Janu membuka matanya perlahan untuk menyesuaikan cahaya yang masuk. Ketika melihat ke sekeliling, Janu cukup terkejut saat mendapati dia tengah berada di dalam tendanya sendiri. Padahal seingatnya, semalam dia tertidur di depan tenda medis.
"Retta!"
Dia segera keluar dari tendanya dan menemukan beberapa temannya sibuk membuat sarapan.
"Sudah bangun, Pangeran? Hamba sudah menyiapkan sarapan untukmu," ujar Mahen yang baru saja datang sambil membawa segelas susu di tangannya.
Janu hanya menatap Mahen dengan tatapan datarnya. "Haidar mana?"
Mahen berdecak. "Lo bangun tidur bukannya bersihin tuh belek, malah nyariin si Haidar."
Tanpa menghiraukan olokan Mahen, Janu berlari kecil menuju tenda medis. Sesampainya disana, yang dilihatnya hanyalah ranjang kosong tanpa penghuni. Yang itu berarti Mia dan temannya itu sudah sadar.
"Jan?"
"Eh, pala copot!"
Janu refleks memukul punggung seseorang yang mengejutkannya itu.
"Ngagetin gue aja lo, Kampret!"
Haidar meringis kesakitan karena merasa punggungnya panas akibat pukulan kuat itu. "Ya lo ngapain ngelongok ke tenda medis? Ada apaan emang?"
"Mia mana? Dia udah sadar?"
Dengan nyawa yang sebenarnya belum terisi penuh, Haidar mengerutkan dahi hingga kedua alisnya menyatu. "Siapa yang sadar?"
"Mia. Cewek gue. Dia udah sadar? Kenapa lo nggak bilang?" tanya Janu masih dengan nada setengah panik.
"Sadar apaan sih, Bangsat?! Orang anaknya lagi nyanyi-nyanyi tuh depan tendanya bareng cewek gue. Dah lah gue pergi aja, ngelindur kali lo."
Ditinggal oleh Haidar sendirian di depan tenda medis, membuat Janu sedikit linglung. Dia sempat terdiam sebentar untuk mencerna semuanya, sampai beberapa menit setelahnya berjalan lunglai ke depan tenda Mia.
Samar-samar Janu bisa mendengar suara merdu seorang cewek yang tengah bernyanyi sambil diiringi dengan petikan gitar yang tak kalah memukau.
Begitu mengintip dari belakang tenda, senyumnya perlahan mengembang setelah melihat siapa cewek bersuara merdu itu.
🎶 Baby, take my hand
I want you to be my husband
'Cause you're my Iron Man
And I love you 3000
Baby, take a chance
'Cause I want this to be something
Straight out of a Hollywood movie 🎶Diam-diam, Janu menghela nafas lega begitu melihat Mia tertawa malu setelah lagu yang dia nyanyikan berakhir. Disusul dengan tepukan riuh dari teman sekelas Mia yang menyaksikam pertunjukan kecil-kecilan itu.
Janu jadi teringat kejadian yang membuatnya ketakutan semalam.
Jadi... itu cuma mimpi?
"Kamu disini dari tadi?"
Janu termundur kaget begitu melihat Mia yang tiba-tiba ada dihadapannya. Entah karena merasa emosional atau apa, Janu langsung memeluk Mia erat tanpa aba-aba sampai membuat Mia hampir ambruk karena kaget.
"Jangan tinggalin aku."
"Hah? Kamu kenapa sih?" tanya Mia sambil berusaha melepas pelukan Janu yang jujur saja membuatnya agak sesak.
"Aku bahkan lebih rela kamu maki-maki daripada harus liat kamu terbaring kayak semalem."
Mia hanya terdiam, mencoba mencerna semuanya. "Kamu mimpi buruk lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Attention ; Wolfiebear
Fiksi PenggemarJanuar Pradipta adalah siswa biasa yang hanya datang ke sekolah untuk menunggu bel pulang. Suatu hari dia tak sengaja 'dipertemukan' dengan Mia Amaretta, Sang Bendahara OSIS, dengan cara yang tidak terduga. © Luzinoona, 2022.