"Turun, Tuan Putri. Udah sampe."
Dengan gerakan lunglai, Mia turun dari motor Janu. Sebenarnya tadi malam dia kurang tidur (seperti biasanya) karena terlalu asik belajar hingga lupa waktu.
Kalau biasanya Mia akan begadang sendirian, berbeda dengan tadi malam. Janu tiba-tiba saja menawarkan diri untuk menemaninya belajar sambil melakukan video call.
Mia kira Janu akan pergi tidur karena bosan melihatnya hanya diam sambil berkutat dengan bukunya, tapi ternyata sebaliknya. Janu malah ikut belajar sambil sesekali mengajak Mia ngobrol supaya ceweknya itu tak mengantuk.
Mungkin karena sudah terbiasa begadang untuk bermain game, Janu jadi tak terlalu mengantuk saat pergi ke sekolah.
"Udah aku bilang kan, belajar sewajarnya aja. Jangan sampe nyiksa diri sendiri kayak sekarang. Kamu tau sendiri hari ini UAS," kata Janu dengan tangan membantu Mia melepas pengait helm.
Mia mengangguk pelan dengan bibir melengkung ke bawah. "Aku nyesel begadang semalem."
Janu terkekeh gemas. Setelah helm nya terlepas, gerakan selanjutnya yang Janu lakukan adalah merapikan rambut Mia yang berantakkan. "Ke kantin dulu ya. Tadi katanya belum sarapan. Jangan nolak karena aku nggak suka penolakan."
Padahal tadi mulut Mia sudah terbuka ingin menolak, tapi Janu pasti akan terus memaksanya.
"Pengantin baru mau kemana nih?"
Wulan yang juga baru sampai di parkiran, merangkul lengan Mia yang hendak ke kantin bersama Janu.
"Kantin. Mau ikut? Nggak usah deh ya, gue pengen berduaan sama Retta soalnya."
Janu tersenyum sambil perlahan melepaskan rangkulan Wulan kepada pacarnya itu, lalu digantikan oleh lengannya sendiri.
Dengan bibir atas terangkat sebelah, Wulan menarik kembali Mia untuk kembali berada di sampingnya. "Mia sama gue sekelas, jadi kemana-mana kita harus barengan."
Mia yang mulai geram karena tingkah dua orang dihadapannya itu, mulai melangkah menjauh untuk menghindari keduanya. "Stop ya kalian berdua! Gue ke kantin sendiri aja."
"Mia, tunggu!"
"Ah, lo sih ganggu aja!"
🫧
Ujian hari pertama bisa dibilang cukup sukses. Selain pengawasnya yang baik hati dan tidak sombong, Janu juga beruntung karena teman di sisi kanan kirinya tak pelit memberikan jawaban. Mari kesampingkan dulu benar atau salahnya, yang penting ini soal solidaritas antar teman.
"Udah gue kasih kode jawabannya B, lo nggak percaya. Emang udah paling bener gue kerjasama sama si Jihan aja," semprot Janu ketika Haidar memprotes soal dirinya yang pelit jawaban.
"Halah, muka lo tuh nggak meyakinkan."
"Muka gue kudu mirip papan tulis dulu kah biar lo percaya?!" sungut Janu kesal.
Haidar mendengus, lalu kembali melanjutkan aktifitasnya yang sempat tertunda yaitu bermain candy crush di ponselnya.
"Balik nggak lo?" tanya Janu.
"Gue nunggu Wulan kelar rapat OSIS dulu."
"Lah, Retta nggak ada bilang soal rapat OSIS?"
"Lo nggak dianggep kali."
"Bangke lo!"
Janu berjalan ke arah kelas Mia untuk memastikan perkataan Haidar. Sesampainya disana, hanya ada beberapa orang saja termasuk Wulanㅡminus Miaㅡyang tengah membereskan alat tulisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Attention ; Wolfiebear
FanfictionJanuar Pradipta adalah siswa biasa yang hanya datang ke sekolah untuk menunggu bel pulang. Suatu hari dia tak sengaja 'dipertemukan' dengan Mia Amaretta, Sang Bendahara OSIS, dengan cara yang tidak terduga. © Luzinoona, 2022.