KRISAN
mustahil bagi seorang perempuan bisa menahan air matanya ketika hatinya merasa sakit
Happy Reading
☀
☀
☀
"
Udah jangan nangis lagi."
Suara seseorang yang cukup mengejutkan Vania. Lantas Vania pun menoleh ke sumber suara. Terlihat sangat dekat wajah Darel yang sedang memandangnya dengan senyuman.
"Gue boleh duduk di sebelah lo?"
Tanpa menunggu jawaban dari Vania, ia langsung duduk saja. Bahkan meski Vania melarangnya, ia akan tetap duduk.
Vania kembali menatap langit. Ia mengacuhkan keberadaan Darel di sebelahnya.
"Van... di sebelah lo ada manusia loh. Kalo butuh sandaran, bahu gue siap kok," ujar Darel.
Darel melihat Vania dengan tatapan yang sendu. Darel kasihan pada pujaan hatinya. Darel sebenarnya tau rencana Vania dari Leony. Akhrinya Darel ikut menyaksikan kejadian tersebut. Dan akhirnya Darel kini berada di sebelah cewe yang sedang patah hati.
Semesta memang bermain dengan amat adil. Semesta bermain dengan perannya masing-masing. Semesta memberi luka yang pas sesuai porsinya untuk setiap penerimanya.
Darel menyatakan cintanya ditolak oleh Vania. Jujur saja Darel juga patah hati namun sudah biasa. Sekarang giliran Vania yang ditolak. Tapi untuk patah hati... Mungkin Vania belum terbiasa.
"Van..."
suara Darel yang terdengar sangat pelan masih mampu membuat Vania menengoknya. Kini mereka sedang bertatapan. Bendungan air mata sudah memupuk di kelopak mata yang indah milik Vania itu. Tatapan mata yang setiap hari selalu ceria. Namun, untuk hari ini tatapan mata itu sangat sendu.
Seperti biasa, Vania masih sempatnya menerbitkan senyuman di lintas bibirnya. Tapi itu percuma. Matanya tidak bisa bohong. Darel hanya diam saja menatap mata itu tanpa mengeluarkan suara apapun. Selang beberapa detik mata itu kalah. Air matanya pun luruh.
Vania sudah kalah. Ia menangis di depan seseorang yang sangat mencintainya dulu hingga sekarang.
Darel pun juga merasakan sesak di dadanya. Andai saja Vania menerima cintanya mungkin ia takkan merasakan pedih ini. Bahkan Darel juga tak akan membuat air matanya jatuh begitu saja.
Rentangan Darel terbuka lebar untuk Vania agar menangis dalam dekapannya. Vania pun langsung jatuh pada pelukan yang terasa hangat dan menenangkan itu. Air mata Vania membasahi seragamnya. Tanpa diketahui, Darel juga meneteskan air mata. Rasanya sakit ketika melihat seseorang yang kita cintai menangis di depan kita bahkan di pelukan kita sendiri.
"Gue sakit hati banget, Rel."
"Iya gue tau."
"Gue udah lama ga merasakan apa itu menyukai seseorang. Gue jatuh di tempat yang salah. Gue baru memulainya tapi udah nyerah."
"Bukannya jatuh cinta itu emang sakit?"
"Gue kira engga kalo sama orang yang tepat."
"Lo dikasih gue ga nerima malah ngejar orang yang jelas-jelas ga mau sama lo. Emang lebih baik itu dicintai duluan baru kembali mencintai. Gue udah mau berjuang buat lo tapi masih aja ga terbuka hatinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
KRISAN
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA KARENA SEBAGIAN CERITA AKAN DI PRIVATE Vania Ayyara, perempuan dengan keberaniannya menyatakan perasaannya secara langsung pada Raksa Dirgantara. Jatuh cinta pada Raksa berawal dari tatapan mata yang dimilikinya terlihat sama...