30. Second choice

102 9 0
                                    

Krisan

Nyatanya orang yang selalu ada adalah opsi kedua setelah tokoh utamanya tidak ada

Happy Reading



Dua buah tiket nonton sudah dibeli oleh Darel. Ia berikan pada Vania lalu mengambil alih tiket sebelumnya berniat membuangnya ke tempat sampah.

"Mau lo apain?" Vania bertanya sekaligus mencegahnya.

"Gue buang. Udah ga berlaku," jawabnya santai.

Vania beranjak dari kursinya menjajari posisi Darel yang kini sedang berdiri. "Enak aja, berlaku untuk gue."

"Udah gue beliin yang baru. Ini udah gak bisa dipakai." Darel berusaha menjelaskan padahal tanpa diberi tahu Vania sudah paham.

"Mau gue simpen! Ini tuh pemberian pacar gue!" ucapnya dengan tegas kemudian mengambil lagi tiket pemberian Raksa dan menyimpannya dalam tas.

"Pacar lo yang selalu mengutamakan sahabat cewenya?" Darel mulai memancing pertikaian.

"Kalo tau lo dateng cuma buat gini mending gue nonton sendiri!" Vania merasa sakit hati karena ucapan Darel itu. Sebuah fakta yang menyakitkan.

"Maaf... tapi itu sebuah kebenaran yang harus lo sadari."

"Bisa diem gak!"

"Ibaratnya lo itu second choice. Kayaknya dia nerima lo karna kasian sama lo."

"Dia gak gitu ya!"

"Tapi gue juga sadar, kalo gue juga second choice buat lo tapi gue menerima dengan senang hati," ujar Darel sambil menaikkan salah satu alisnya berusaha merayu Vania agar membenarkan ucapannya.

Seketika Vania kembali duduk dan menundukkan pandangannya. Berusaha memahami beberapa ucapan dari Darel yang terdengar menyakitkan tapi sebuah kebenaran.

Dengan rasa bersalahnya, Darel mendekati Vania. "Van... Gue minta maaf. Gue gak berniat menyinggung lo sama sekali. Cuma gue gak mau lo terus menerus disakiti padahal lo dan dia udah resmi ada hubungan."

Darel kembali mengeluarkan suaranya dengan hati-hati. Sebenarnya ia kesal ketika mengetahui bahwa Vania ditinggal oleh Raksa sendirian di mall demi menjemput sahabat cewe kesayangannya.

Vania menoleh ke arah Darel lalu menatap matanya dengan serius. "Ini pilihan gue, gue siap jatuh cinta beserta sakit hatinya."

Darel menghela napas dengan sangat panjang. Percuma ia berkata apapun takkan didengarkan oleh Vania yang terlanjur cinta pada orang yang salah.

"Terserah lo. Intinya ada gue yang selalu ada buat lo. Kalo ada apa-apa hubungi gue."

Darel memilih mengalah dan menyudahi perdebatannya. Vania tersenyum dan mengangguk patuh. "Makasih, ya. Semoga secepatnya lo menemukan seseorang yang mampu bikin lo jatuh hati lagi."

"Sayangnya gue gak mau."

"Kenapa?" Vania bingung dengan keputusan Darel.

"Kalo gue udah nemu seseorang takutnya gak bisa menjaga lo lagi. Gak bisa selalu ada buat lo lagi."

"Santai aja, gue gak papa."

Darel dengan senyumannya berkata dalam hati, "gue yang gak baik-baik aja ketika ngeliat lo gak bahagia. Gue bisa dengan orang lain asalkan lo bahagia dulu."

KRISANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang