berat banget seperti beban kehidupan. Batin Vania.
KAMU SEDANG MEMBACA
KRISAN
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA KARENA SEBAGIAN CERITA AKAN DI PRIVATE Vania Ayyara, perempuan dengan keberaniannya menyatakan perasaannya secara langsung pada Raksa Dirgantara. Jatuh cinta pada Raksa berawal dari tatapan mata yang dimilikinya terlihat sama...