Bab 32 - Lagi🚫

1.1K 81 1
                                    

Ruby berjalan masuk kedalam kamarnya, ia melihat kamarnya yang masih kosong. Kemana Sagara pergi, apakah dia belum kembali ke kamar?

Ia membuka pintu balkon, Ruby menatap langit berbintang. Dari banyaknya bintang, ada dua bintang yang bersinar terang. Ruby tersenyum tipis, tangannya ia julurkan seakan-akan menangkap kedua bintang yang saling berdekatan.

"Apa kalian merindukan aku?" gumam Ruby dengan sorot mata sendu.

"Aku sangat merindukan kalian, aku sudah menjadi seperti yang kalian inginkan. Apakah ada hadiah untuk cucu kalian ini?" Ruby tersenyum dengan berderai air mata.

"Kalian bilang, jika seseorang mengecewakanmu kalian akan tetap bersama denganku kan?"

"Siapa yang membuatmu kecewa?" bisik seseorang ditelinga Ruby, kedua tangannya memeluk pinggang istrinya dari belakang.

"Tidak ada," jawab Ruby menghapus air matanya. Ia masih menatap bintang tanpa membalik badannya. Ruby tidak mau suaminya mengetahui kalau dirinya habis menangis.

"Kenapa berdiri disini? Udara malam tidak baik untuk tubuh, ayo masuk." Sagara melepaskan pelukannya, tangannya beralih menggandeng Ruby kembali masuk kedalam kamar.

Sagara menutup pintu balkon, kemudian merebahkan badannya disebelah Ruby. Ia memeluk istrinya erat.

"Apa yang kalian bicarakan tadi dengan bawahanku dan Floella?" tanya Sagara. Bagaimana dia tau? Ia selalu ada disekitar Ruby ketika Rose mengajak istrinya mengobrol.

"Tidak ada hanya melepas rindu dengan Rose," jawab Ruby menenggelamkan wajahnya didada suaminya.

Sagara terdiam sejenak, ia tidak percaya dengan ucapan istrinya. Ia melihat tadi ketika Ruby dan Rose mengobrol sedikit ada percekcokan antara mereka. Mungkin istrinya tidak ingin memberitahunya.

"Kalian saling mengenal? Sejak kapan?" Sagara kembali bertanya.

"Sejak lama," ucap Ruby singkat.

"Floella dia.. Aku kasihan padanya. Cintanya bertepuk sebelah tangan," curhat Ruby pada suaminya.

"Affandra dan Gretha?" sambung Sagara.

"Heum, mereka saling mencintai. Sedangkan Floella dan Affandra mereka dijodohkan oleh kedua keluarganya."

"Kita tidak bisa menuntut seseorang yang saling mencintai untuk berpisah apalagi untuk mencintai kita balik. Kita hanya bisa pergi secara perlahan dan tidak meninggalkan jejak untuk mereka," balas Sagara.

Ruby mendongak dengan tatapan berbeda, bibirnya tersenyum tapi matanya mengartikan sesuatu. Sagara menundukkan kepalanya, mata mereka saling bertatapan.

"Aku mencintaimu," ungkap Sagara mencium kening Ruby.

"Aku mencintaimu suamiku," balas Ruby memejamkan matanya, meresapi ciuman suaminya.

***

Kessokan harinya, Gretha dan Affandra bersiap-siap pergi. Sedangkan Floella sudah lebih dulu pergi tanpa pamit pada kedua temannya. Mereka kini berada di depan kamar.

"Dimana Floella?" tanya Gretha pada kekasihnya.

"Tidak tau, sepertinya dikamar?" Affandra mengendikkan bahunya.

"Kamu lupa aku sekamar dengannya? Aku tidak menemukan keberadaannya," rengek Gretha mengguncang tubuh Affandra.

"Ya bagaimana aku tau, sayang," ucap Affandra menangkup kedua pipi kekasihnya.

Married With MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang