Bab 33 - Rapat

869 77 14
                                    

Pagi ini Ruby dsn Sagara sudah siap dengan pakaiannya masing-masing. Mereka hari ini akan berangkat ke sekolah, tapi dengan pakaian yang berbeda. Ruby dengan seragam sekolahnya, sedangkan Sagara dengan kemeja dibalut jas hitam, celana hitam dan sepatu hitam.

Sagara akan menggantikan ayahnya untuk rapat disekolahnya. Pagi-pagi sekali dia mendapatkan pesan bahwa kepala sekolah atau Bagaskoro Basuki itu ingin mengadakan rapat untuk liburan setelah melaksanakan ulangan akhir semester nanti.

Ruby dan Sagara kini sudah berada dimobil, Ruby menatap Sagara dengan tatapan tajam. Sagara yang merasakan sorotan tajam dari istrinya pun menoleh sebentar, lalu kembali fokus pada jalanan didepannya.

"Ada yang salah dengan pakaianku?" tanya Sagara.

Ruby menggelengkan kepalanya, ia lalu mengambil tangan Sagara yang menganggur. Ruby menggenggam tangan suaminya dengan erat.

"Emangnya setelah akhir semester akan ada liburan bersama?" tanya balik Ruby.

"Entahlah, kita ikuti saja permainan dia." Sagara mengelus tangan mungil istrinya.

Ruby memanyunkan bibirnya, "Dia gak akan korupsi uang sekolah lagi?"

"Nanti kamu akan dapat jawabannya sayang," jawab Sagara mengelus rambut istrinya.

"Aku mau jawabannya sekarang!" jerit Ruby yang membuat telinga Sagara pengang.

Sagara memarkirkan mobilnya diparkiran sekolah, setelah memarkirkannya dengan aman. Ia kemudian melepaskan seabelt miliknya dan milik istrinya. Sagara mengangkat Ruby diatas pangkuannya.

"Mau ikut aku rapat?" ujar Sagara memainkan rambut istrinya yang tengah ngambek dengannya.

Ruby menyentak tangan suaminya dengan kesal. Ia lalu membuka pintu mobilnya lumayan kencang, kemudian turun dari mobil dengan pipi menggembung. Ruby menghentak-hentakkan kakinya ke tanah. Dia bahkan kini meninggalkan tas miliknya pada Sagara.

Sagara yang melihat tingkah menggemaskan istrinya pun hanya menggelengkan kepalanya. Sagara membawa tas Ruby dan menyusul istrinya dari belakang.

Sagara merangkul pinggang Ruby dengan posesif. "Jangan marah lagi ya, nanti aku belikan eskrim," bujuk Sagara.

Ruby menarik tangan Sagara kearah bibirnya, lalu dia mengigitnya dan meninggalkan bekas gigitan dilengannya. "Emangnya aku anak kecil!"

"Aku mau 10 eskrim." Setelah mengatakan keinginannya, ia merebut tas miliknya dan berlalu dari hadapan suaminya. Sebelum Ruby pergi, tangannya lebih dulu ditarik Sagara. Kini keduanya saling berhadapan.

"Ada yang kurang.."

Ruby menaikkan alisnya, dia menatap suaminya dengan tatapan bertanya, "Apa?"

Sagara menunjukkan bibirnya dengan raut polos, sedangkan Ruby mendatarkan wajahnya. Ruby memalingkan wajahnya dari suaminya.

"Banyak anak-anak, enggak boleh!" tolak Ruby.

"Enggak bisa gitu dong sayang, ayo berikan!" Sagara tak mau kalah, dia memegang pipi Ruby dan memalingkan wajahnya ke posisi semula.

Ruby mengedarkan pandangannya, ia melihat sekitarnya yang sangat sepi. Sepertinya pelajaran sudah dimulai, karena Ruby dan Sagara sampai ke sekolah pukul 8 pagi.

Cup

Ruby mengecup kilat bibir suaminya, ia kemudian melangkah mundur berniat pergi dari genggaman suaminya.

Tetapi tangannya kembali ditarik, Sagara langsung mencium bibir istrinya. Ruby pun mau tak mau, membalas ciuman suaminya. Selang beberapa menit, Sagara melepaskan ciumannya.

Married With MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang