Bab 12 - Pemberontak dan Korupsi

1.7K 134 3
                                    

"Jangan pernah melakukan hal berbahaya seperti itu lagi, baby!" tegas Sagara memandang Ruby yang kini tengah menatap balik suaminya.

"Aku melakukan itu bukan tanpa alasan! Aku tidak mau kehilangan orang berharga bagi hidupku!" desis Ruby dengan mata berkaca-kaca.

Sagarq yang mendengar perkataan yang keluar dari bibirnya tertegun, ia merangkum wajah istrinya menggunakan kedua tangannya.

"Apa maksudnya?" tanya Sagara pura-pura tidak mengerti, dia hanya ingin tahu jika dirinya tak salah mengartikan perkataannya.

"A-aku mulai menerimamu. Aku tidak mau kehilanganmu, aku mencintaimu. Entah sejak kapan rasa ini hadir, tapi aku tidak sanggup jika hidup tanpamu," jelas Ruby berderai air mata.

"Hanya kamu yang menjagaku selama ini, selama aku hidup baru kali ini.. kamu menjagaku dengan tulus selain kedua kakakku," sambung Ruby memelankan nadanya diakhir kalimat. Tapi karena pendengarannya yang tajam, Sagara mendengar jelas kalimat terakhirnya.

Sagara membawa Ruby kedalam pelukannya, ia menepuk punggungnya sayang. "Jangan pernah melakukan hal berbahaya itu lagi. Saya tidak mau kamu terluka, mengerti?"

Ruby mencengkram kemeja yang dikenakan suaminya. Ruby tidak ingin ada orang lagi yang terluka karenanya. "T-tapi aku tidak-"

"Saya tidak mau kehilangan kamu sayang," potong Sagara cepat.

Ruby semakin menangis keras, itu membuat Sagara gelagapan apakah ada kata-katanya yang semakin membuat istrinya menangis.

"Ssttt... kenapa menangis? Apakah perkataanku ada yang melukaimu, maafkan saya.."

Ruby menggelengkan kepalanya, dirinya tidak merasa dari perkataan suaminya yang membuatnya terluka. Ruby menggeplak-geplak paha Sagara keras membuat si empu menatapnya heran tapi ia mengangkat Ruby keatas pangkuannya.

Ruby menghadap Sagara dengan kedua kaki di kedua sisi pinggang Sagara. Kepalanya ia taruh di bahu lebar suaminya.

"Kenapa, hm?" Ia mengelus rambut istrinya lembut.

Sagara menarik hidung istrinya gemas, bukannya menjawab istrinya malah menatapnya membuat dirinya gemas.

"Ish.." Ruby menggeplak tangan suaminya kesal.

"Mau cerita?" tawar Sagara.

Perkataan Sagara kembali membuat bahu Ruby bergetar, ia langsung memeluk suaminya erat.

"Kenapa? Coba cerita," bujuk Sagara.

"A-aku hiks... Nggak mau kehilangan lagi," ungkap Ruby menangis tersedu-sedu.

"Siapa?"

Ruby menggigit bahu suaminya gemas, "Aku gak mau kehilangan kamu! Cukup dia, kamu jangan."

Sagara memeluk pinggang istrinya, ia menarik istrinya lepas dari pelukan. "Siapa dia?" tanya Sagara datar.

Ruby menundukkan kepalanya, tanpa sadar ia mulai bercerita garis besar ia kehilangannya. "Dia lebih memilih melindungiku daripada nyawanya sendiri hiks... Aku gak mau kamu seperti dia. Cukup dia, aku nggak mau kehilangan seseorang yang berarti dalam hidupku."

Ruby menatap Sagara dengan air mata yang keluar dengan derasnya. Sagara membawa istrinya yang rapuh kedalam pelukan hangatnya.

"Ssstt... Aku akan baik-baik saja, kalau kamu nurut semua perintah saya."

Ruby memukul-mukul bahu suaminya kesal. Bukannya dibujuk, suaminya malah nambah membuatnya kesal.

Sagara terkekeh kecil, ia berhasil membuatnya tak terpuruk lagi. "Ingat, jangan memegang senjata berbahaya lagi."

Married With MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang