KRISAN
Terkadang menutup luka dengan sikap ceria adalah sebuah trik untuk mengelabuhi orang lain
☀ Happy Reading ☀
☀
☀
☀
Keramaian kantin pada istirahat adalah hal yang sangat lumrah. Berebutan untuk saling memesan makanan. Suara teriakan bahkan suara pecahan gelas terdengar saling bersahutan.
Vania, Bulan, dan Ara telah menduduki meja di bagian tengah kantin. Mereka asik bercanda gurau sembari menikmati makanan mereka. Tanpa mereka sadari ada segerombolan cowo yang mengamati mereka.
Ada cowo yang sudah siap dengan piring putih dengan nasi goreng berbentuk love ditangannya. Nasi goreng tersebut dihiasi dengan saos bertulis yes or no.
Darel berjalan menghampiri meja Vania diikuti Langit dan Arsel dibelakangnya.
Kehadiran Darel dan kedua temannya membuat golongan Vania terkejut. Terlebih lagi dengan piring yang dibawa Darel.
"Lo ganti profesi jadi pelayan kantin?" tanya Ara.
"Asal aja itu mulut."
"Terus mau apa lo?"
"Beraksi!" seru Darel.
Tiba-tiba musik berputar sangat keras hingga terdengar diseluruh bagian kantin. Setelah musik berhenti Darel meminta Vania untuk berdiri. Vania pun menurutinya meski sedikit bingung.
"Van, gue berdiri tepat di depan lo dengan tujuan yang sama. Mungkin lo udah bosen denger ucapan gue. Tapi untuk kesekian kalinya gue mau bilang kalo gue suka, sayang, dan cinta banget sama lo. Gue harap lo sekarang mau dan menerima rasa gue ini."
Seisi kantin malah gaduh dengan ucapan Darel barusan. Bulan dan Ara malah ikut teriak-teriak.
Di meja yang berbeda ada Raksa dan Moza yang ikut menyaksikan drama di sana. Tapi ntah mengapa Raksa merasa ada yang berbeda ketika melihat kejadian itu. Seperti ada yang tidak nyaman. Ntah apa itu Raksa juga tidak tau. Tiba-tiba tatapan mata Raksa terbaca oleh Moza.
"Kamu gak suka liat ini?"
Raksa hanya mendiamkannya.
"Van gimana? Lo mau kan jadi pacar gue?"
Vania terdiam. Ia bingung harus menjawab apa lagi. Jika ia menolak maka Darel akan malu di depan banyak orang. Tapi jika ia terima ia tidak bisa. Vania harus apa?
Vania menatap mata Darel yang menaruh harapan besar padanya. Vania menarik napas panjang.
"Darel, gue emang nyaman sama lo tapi cuma sebatas teman. Maaf banget. Gue ga bisa kalo lebih dari teman."
Darel malah tersenyum. Tapi Vania tau bahwa senyuman itu hanya untuk menutupi luka. Mata Darel tersirat rasa kecewa. Sejujurnya, Vania tak tega.
"Gapapa Van gue paham kok. Tapi lo ga kasian apa sama hati gue? Hati gue sakit nih," gurau Darel.
Vania mencerna baik-baik ucapan Darel perihal hatinya yang sakit. Seperti ada makna lain dari sakit hati karna cinta.
"Gapapa untuk kesekian kalinya lo nolak gue. Tapi lo terima nasi goreng ini ya. Gue pergi dulu."
Darel menaruh nasi goreng yang ia bawa ke atas meja Vania. Sebelum ia pergi ia menyempatkan mengacak rambut Vania. Jantung Vania seakan berhenti berdetak karna ulah Darel barusan. Darel duduk di meja sebelah Vania. Setidaknya ia bisa melihat pergerakan cewe incarannya itu. Ia ingin tahu apakah nasi goreng darinya akan dimakan atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
KRISAN
Novela JuvenilFOLLOW SEBELUM MEMBACA KARENA SEBAGIAN CERITA AKAN DI PRIVATE Vania Ayyara, perempuan dengan keberaniannya menyatakan perasaannya secara langsung pada Raksa Dirgantara. Jatuh cinta pada Raksa berawal dari tatapan mata yang dimilikinya terlihat sama...