Bab 37 - Mata-mata

917 59 16
                                    

Dari pantai ke mall, Ruby merasakan kalau mereka diikuti oleh seseorang. Sepertinya memang iya ada orang yang mengikutinya. Intuisinya mengakatakan begitu. Berarti tidak salah.

Ruby menarik-narik lengan baju Sagara, Sagara menoleh menatap istrinya. Alisnya terangkat dengan tatapan bertanya, 'ada apa?'

"Kamu merasakannya juga?" tanya Ruby berbisik.

Sagara mengerutkan keningnya tidak paham, apa maksud dari perkataan istrinya ini? Terkadang intuisi seorang laki-laki itu kalah tajam dibandingkan dengan intuisi seorang perempuan. Jadi wajar saja kalau Sagara bingung dengan makna dari perkataan Ruby.

Sagara menundukkan tubuhnya, hingga kepalanya sejajar dengan dada Ruby. "Hum, saya merasakan jantungmu berdebar-debar ketika saya mendekat," celetuknya yang membuat Ruby refleks menjambak rambutnya kencang.

"Ssshh kok dijambak?" Sagara meringis ketika tangan mungil istrinya menarik rambutnya kencang.

"Bukankah tadi kamu bertanya, apakah aku merasakan debaran jantungmu?"

Ruby semakin kesal mendengar ucapan suaminya. "SIAPA YANG BERTANYA ITU?!" teriak Ruby kesal. Wajahnya memerah bahkan tarikan dirambutnya pun bertambah kencang.

"Aakh sayang sakit, kok makin dijambak?" ringis Sagara memegang tangan Ruby.

"Tau ah nyebelin!" sungut Ruby melepaskan jambakannya. Ia berjalan lebih dulu dengan kaki menghentak-hentak kecil, bibirnya sedikit dimajukan.

Sagara mengelus rambutnya yang terasa sangat pedih. Jambakan dari istrinya tidak main-main. Meskipun tangannya sibuk dengan rambut dikepalanya, tetapi matanya selalu mengawasi pergerakan istrinya.

Setelah acara makan malam selesai, mereka memilih berpencar. Jadi Sagara bisa dengan bebas bermesraan dengan Ruby. Hingga ia menangkap bayangan seseorang yang terus memperhatikan pergerakan istrinya.

Ah ia ingat jika istrinya mengatakan sesuatu tadi. "Apa kamu merasakannya?"  Jadi maksud dari perkataan istrinya itu, kalau ada orang yang mengikutinya dari pantai sampai ke mall?

Sialan kenapa dia bisa menjadi lemot. Apakah ini karena terlalu lama berdekatan dengan istrinya jadi bisa lemot gini? Melihat bayangan yang kini bergerak berjalan kearah istrinya. Sagara bergerak cepat menarik pinggang Ruby sampai si pemilik tubuh tersentak dengan refleks memukul dada suaminya kesal.

"Saya merasakannya," ucap Sagara menjawab pertanyaan Ruby yang sebelumnya.

"Huh? Jangan bercanda!" dumel Ruby kesal.

"Saya tidak bercanda, dia ada disekitar kita," bisik Sagara membuat tubuh Ruby menegang sejenak.

"K-kamu merasakannya juga, sejak kapan?"

"Sejak kamu pergi meninggalkan saya, setelah kamu menjambak saya. Dia mengikuti gerak-gerikmu," jelas Sagara yang kini membuat Ruby tersenyum.

Sagara menatap aneh pada istrinya, bukannya takut tapi kenapa Ruby malah tersenyum. Kenapa Ruby terlihat tidak takut dengan mata-mata yang orang kirim.

"Tidak takut?" tanya Sagara penasaran.

"Tidak. Untuk apa takut? Aku bahkan seperti sudah terbiasa dengan mata-mata disekitarku. Ada banyak orang yang mengincar nyawaku," ucapnya pelan diakhir perkataannya.

Sagara langsung menatap istrinya dengan sorot mata tajam. "Siapa?"

"Tak terhingga." Ruby menjawabnya santai. Yah Ruby harus menyikapinya seperti apalagi? Kenangan menakutkan yang Ruby miliki adalah menyaksikan secara langsung pembunuhan nenek dan kakeknya tepat didepan matanya.

Married With MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang