Entah untuk keberapa kalinya Janu melenguh karena merasa sesuatu merayap di telapak kakinya, padahal mimpi indahnya baru saja dimulai.
Sadar karena itu bukanlah bagian dari mimpi, Janu lantas membuka matanya lalu terperanjat ketika 'sesuatu' itu semakin merayap ke bagian kakinya yang lain.
"Retta!!!"
Mia tergelak di tempat melihat ekspresi kaget Janu, lalu dengan iseng mencubit kaki pacarnya itu dengan cubitan kecil.
"Bangun makanya! Hari Minggu loh ini, Janu. Jangan tidur terus!" seru Mia sambil berkacak pinggang.
Dengan mata masih setengah terpejam, Janu membenamkan wajahnya ke bantal. "Justru karena ini hari Minggu, aku mau puas-puasin tidur."
Dahi Mia mengerut lalu membalikkan wajah Janu dan menangkupnya. Melihat kantung mata yang lumayan tebal itu membuat Mia memicingkan mata. "Kamu begadang ya semalem?"
Janu mengangguk dengan lesu. "Karena kita nggak jadi malmingan, aku sama Haidar mabar sampe jam 3 pagi."
"Orang gila. Kesehatan kamu tuh pentingin, jangan keseringan begadang ah."
Kepala Janu yang masih ditangkup Mia hanya mengangguk beberapa kali seperti boneka dashboard.
Mia menghela nafas, kemudian menaruh kembali kepala Janu ke atas bantalnya. "Ya udah deh, aku pulang aja kalau gitu."
Janu menahan lengan Mia yang hendak berdiri untuk menyuruhnya kembali duduk. "Pagi-pagi buta kamu kesini, mau ngapain emang?"
"Tadinya mau ngajak kamu lari pagi. Tapi kalau kamu masih ngantukㅡ"
Dengan gerakan secepat kilat, Janu menyibak selimutnya lalu berdiri dengan tegap. Itu jelas membuat mata Mia mengerjap bingung.
Perasaan tadi dia lemes banget kayak kerupuk seblak, batin Mia.
"Kenapa bengong? Ayo!" seru Janu dengan semangat empat lima.
"Bukannya tadi kamuㅡ"
"Nggak jadi ngantuk. Udah lama juga aku nggak lari pagi, apa lagi sekarang udah ada pacar yang nemenin. Hehe."
Mia menggelengkan kepalanya, merasa konyol karena tingkah Janu.
"Kamu masih mau diem di kamar aku? Atau aku ganti baju disini aja depan kamu?"
Pertanyaan itu membuat bulu kuduk Mia berdiri, apa lagi ketika melihat seringaian Janu. Tanpa basa-basi lagi, Mia berlari kecil keluar dari kamar Janu tanpa menutup pintunya.
Janu berjalan dengan langkah gontai sambil menutup pintu kamarnya, setelah itu tersenyum seperti orang gila sambil menggigit kerah baju piyamanya.
"BUN, MAU LANGSUNG NIKAH AJA!!!"
"JANGAN NGAWUR, JANUAR!" sahut seseorang dari balik pintu kamarnya.
Itu Mia,
yang masih saja galak padanya.
🫧
Cuaca pagi ini lebih cerah daripada hari kemarin, sangat mendukung untuk berkegiatan di luar saat weekend.
Mia berlari dengan senyum ceria yang tak pernah luntur dari wajahnya, sambil sesekali melihat ke sekeliling komplek perumahan Janu yang masih terlihat asri meskipun sudah banyak pembangunan yang dilakukan.
Berbanding terbalik dengan Mia, Janu di belakang sana berjalan lambat dengan lutut yang lemas karena terlalu banyak berlari dalam keadaan mengantuk pula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Attention ; Wolfiebear
Fiksi PenggemarJanuar Pradipta adalah siswa biasa yang hanya datang ke sekolah untuk menunggu bel pulang. Suatu hari dia tak sengaja 'dipertemukan' dengan Mia Amaretta, Sang Bendahara OSIS, dengan cara yang tidak terduga. © Luzinoona, 2022.