Bab 19 - Keluarga Ruby

1.5K 124 104
                                    

"Ahhh tidak tuan, tolong lepaskanhh sayaaa. Um.. Ahh~" mohonnya diiringi desahan yang terdengar didalam ruangan bawah tanah. Pria-pria berbadan kekar kini telanjang bulat mengantri untuk melepaskan hasratnya pada mainan baru mereka. Kapan coba tuannya sebaik ini memberikan mainan berupa melepas hasrat terpendam?

Wanita itu bergerak gelisah, badannya merasa panas karena sudah dipermainkan. "T-tuan tolong masuki saya.." pintanya menatap sendu pria berbadan kekar yang tepat berada didepannya.

"Memohonlah jalang!"

Plak

Tamparnya pada pantat bulat yang sangat menggoda. "Ah~ saya tidak bisa menahan ini, kenapa kau sangat seksi?" desahnya ketika benda miliknya masuk kedalam sarang.

"Ah~ ini sangat enak, ukhhh..."

"Ahh tuan, jangan berhenti..."

"Huh.. bukankah kau barusan meminta untuk dilepaskan?" Pria itu menghentikan gerakannya, ia menatap wanita itu sinis.

"T-tuan, saya tadi hanya bercanda... tolong jangan berhenti menggerakkannya, akhh saya sangat sukaahhh... OH TIDAK TERLALU DALAM UGH!" teriaknya kaget dengan gerakkan mendorong lebih dalam.

"Teruslah berteriak jalang. Kami tidak akan membiarkanmu lolos, karena perintah adalah kewajiban bawahan untuk memenuhinya."

"Akkh s-saya tidak berani.."

"Layani kami sampai puas!!"

"B-baik.."

***

"Oppa, apa kamu tidak merindukkan Sooya kita?" ucap seorang gadis kepada laki-laki lebih tua darinya yang ia sebut Oppa.

"Siapa yang tidak merindukkan my little princess? Aku sangat merindukannya, tapi aku tidak tahu dia ada dimana," balasnya dengan tatapan sendu menatap taman bunga kesayangan adiknya.

"Oppa apakah kamu ingin mencarinya? Sena merindukkannya Oppa."

Laki-laki itu menghadap adik perempuannya dengan tatapan menguatkan. "Kita akan mencarinya! Gara-gara pak tua itu, kita kehilangan jejak adik kita."

Setelah mengucapkan itu nada suaranya berubah menjadi dingin, jika bukan karena ayahnya. Adiknya tidak mungkin berniat kabur. Semuanya karena ayah yang sudah mengambil keputusan sepihak.

Sena menganggukkan kepalanya, "Jika bukan karena aku, Sooya tidak akan meninggalkan kita disini," lirihnya sedih.

"Tidak ada hubungannya denganmu Sena, yang seharusnya kita salahkan adalah ayah kita. Dia dengan berani mengambil kekasihmu dan berniat menikahkannya dengan adik kecil kita, Jika bukan karena dia..." Sorot matanya berubah menjadi datar.

"Aku sudah berulang kali menelpon Sooya tapi tidak pernah ada balasan dari dia. Apakah Sooya membuang ponselnya, Oppa?" ujar Sena dengan raut khawatir.

"Adik kita tidak mungkin mengabaikan telepon dari kita, mungkin perkataanmu yang terakhir itu benar. Jika dia tidka membuangnya, ayah kita akan menemukannya. Tapi.. dia dimana, sudah dua minggu tidak ada kabar. Apakah dia diculik? Ah tidak mungkin."

"Mustahil Sooya diculik, dia aja banyak tingkah. Nggak ada yang sanggup nyulik dia lebih dari 1 hari," kekeh Sena.

"Ah~ yang kamu katakan benar juga, dia bahkan menceritakannya sendiri pada kita. Ketika dia diculik pada usia 5 tahun, orang yang menculiknya dibuat ngompol dan pingsan karena tingkah lakunya."

Married With MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang