Perjalanan malam menghabiskan waktu sekitar satu jam lebih tiga puluh menit. Perjalanan yang sangat seru dan pastinya menyenangkan. Terlebih lagi menikmati bersama orang yang disayang. Perjalanan yang tidak terasa lelah. Sebuah perjalanan yang menyenangkan dan tak terlupakan.
"Kalian semua tetap jaga ketertiban, gue sama Vania mau registrasi dulu untuk ambil tempat penginapan," ujar Raksa sekaligus memberi arahan pada anggotanya.
Vania berjalan disamping Raksa dengan tangannya yang membawa sebuah map berisi identitas peserta.
"Selamat malam, Kak, registrasi dulu" sapa salah satu panitia dari acara lomba tersebut.
"Siap, malam. Ini berkas-berkasnya," balas Vania lalu memberikan map tersebut kepada panitia.
Panitia tersebut mengecek kelengkapan berkas. Seperti surat izin dari sekolah, nama peserta, foto peserta, dan surat undangan lomba.
"Berkasnya sudah lengkap, Kak. Kalian boleh masuk dan akan diantarkan ke basecamp untuk tempat inap," ucapnya kakak panitia tersebut.
"Baik terima kasih, Kak."
Rombongan dari paskibra cakrawala memasuki sekolah yang dijadikan tempat lomba tersebut. Mereka memarkirkan motor terlebih dahulu lalu mengikuti panitia yang mengantarkan ke basecamp.
"Raksa, sekolahnya bagus, ya?" ucap Vania dengan matanya yang mengedarkan pandangan.
"Iya," balas Raksa menyetujui ucapan Vania
"Nanti kita keliling, ya? Ngeliat bagian sekolah ini kalo besok ga sempat."
"Bentar aja, kita harus jaga fisik."
Vania mengangguk lalu tersenyum dengan acungan jempol pertanda setuju.
"Kakak, ini basecamp kalian. Tolong dijaga kebersihan dan kerapihannya karena kondisi basecamp juga menjadi penilaian," ucap kakak panitia tersebut setelah tiba di ruang kelas yang kini dijadikan basecamp. Kursi dan meja telah ditata menjadi satu di bagian tengah-tengah. Mungkin sebagai pembatas ruangan untuk tempat tidur cewe dan cowo.
"Siap, Kak. Terima kasih," ucap Raksa mewakili teman-temannya.
"Siap, sama-sama. Selamat beristirahat."
Kakak panitia tersebut meninggalkan basecamp. Mereka semua memasuki basecamp dan langsung merebahkan tubuhnya dilantai yang sudah beralas sebuah karpet berwarna hijau.
Sekitar sepuluh menit, Raksa mendapat pesan dari grup paskibra bahwa teman-temannya yang berangkat menggunakan mobil sudah sampai. Mobil tersebut berangkat lebih lambat sebab menunggu makanan untuk makan malam.
"Lima cowo ikut gue jemput perlengkapan di depan gerbang," ucap Raksa memberi perintah.
"Oke," jawab Hakim lalu menarik tangan
Rafli, Farid, Misba, dan Rizal agar berdiri.Mereka berenam kembali ke gerbang untuk menjemput teman cewenya beserta perlengkapan. Para cewe-cewe membantu membawa barang yang ringan. Perlengkapan sangat banyak dan itu menjadi tanggung jawab mereka semua untuk menjaga barang-barang tersebut agar tetap lengkap seusai digunakan, jangan sampai ada yang rusak apalagi hilang.
Sesampainya di basecamp, teman-teman langsung bekerja sama untuk menata perlengkapan di pojok ruangan agar aman.
"Gais, ini jatah makan malam, ya. Ada roti dan beberapa camilan juga," ucap Aurin.
"Siap!" jawab mereka serempak. Perihal makanan mereka selalu bersemangat. Memang pasukan berani mati tapi takut lapar!
"Kalo makan jangan berantakan, awas aja sampe ada makanan yang jatuh!" ancam Aurin. Aurin memang sangat bawel perihal kebersihan apalagi basecamp tersebut jadi tempat tidur malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
KRISAN
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA KARENA SEBAGIAN CERITA AKAN DI PRIVATE Vania Ayyara, perempuan dengan keberaniannya menyatakan perasaannya secara langsung pada Raksa Dirgantara. Jatuh cinta pada Raksa berawal dari tatapan mata yang dimilikinya terlihat sama...