FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠️
UTAMAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA⚠️
NEW READERS WAJIB VOTE ALL CHAPTER⚠️
Didalam rumah keluarga Osborne tengah berkumpul diruang keluarga, ada seorang gadis yang tengah bermanja dengan nenek dan kakeknya sedangkan kedua orang tua dari gadis itu fokus dengan anak perempuannya yang lain tak lain adalah kakak dari gadis itu.
"Sooya apa kamu mau ikut nenek sayang?" Nenek dari gadis yang bernama Sooya itu menanyakan keinginan cucunya.
"Sooya.. mau-"
Belum sempat Sooya mengutarakan keinginannya, Ibu dari gadis itu memotong pembicaraannya.
"Tidak Ibu, saya masih bisa menjaga Sooya," tolak halus Ibu dari Sooya yang bernama Hova.
Nenek menatap Hova dengan tatapan dingin, siapa yang tidak tau dengan perlakuan dari keluarga cucunya yang sering sekali pilih kasih dengan cucu kesayangannya. Bagaimana dia bisa tahu? Ada seorang mata-mata dikediaman putranya, bukan tidak percaya dengan putranya untuk mengurus putri bungsunya. Karena sebelum Sooya lahir, Sena—kakak Sooya sudah dimanja dari sebelum Sooya lahir. Sampai Sooya lahir, ia masih dimanja bahkan anak terakhirnya pun terlantarkan atau tidak diurus, karena mereka hanya peduli dengan Sena.
"Saya tidak percaya dengan kalian untuk mengurus cucu kesayangan saya!" tegas Nenek.
"Ibu, saya bisa mengurusnya. Ibu meragukan putramu?" celetuk ayah dari Sooya bernama Ralph.
Nenek berdecih menatap putranya, "Mengurusnya? Bukankah kalian hanya sibuk memanjakan anak kesayangan kalian?!"
Hovaa dan Ralph tersentak dengan tubuh tegang, kemudian melirik bungsunya dengan tatapan tajam. Sooya bergetar ketakutan dengan kepala menggeleng-geleng.
"Jangan menatap cucu saya dengan tatapan seperti itu!! Kalian tidak becus mengurusnya, sampai kapan kalian akan menelantarkannya!!"
Nenek sangat muak menatap putra dan menantunya yang sangat tidak bisa diandalkan. Bagaimana bisa mereka membunuh mental baik cucunya secara perlahan.
"Bagaimana saya bisa melahirkan seorang putra yang sangat tidak berguna? Pilih kasih terhadap anak dan merusak mental dan fisiknya secara perlahan. Rasanya ibu menyesal melahirkanmu Ralph Osborne!! Bagaimana kau bisa begitu tega dengan anakmu sendiri?!" teriak Nenek dengan mata menyorot tajam.
Kakek yang melihat istrinya lepas kontrol, ia menarik istri dan cucunya kedalam pelukannya. Nenek mendorong suaminya dan melepaskan pelukannya pada sang cucu. Ia beranjak dari duduknya dan mendekati kursi putra dan menantunya.
"Dan kau menantuku yang terhormat, sebagai ibu harusnya kau paham peranmu dalam mengurus dan menjaga mental anaknya bukannya pilih kasih dengan anakmu yang lain. Bahkan kau turut merusaknya dengan memaksa untuk memberikan pemberian dariku untuk diberikan pada dia!!" tunjuk Nenek pada Sena yang sudah berada pada pelukan Hova.
Sooya menatap sendu pada Ibu dan kakak perempuannya, ia ingin seperti Kak Sena yang bisa merasakan pelukan seorang ibu. Tubuhnya bergetar dengan mata berkaca-kaca. Kakek membawa tubuh cucunya kedalam pangkuannya dan memeluk Sooya dengan lembut.
Plak!
Nenek menampar Hova sampai kepala itu tertoleh kesamping. "Tamparan saya tak seberapa Sooya mendapat kekerasan dan penolakan lisan darimu Hova!! Lihat dia... dia iri dengan anak manjamu yang bisa berada dipelukanmu!" pungkasnya.
Nenek Hova beralih pada Sena, ia mencengkram pipi mungil Sena. "Kau! Apakah tidak bisa untuk berhenti bermanja dengan ibumu!? Dasar cucu tidak berguna!! Anak manja!!"
Sena meringis, matanya menatap Neneknya dengan tajam. "Lepas!!" sentak Sena.
Tangannya yang menganggur mencakar lengan Neneknya sampai meninggalkan goresan berdarah.
Nenek menarik rambut Hova kencang sampai si empu menjerit kesakitan, ketika Nenek dengan paksa menarik dan melihat kelakuan putrinya yang mencakar ibu mertuanya. Matanya terbelalak bagaimana bisa putrinya melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan.
"Sena!!" teriak Hova marah.
"Baguskah kau mencakar nenek mu sendiri?! Minta maaf!!"
Sena menatap ibunya dengan marah, "Sena tidak mau!! Dia membuat pipi Sena sakit!!"
"Berhenti membuat keributan! Kau cucu tidak tau diri, Bukankah kau sering membuat adikmu terpojok dan melampiaskan kemarahanmu pada adikmu. Sampai meninggalkan beberapa memar ditubuhnya. Dan kau, Zein sebagai anak pertama sekaligus kakak pertama, harusnya kau menegur Sena saat dia memukul adik bungsu mu. Tapi, kau malah diam dan melihat semuanya tanpa membantunya. Pantaskah kau disebut sebagai abang!?"
Tubuh Zein menegang, ia lalu menatap Sooya yang berada dalam pelukan kakeknya. Ia melihat tubuh adiknya bergetar. Ia merasa bersalah, kenapa dia tidak menjaga adiknya dengan baik. Rasanya dirinya tidak pantas disebut sebagai abang. Ia bahkan melihat semuanya ketika adiknya dipukul ayah dan ibu serta Sena—adiknya.
"Zein tidak pantas, nek. Zein-"
"Abang pantas menjadi abang Sooya," lirih Sooya dalam pelukan kakeknya.
Zein tertegun mendengar lirihan adiknya, matanya berkaca-kaca dengan jawaban Sooya. "Sooyaa, kamu... Abang tidak pantas sebagai kakakmu. Maaf, abang tidak menolongmu ketika papa dan mama menghukummu. Ketika Sena melampiaskan amarahnya padamu yang bahkan tidak tau apa-apa, kenapa Sena memukulmu. Maafkan abang..." Zein menangis dalam diam, ia menundukkan kepalanya.
"Tapi abang tetap abang Sooya. Meskipun abang tidak menolongku, tapi abang mengobati luka Sooya. Dari umur 2 tahun sampai umur 5 tahun, Sooya bersyukur bisa bertahan sampai sekarang. Abang, kakek dan nenek adalah alasan Sooya tetap bertahan didunia yang kejam ini."
Diumurnya yang mendekati 6 tahun, Sooya sudah merasakan apa itu sakit fisik dan mentalnya. Semuanya dilukai secara perlahan. Tapi ia ada alasan untuk bertahan hidup didunia yang kejam ini. Abang, Nenek dan Kakek. Jika mereka tidak ada, bagaimana hidupnya untuk tetap berdiri diatas tanah dengan tegak.
Zein menangis tersedu-sedu. Diumurnya yang 13 tahun, baru pertama kalinya ia menangis selama ia hidup. Tangisan pertamanya untuk Sooya—adiknya. Dirinya tidak percaya, bahwa Sooya menjadikan dia sebagai alasannya untuk bertahan hidup.
Hova ikut menangis, ia kecewa pada dirinya sendiri dan menjadi alasan rusaknya fisik dan mental anaknya. Padahal dia selalu memperhatikan tumbuh kembang putrinya. Tapi dia juga menjadi alasan anaknya terluka.
"Mulai hari ini Sooya akan tinggal bersama saya!!" seru Kakek.
"Dan saya pastikan kalian akan menyesal karena merusak anak kandung kalian sendiri. Dan kau Sena, hidupmu tidak akan tenang karena sifat egoismu."
"Kakek jangan bawa Sooya, Zein bisa menjaga adik abang..." Zein berlari menyusul Kakek dan Neneknya yang membawa Sooya dalam gendongan kakeknya.
"Abang... Sooya pasti akan kembali," ucap Sooya dengan mata basahnya.
"Sooya jangan tinggalkan abang, bagaimana abang bisa melihatmu lagi dan menjagamu. Abang pasti tidak akan pernah bisa tidur jika tidak melihatmu." Tangis Zein, ia bahkan menggedor-gedor kaca mobil yang ditempati Sooya.
"Abangg..." mobilpun melaju meninggalkan Zein yang mengejar mobilnya sampai dia terjatuh dan membuat Zein hanya bisa menatap mobil yang melaju meninggalkan kediaman keluarga Osborne dengan air mata berlinangan.
"SOOYAAA!!" teriak Zein kencang.
***
50 VOTE UPDATE BAB 27
SPAM NEXT DISINI (50)
SHARE/REKOMENDASIKAN CERITA INI KE TEMAN KALIAN
Enaknya pas ending bab berapa ya? 50? 60? atau 100?
atau 30 aja kali ya😃 biar menggantung😊
![](https://img.wattpad.com/cover/318071441-288-k940671.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Mafia
RomanceRuby Jisoo kabur dihari pernikahannya, bukannya bebas dia malah masuk kedalam kandang harimau. Leroy Jungkook Sagara, seseorang yang sangat disegani dan ditakuti didunia bawah. Sifatnya yang dingin, cuek, arogan dan kejam membuat orang-orang tidak...