Boss and Secretary - 89

873 58 4
                                    

Nilaa tidak tahu apa tujuan Elena menemui Jasmine atau mungkin mereka memang saling mengenal satu sama lain di belakang Nilaa. Nilaa hanya melihat foto yang Debora kirimkan dengan ekspresi datar. Kekhawatiran membuatnya mengamuk tanpa jelas. Memarahi Julian dan selalu curiga pada Julian. Hal ini membuat hubungannya dengan Julian menjadi dingin.

            Nilaa tidak ingin hal ini terus menerus mempengaruhi hubungannya dengan Julian. Nilaa berusaha untuk bersikap biasa saja. Mencoba untuk membiarkan Julian kembali akrab dengan Arthur. Namun, dia perlu ikut setiap kali Julian pergi ke rumah Arthur.

            Nilaa menyesap wine untuk ke sekian kalinya. Dia sempat menelepon Flynn dan meminta bantuan pada Flynn. Tapi, Flynn tidak bisa membantu karena dia masih terikat kontrak dengan nenek Julian.

***

            Justin mengembuskan napas perlahan sebelum menghampiri Sarah yang sedang mencuci piring. Dia membawakan pizza yang tadi sempat dibelinya dan dikhususkan untuk Sarah.

            "Buat kamu." Kata Justin sembari menyodorkan kotak pizza.

            Sarah menatap kotak pizza yang disodorkan Justin lalu dia menatap Justin.

            "Aku tahu selama ini aku begitu kasar denganmu. Aku putus dengan Adelle. Aku mau kita seperti dulu lagi. Apa kamu mau, Sarah?"

            Sarah tersenyum bahagia. Matanya meremang basah. Hanya karena alasan putus dengan Adelle dan Justin kembali memintanya seperti dulu lagi, Sarah percaya. Dia mudah diperdaya oleh pria muda yang integritasnya bisa dibeli pakai uang.

            Sarah mengabaikan piring-piring kotor di wastafel. Dia langsung memeluk Justin. "Aku merindukanmu, Justin. Aku rindu kamu."

***

            Nilaa membuka laptop saat dia berada di sebuah kafe. Dia duduk tepat di belakang pohon yang asli yang dikelilingi kursi. Di bagian atap kafe itu menggunakan kaca yang ukurannya kecil hanya untuk memberi cahaya matahari pagi untuk pohon ukuran sedang itu.

            Di sampingnya ada sebuah buku—novel klasik dan di sampingnya lagi ada buku catatan miliknya. Untuk melenyapkan kebosanan Nilaa mulai menyukai dunia tulis menulis. Dia belajar dari novel-novel yang dibacanya dan sesering mungkin membuat catatan kecil mengenai novel-novel yang dibacanya itu.

            Dia tidak bisa membiarkan pikirannya melayang kesana kemari dan mengkhawatirkan hal-hal yang seharusnya tidak dia khawatirkan. Lebih baik dia menyibukkan diri.

            Ponselnya berbunyi. Pesan dari Julian.

Sayang, ada di mana?

Nilaa selalu membalas pesan dengan cepat. Saat pesan dari suaminya itu dibaca dia langsung membalas pesannya.

Aku ada di kafe. Aku sedang mempelajari novel klasik.

Oke. I love you.

I love you first.

Pesan-pesan sederhana ini membuat hati Nilaa kembali menghangat. Dia tidak perlu mengkhawatirkan kalau Julian akan berpaling padanya bukan? Bukankah dia dan Julian selama ini baik-baik saja.

Beberapa saat lamanya Nilaa akhirnya bisa menulis meskipun cuma satu paragraf setelah bolak-balik membaca novel klasik lalu membaca review novel karangan penulis abad 18 itu.

"Hai." Seorang pria tampan dengan bentuk rahang yang memukau duduk di hadapan Nilaa. Matanya agak sipit. Rambutnya rapi dan dia seperti orang dari asia timur.

Dahi Nilaa mengernyit. "Siapa ya?"

"Aku tidak kenal kamu dan kamu tidak kenal aku. Tapi, untuk kali ini bantu aku ya. berpura-puralah jadi kekasihku." Pria asing itu menggenggam tangan Nilaa sembari tersenyum.

Nilaa bingung harus menghadapi orang asing itu dengan bagaimana namun dia bisa melihat seorang wanita menatap ke arahnya. Tatapan wanita yang dibakar api cemburu. Nilaa melirik ke arah pria asing yang tersenyum padanya itu.

Dia ingin melepaskan tangannya dari genggaman pria asing itu tapi di sisi lain dia ingin membantu si pria asing itu.

Wanita itu mendekati meja Nilaa. "Jadi ini kekasihmu?"

"Ya." Sahut si pria asing itu. "Perkenalkan namanya Rose."

Dengan seenaknya dia mengganti nama Nilaa menjadi Rose.

Wanita yang tatapannya sedang dibakar api cemburu itu menatap tajam Nilaa.

"Aku sangat sayang pada Rose. Dia lihai dalam banyak hal loh. Pintar memasak, pintar mencukur, pintar menyanyi, pintar menulis. Pintar dalam banyak hal. Aku bangga padanya." Pria asing itu mencubit sebelah pipi Nilaa hingga mata Nilaa melebar.

Apa-apaan dia?!

Dengan raut wajah kesal dan kecewa berat wanita itu pergi meninggalkan Nilaa dan pria asing itu.

Nilaa segera menarik tangannya dari genggaman si pria asing.

"Terima kasih banyak sudah membantuku. Perkenalkan aku Kai. Aku seorang penyanyi, aktor terkenal dari salah satu negara di Asia. Kamu tidak perlu tahu aku darimana yang jelas aku ke sini untuk liburan sebagai orang biasa. Jangan minta tandatangan padaku atau foto ya. Tapi, karena kamu sudah berbaik hati menolongku dari kejaran wanita tadi aku akan memperbolehkanmu untuk meminta foto denganku." Katanya seolah Nilaa adalah seorang fangirl.

"Sinting!"

***

Next???

Boss and Secretary (Adult 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang