27. Es Kepal

95 10 0
                                    

KRISAN

setiap orang akan merasa senang ketika direpotin oleh orang yang dia suka

Happy Reading




Di tempat lain Raksa terdampar di pinggir jalan seperti ikan paus yang terseret ombak lautan.

"Gue harus ke mana lagi ya..."

Raksa mengotak-atik ponselnya mencari info dimana tempat penjual es kepal milo. Ia mengabaikan beberapa pesan whatsapp-nya. Ia hanya ingin fokus mencari es kepal milo untuk Vania. Ia memang sengaja membolos latihan demi es kepal milo. Ia tak mungkin memberi tau alasannya membolos pada rekannnya. Jelas ia dapat semburan tawa di tengah lapangan.

Setelah lima menit, ia dapat toko penjual es kepal milo. Ia pun menuju tempat tersebut. Dan dengan bahagianya toko tersebut masih terbuka, terlihat masih ramai pembeli di sana.

Tak usah menunggu lama, ia bergegas memesan tiga cup es kepal milo. Penjual tersebut langsung membuatkan pesanan Raksa. Sembari menunggu pesanannya jadi ia membuka room chatnya dengan Vania. Terlihat banyak spam chat dari gadisnya yang sangat bawel itu.

Raksa tersenyum, bisa-bisanya dirinya jatuh hati pada sosok Vania yang sangat bawel itu. Dan sekarang ia merasa gemas dengan gadisnya setelah mendengar rekaman suara Vania yang sedang teriak-teriak menanyakan keberadaan dirinya. Terlihat Vania sangat khawatir dengan dirinya.

Raksa pun kembali membalas dengan pesan suara. "Iya Vania, aku lagi di jalan."

Setelah membalas itu ia memasukkan ponselnya tak menunggu balasan lagi. Es kepal milo sudah siap ia bawa ke rumah gadisnya. Senyuman puas terukir di wajah Raksa, membayangkan bagaimana reaksi kesal wajah pacarnya. Setelah tau Raksa menghilang sebentar dan datang dengan membawa es yang ia inginkan sejak kemarin malam.

***

Vania merasa kesal setelah mendengar suara Raksa. Ia sudah mengirim pesan sangat banyak namun hanya di balas satu!

Setelah Vania menanyakan dirinya ada di jalan mana ternyata Raksa sudah tidak online. Centang satu!

Vania rasa Raksa ini punya hobi baru yaitu membuat dirinya khawatir.

Rengutan wajah Vania disadari oleh Bulan, Ara, Aurin.

"Lo kenapa?" tanya Aurin.

"Ini ketua lo. Dichat cuma balas satu pesan aja!" jawab Vania kesal.

Aurin pun tertawa seusai mendengarnya.

"Kok lo ketawa!"

"Lo kek ga tau Raksa aja sih. Dia kan kulkas bernyawa. Wajar aja sih dia balas pesan lo singkat. Emang lo siapanya?!" celetuk Aurin yang juga membuat Bulan dan Ara tertawa.

Tak lama kemudian, mereka mendengar suara sepeda motor yang kemungkinan berhenti di depan rumah Vania. Vania pun mengintip dari jendela kamarnya, diikuti ketiga temannya yang ikut kepo.

Tanpa aba-aba mereka saling bertatap mata. Memberi kode seakan-akan yang mereka lihat itu tidak salah. Raksa!

Vania tersenyum langsung bersemangat berlari menuju ke luar untuk membukakan pintu untuk Raksa. Sedangkan Bulan, Ara, dan Aurin hanya tercengang melihat sikap Vania.

"Raksa bolos latihan kok bisa ke sini?" tanya Aurin yang hanya mendapat gelengan kepala dari Bulan dan Ara.

"Kita ikutin aja," ujar Ara.

Mereka membuntuti kepergian Vania namun hanya sampai ruang tamu. Mereka mengintip dari balik dinding. Sambil menguping sedikit pembicaraan Raksa dan Vania.

KRISANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang