Bab 3 Semut

3K 273 6
                                    

"Kalau kamu membutuhkan sesuatu, kamu bisa menekan tombol disampingmu. Mereka akan memenuhi kebutuhanmu," ucap Sagara menunjuk tombol merah hitam yang berada disamping Ruby.

Ruby mengikuti arah pandang Sagara, ia menganggukkan kepalanya mengerti.

Puk puk

Tangan Sagara menepuk kepala Ruby beberapa kali sebelum pergi meninggalkan Ruby sendirian didalam kamar.

Setelah kepergian Sagara, Ruby memikirkan berbagai cara untuk kabur dari mansion ini.

Ia berjalan menuju balkon, lalu membuka pintu balkon. Ruby menatap takjub pepohonan didepannya. Ia melihat sekitar semuanya pohon tidak ada satupun rumah yang berada disampingnya. Ada rumah tapi sepertinya untuk beberapa bodyguard dan pelayan di mansion ini.

"Gila aku benar-benar masuk kedalam Kandang Harimau. Bagaimana caraku untuk kabur."

Ruby bingung harus apa, tapi ia tidak akan menyerah semudah itu. Ia harus bisa kabur dari mansion ini. Lalu pandangannya menatap kebawah melihat seluruh sudut ditempati bodyguard.

Ruby berjalan melihat ke belakang mansion. Kamar milik Sagara tepat berada diatas dan pusat dari mansion ini. Jadi dia bisa melihat ke berbagai sudut mansion.

"Sial setiap sudut diisi bodyguard. Bagaimana aku bisa kabur dari sini. Ini sungguh sangat menantang adrenalinku. Ruby kau pasti bisa!!"

Tok tok tok

Ruby menoleh pada pintu yang diketuk, ia berjalan kearah pintu dan membukanya. Seorang pelayan wanita berdiri didepan membawa nampan ditangannya.

Pelayan menundukkan kepalanya, "Nyonya ini makananmu," ucapnya.

Ruby menatap pelayan itu curiga, lalu pandangannya mengarah pada nampan yang ada dipegangannya.

"Cicipi makanannya," perintah Ruby. Pelayan itu mendongak beberapa detik kemudian dia kembali menundukkan kepalanya.

"Ny-nyonya ini sudah dicicipi langsung oleh kepala pelayan," ucap pelayan itu sedikit gugup.

Ruby menatap tajam pelayan didepannya. Ia patut mencurigai pelayan dihadapannya. Karena ia sama sekali belum menekan tombol yang diberitahukan Sagara padanya. Siapapun orang yang di mansion ini, ia tak boleh melepaskan kewaspadaan kepada sekitar. Karena ini bukanlah kawasan miliknya.

"Saya katakan sekali lagi, Cicipi makanan itu!!" tegasnya dengan tangan bersedekap dada menunggu pelayan dihadapannya mematuhi perintahnya.

Pelayan itu berdecih sinis, ia menatap Ruby tajam. "Baru tinggal disini 1 hari saja sudah menyuruh saya untuk mencicipi makanan. Emangnya kau siapa yang berani merintah saya?!"

Ruby terkekeh ia merubah raut wajahnya menjadi datar. Ia mencodongkan wajahnya kedepan wajah pelayan.

"Kau hanya pelayan, Ingat?" bisik Ruby dengan suara mengejek.

"Pelayan aja belagu banget, apa kau mau dibunuh oleh tuanmu sendiri?" Ruby menarik wajahnya, ia kembali menatap pelayan wanita itu datar. Mukanya yang ditutupi makeup tebal membuat Ruby menahan mual.

Dari wajah dan cara berpakaiannya saja dirinya tahu. Kalau pelayan dihadapannya ini mencoba mencari perhatian Sagara. Ruby berdecih dalam hati 'Menyedihkan.'

Tangan pelayan itu terkepal erat, sampai nampan yang dipegangnya terjatuh .

Prang!!

Pecahan piring dan mangkuk beserta isinya berceceran diatas lantai. Bahkan pecahan itu ada yang mengenai kaki Ruby sampai kaki itu melepuh dan berdarah. Bubur yang masih panas mengenai kakinya.

Married With MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang