Janu tersenyum lalu melambaikan tangan ketika melihat Mia berlari kecil menghampirinya di parkiran. Sempat terbahak juga ketika dia tak sengaja mendapati Mia menabrak bahu seseorang karena terlalu semangat berlari.
"Ketawa ya kamu, bukannya khawatir pacarnya kenapa-kenapa," sembur Mia begitu sampai dihadapannya.
Dengan tawa yang masih tersisa, Janu mengulurkan lengannya untuk mengusap pucuk kepala Mia. "Ututu~ pacarnya Janu gapapa kah? Ada yang luka nggak? Mau ke rumah sakit?"
Mia menepis lengan Janu dengan wajah datar. "Lebay banget."
Lagi-lagi Janu tertawa. "Apa sih, tadi minta dikhawatirin."
"Ya nggak gitu juga. Udah lah."
Setelah perdebatan kecil yang tidak jelas itu, Janu melajukan motornya meninggalkan parkiran sekolah yang mulai sepi karena mayoritas siswa sudah pulang ke rumah masing-masing.
"Kamu abis ngapain tadi? Kenapa lama keluarnya? Mana chatku dianggurin," tanya Janu.
Mia semakin mengeratkan pelukannya di pinggang Janu untuk mengikis jarak antara mereka, lalu menempatkan dagunya di bahu kiri Janu. "Tadi udah hampir sampe parkiran, tapi ditarik Wulan karena aku lupa kalau hari ini jadwal piketku."
Janu terkekeh. "Bisa-bisanya kamu lupa."
Mia melengkungkan bibirnya ke bawah. "Yang namanya lupa kan nggak inget. Lagian sebenernya aku juga males piket sih. Hehe."
"Huu~ emang udah niat nggak piket aja kamu tuh. Efek terlalu semangat pengen ketemu aku juga kah?"
Refleks Mia mencubit pinggang Janu. "Pede banget. Tapi emang bener sih."
"Kamu diajarin siapa gombal begitu?"
"Loh, aku nggak gombal. Cuma jawab pertanyaan kamu aja."
"Tapi aku tetep kaget, Retta."
"Kamunya jangan kagetan kalau gitu."
"Jangan keseringan kayak tadi, aku punya penyakit lemah jantung soalnya."
"Heleh."
Janu nyengir. Diambilnya punggung tangan Mia untuk dia genggam, sementara sebelah tangannya fokus menyetir.
"Aku mau ngajak kamu ke suatu tempat. Mau nggak?" tawar Janu.
"Kemana?"
"Ada deh. Pokoknya kamu pasti suka."
Mia hanya terdiam, menurut saja sambil menenggelamkan kepalanya pada bahu lebar Janu dan tanpa sadar tertidur disana.
🫧
Mia tak bisa mengontrol mulutnya yang menganga lebar begitu mendapati dirinya sudah berada di sebuah bus bersama Janu.
Awalnya, Mia mengira dia mengigau ketika Janu membawanya ke sebuah terminal bus. Rupanya memang benar, Mia tak salah lihat.
Dan sekarang, dalam keadaan tak tahu apapun, bus yang mereka berdua naiki sudah berjalan menjauhi area terminal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Attention ; Wolfiebear
FanfictionJanuar Pradipta adalah siswa biasa yang hanya datang ke sekolah untuk menunggu bel pulang. Suatu hari dia tak sengaja 'dipertemukan' dengan Mia Amaretta, Sang Bendahara OSIS, dengan cara yang tidak terduga. © Luzinoona, 2022.