23

127 20 0
                                    

Saat ini keduanya tengah berada di kamar Fajar. Fajar dengan buku bacaannya, sementara Bintang dengan handphonenya.

" Abang " ucap Bintang yang telah mematikan handphone nya.

" Hm. Ada apa?" Ucap Fajar, mengalihkan pandangannya dari buku ke Bintang.

" Malam ini, Bintang tidur ama Abang ya" ucap Bintang.

" Udah gede masa gak berani tidur sendiri" ucap Fajar.

" Abang kok gak peka sih? Ya Bintang kepengen kita kek dulu" ucap Bintang.

" Hahaha" Fajar tertawa lepas karena berhasil menggoda Bintang.

" Yaudah. Tapi malam ini aja ya. Besok-besok tidur sendiri" ucap Fajar.

Bintang membuat tanda 'ok' . Keduanya pun tidur di kamar Fajar.



~~~~~~


Keesokan harinya.




" Brum "
" Brum "
" Brum "

Suara deruman motor yang memasuki pekarangan sekolah menarik perhatian. Dimana seorang Bintang yang dikenal dingin membonceng Fajar yang friendly, setelah keduanya lama absen.

Bintang mematikan mesin motor nya di ikuti Fajar yang turun dari motor. For your information guys. Fajar awalnya gak mau naik motor.

Tapi atas segala bujukan, rayuan,plus rengekan seorang Bintang, Fajar akhirnya mau untuk pergi dengan motor setiap hari.

" Nanti abis sekolah, kita ke bengkel ya. Ambil sepeda Abang" ucap Fajar.

Bintang mengangguk. Tak lama kemudian teman-teman mereka tiba bersamaan.

" Sepeda Lo mana Bang?" Ucap Rafa.

" Sepeda Gue- loh kok?" Ucap Fajar.

Mereka tertawa ketika melihat ekspresi Fajar.

" Kita tau dari Bintang kalo Lo lebih tua setahun dari kami" ucap Jeremy.

" Gak nyangka sih kalo Lo lebih tua dari kami" ucap Varel.

" Gue jadi keinget pas awal mula kita ketemu" ucap Haikal.






Flashback on 🍃.



" Kita beli komik terbaru itu aja" ucap bocah gembul.

" Boleh sih. Tapi kalo beli 3 gak cukup uang nya" ucap bocah gigi kelinci.

" Terus gimana dong?" Ucap bocah tinggi.

Ketiganya sontak berpikir. Tetapi belum sempat mengeluarkan pendapat, mereka dikejutkan dengan suara keras.

" Apaan tuh?" Ucap bocah gembul.

" Kita lihat yuk" ucap bocah gigi kelinci.

Ketiganya pun mendekati asal suara. Dan ternyata suara tersebut berasal dari seorang bocah mungil yang jatuh dari sepedanya karena menabrak pohon.

Ketiganya pun membantu bocah itu.

" Kamu gapapa? Ada yang luka gak?" Ucap bocah tinggi.

" Lutut Aku luka" ucap bocah mungil.

" Tunggu bentar ya. Aku beli plester ama obat luka" ucap bocah gembul pergi ke apotek terdekat.

Tak lama kemudian ia kembali dan mengobati si bocah mungil.

" Nah udah selesai" ucap bocah gembul.

" Makasih ya udah bantuin aku" ucap bocah mungil.

" Kita beli dua aja ya komiknya. Nanti gantian bacanya" ucap bocah gembul.

Si tinggi dan si gigi kelinci mengangguk.

" Kalian mau beli komik apa?" Ucap bocah mungil.

" Kita mau beli komik bocah detektif yang terkenal itu loh" ucap bocah gigi kelinci.

" Ouh. Aku punya dua di rumah. Satunya buat kalian aja" ucap bocah mungil.

" Kamu jual berapa?" ucap bocah tinggi.

" Gak aku jual. Gratis. Ucapan terima kasih karena udah bantuin aku" ucap bocah mungil.

" Wah, makasih ya. Oh ya, gimana kalo kamu jadi teman kita aja?" Ucap bocah gembul.

" Setuju" ucap bocah tinggi dan gigi kelinci.

" Oke. Aku mau. Kenalin Aku Fajar" ucap bocah mungil.

" Aku Haikal, yang ini Varel, satunya lagi Jeremy" ucap bocah gembul sembari menunjuk si tinggi dan gigi kelinci.

" Yuk ke rumah aku. Gak jauh kok dari sini" ucap Fajar.

Ketiganya mengangguk dan mengikuti Fajar ke rumah nya.

Semenjak itulah keempatnya selalu bersama hingga sekarang.


Flashback off 🍂


" Udah ah. Gak perlu di inget. Malu Gue. Yuk ke kelas" ucap Fajar.

Mereka pun berjalan menuju ke kelas masing-masing.





To be continued

Sorry for typo



Komen dongggg




See you 🌼🌼🌼🦊🐬

Bintang FajarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang