20. Brownis Panggang

495 42 10
                                    

Krisan

Setiap manusia akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Termasuk cinta yang layak diperjuangkan

Happy Reading



Jari jemarinya sibuk mengetik kata demi kata di layar pencarian youtube. Setelah muncul beberapa video, ia kini menggulirnya ke bawah, mencari video yang terlihat mudah untuk dipelajari.

Kebetulan, minggu ini ia tidak ada jadwal latihan. Memang di khususkan untuk beristirahat. Gadis itu berniat memanfaatkan waktu istirahatnya untuk belajar membuat brownis panggang.

Setelah ia menemukan video yang menurutnya mudah, ia pun melihatnya dan berusaha memahami hingga video itu selesai. Sepuluh menit telah berlalu namun, ia tak paham juga. Takut gagal ketika membuat brownis panggang.

"Gue ada ide," ujarnya lalu menutup aplikasi youtubenya dan berpindah ke whatsapp. Lebih tepatnya membuka room chatnya dengan Bulan.

Vania akan meminta Bulan untuk mengajarinya membuat brownis panggang. Ia yakin, bahwa Bulan pasti bisa membuatnya. Bulan, kan cewe yang memiliki hobi bikin kue. Bulan juga cewe yang sabar ketika mengarahkan sesuatu.

Vania membatalkan niatnya untuk mengirim pesan. Ia kini menempelkan ponselnya tepat pada indra pendengarnya. Nada sambung mulai terdengar hingga orang yang ia tuju mengangkat panggilannya.

"Halo, Lan," ucap Vania penuh semangat.

"Iya, Van, ada apa?" tanya Bulan dari seberang sana.

"Lo sibuk, ga? Gue butuh bantuan, lo."

"Engga sih. Gue lagi belajar aja di rumah. Bantuan apa?" tanya Bulan lagi.

"Lo hari minggu masih sempet-sempetnya belajar. Lo itu udah kelewat pinter," jawab Vania yang sangat lelah dengan Bulan yang terlalu gila belajar.

Terdengar suara Bulan yang tertawa ringan sebab celotehan Vania. "Gue gabut, Van. Jadinya belajar."

"Lo bisa ga ajari gue bikin brownis panggang? Bisa dong? Pasti bisa!" Vania sangat bawel.

"Sekarang?" tanya Bulan memastikan.

"Iya sekarang. Biar gue jemput lo sekalian belanja bahan-bahan dulu."

"Gue tunggu di taman deket rumah gue, ya. Nanti kita belanja di toko bahan kue langganan gue."

"Oke." Vania menutup panggilannya dan bersiap-siap menjemput Bulan.

Ia keluar dari kamarnya dengan celana pendek serta baju lengan pendek dilengkapi rompi rajut berwarna pink.

"Mau kemana, Vania?" tanya Sang Mama.

"Vania mau jemput, Bulan, Ma. Mau Vania ajak ke sini buat belajar bikin brownis panggang," jawabnya spontan.

"Tumben banget kamu. Kemarin bikin jus mangga. Sekarang brownis panggang. Buat apa sih, Van?" tanya mamanya heran.

"Buat mendekati seseorang, Ma. Mama kayak gak pernah muda aja. Nanti Vania bagi, deh, brownisnya sekalian kasih rate nilainya. Gimana, oke?" Vania memberi tawaran.

Mamanya hanya geleng-geleng dan tersenyum melihat tingkah anak perempuan satu-satunya itu. "Terserah kamu. Hati-hati di jalan."

Vania mengeluarkan motornya dari pekarangan rumah. Sebenarnya, ia bisa membawa motor ke sekolah tapi ia tidak bisa mengeluarkan motornya dari parkiran ketika pulang sekolah. Jadinya, orang tuanya menyuruh agar menggunakan jasa ojek online saja.

KRISANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang