13

155 22 0
                                    



Flashback on 🍃




" Nih, kalung nya udah jadi" ucap Langit sembari menyerahkan kotak berisi dua kalung ke tangan Bintang.

" Makasih Ayah" ucap Bintang kemudian berlari ke kamar Fajar.

Sesampainya di kamar Fajar, didapati nya si empunya kamar sedang tiduran sambil baca buku.

" Abang!" Ucap Bintang dan lompat ke tempat tidur.

" Ihh, kaget tau!" Ucap Fajar mengelus dadanya.

" Hehehe. Nih, buat Abang. Satu lagi buat Aku" ucap Bintang sembari menyerahkan sebuah kalung ke tangan Fajar.

Kalung tersebut di pesan oleh Langit atas permintaan Bintang. Kalung dengan bandul planet Venus (nama lainnya Bintang Fajar), dengan ukiran nama Bintang Fajar ditengah nya.

" Wah! Makasih ya!" Ucap Fajar.

Keduanya pun saling bantu memakaikan.

" Jangan di lepas apapun yang terjadi" ucap Bintang menyodorkan jari kelingking nya. Pinky promise.

" Oke" ucap Fajar sembari menautkan kelingkingnya dengan kelingking Fajar.



Flashback off 🍂



Tanpa ba-bi-bu, Bintang langsung memeluk Fajar. Fajar yang merasa terusik membuka matanya. Mengernyit heran kala seseorang memeluknya.

" Aksa?" Ucap Fajar ketika menyadari bahwa yang memeluknya adalah Bintang.

Bintang melepaskan pelukannya dan menatap Fajar dengan mata yang berurai air mata.

" Kenapa Aks-"

" Jangan panggil Gue Aksa" ucap Bintang memotong ucapan Fajar.

" Panggil Gue Bintang, adek Lo" ucap Bintang.

' Deg '


Fajar terkejut. Ia tak menyadarinya. Ia tatap kedua bola mata milik Aksa -ah tidak, Bintang.

Dan ternyata itu memang Bintang. Dasar bodoh, batin Fajar.

" Bintang..." Ucap Fajar.

Bintang langsung memeluk Fajar.

" Kruuukk "

( Anggap aja bunyi perut yang meminta asupan nutrisi)

" Abang laper? Tunggu Bintang beli makanan dulu" ucap Bintang dan langsung pergi ke kantin.

Fajar tersenyum bahagia ketika dilihatnya Bintang tumbuh menjadi pemuda tampan.

" Tunggu. Bukannya yang Bintang tau, Gue udah mati? Apa Bintang udah tau rahasia itu?" Lirih Fajar.


" Dasar anak sialan. Sudah berapa kali saya bilang, jangan dekat-dekat dengan anak saya. Kamu gak ingat itu?!"

Tiba-tiba perkataan Bulan waktu itu menggema dalam pikirannya.

Fajar tersenyum miris. Ia mengambil handphonenya yang Bintang taruh di nakas dan menelpon seseorang. Setelah itu ia mencabut infus dan turun dengan perlahan.

Sebisa mungkin ia tahan rasa perih akibat tusukan. Fajar menulis pesan dengan buku dan pulpen yang ia temukan di laci nakas. Ia pun keluar dari ruangan itu.



Sementara itu....



To be continued

Sorry for typo



See you 🌼🌼🌼🦊🐬












Bintang FajarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang