11

159 25 3
                                    


Winarta melangkahkan kakinya ke rumah Langit Mahaputra dan Bulan Widyawati, orang tua Bintang. Yang tak lain, mereka adalah Paman dan Bibi nya.

Saat ia masuk, tepat sekali keduanya sedang duduk di ruang keluarga.

" Paman, Bibi" ucap Arta.

" Arta. Udah lama kamu gak main kesini" ucap Bulan.

" Duduk dulu" ucap Langit.

" Gak Paman, Bibi. Aku kesini cuma mau ucapin sesuatu. Kenapa kalian tega banget nipu semua orang?" Ucap Arta.

" Apa maksudnya, Arta?" Ucap Langit.

" Kalian malsuin kematian Fajar! Gak usah ngelak. Aku dulu gak suka Fajar karena ngerasa iri dia dekat banget ama Bintang. Tapi karena tipuan kalian, Aku sampe benci banget sama dia. Pas Aku tau kebenaran nya, Aku marah ama diriku sendiri" ucap Arta panjang lebar.

Bulan dan Langit terkejut. Mengapa Arta tau hal ini?, Batin keduanya. Mereka tak dapat bersuara sedikit pun.

Arta terkekeh pelan

" Pantes Bintang gak mau pulang ke sini karena tindakan kalian yang tak mencerminkan manusia" ucap Arta.

Arta pun pergi dari rumah itu. Meninggalkan dua orang tua yang tengah merenungkan tindakan mereka di masa lalu.



~~~~~








Berhubung hari ini hari Minggu, Fajar bangun sedikit lebih telat. Kegiatannya hari ini adalah beres beres rumah.

Mulai dari menyapu, mengepel hingga mencuci dan menjemur pakaian.

" Hah.. capek banget" ucap Fajar.

Ia berjalan ke kulkas, segelas air dingin adalah tujuan nya. Begitu kulkas dibuka, hanya 2 butir telur dan air mineral yang memanjakan mata.

" Hah...kudu belanja" ucap Fajar.

Setelah meneguk air dingin, Fajar berganti pakaian menuju ke minimarket yang dekat dengan rumah nya.

Tak lupa membawa dompet dan ponsel. Kalo nggak bawa dompet, auto digebukin ntar  si Fajar.

Tapi sebelum ke minimarket, Fajar mau ke bengkel buat ambil sepedanya.










" Copettttt! Tolonggg!"

Teriakan itu berasal dari seorang ibu-ibu yang sedang di rampas tas nya.

Fajar berusaha mengejar si pencopet. Terjadi perkelahian antara Fajar dan si pencopet.

Pada awalnya pencopet telah kalah. Akan tetapi saat Fajar berbalik untuk mengembalikan tas si ibu, si pencopet menusuk perut Fajar dengan pisau.

Fajar terjatuh dan pencopet tersebut berusaha melarikan diri. Akan tetapi pencopet tersebut ditangkap oleh polisi yang berpatroli.

Fajar merasa sangat kesakitan. Ia menyerahkan tas ke si ibu dengan terengah-engah, menahan rasa sakit di perut yang terasa seperti di seluruh tubuh.

Orang orang mulai berdatangan dan memanggil ambulans.



To be continued

Sorry for typo

See you 🌼🌼🌼🦊🐬

Bintang FajarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang