ლ 34 ; Pindah

494 70 5
                                    

Di Minggu pagi yang cerah ini, Mia memulai harinya dengan kegiatan seperti biasa, sebelum nantinya dia berencana akan pergi ke kafe kucing dengan Hanna dan juga pacarnya.

Iya, ceritanya mereka akan melakukan double date.

"Sayang, ada temen kamu tuh di luar," ujar sang Papa yang memunculkan kepalanya dari balik pintu kamar.

Mia menautkan kedua alisnya. "Siapa?"

"Temen cowok yang waktu itu kamu ajak ke rumah."

"Janu?"

"Kok Janu toh? Emangnya kalian temenan?" tanya Wisnu sambil berkacak pinggang dengan wajah galak.

Mia terkekeh. "Bercanda, Pa."

"Ya sudah, nanti temenmu yang Papa lupa siapa namanya itu ajak masuk aja. Tapi ingat, jaga jarak. Kamu udah punya Janu," pesan Wisnu sambil mengacungkan jari telunjuknya.

"Iya, Pa. Emangnya aku mau ngapain sih?"

Setelah mendengar wejangan singkat dari Papanya, Mia lantas menghampiri teman yang dimaksud. Tak butuh waktu lama untuk mengetahui siapa saja cowok yang pernah dia ajak ke rumah selain Janu. Sudah pasti ituㅡ

"Jevon? Ngapain lo di rumah gue?"

Jevon yang tadinya berdiri membelakangi Mia, sekarang berdiri berhadapan dengan sebuah amplop biru muda di tangannya. Belum jelas surat itu untuk siapa, tapi firasat Mia mengatakan kalau amplop itu ditujukan untuknya.

"Gue ganggu ya?" tanya Jevon tak enak.

Dengan sedikit ragu, Mia menggeleng. Sebenarnya Jevon tak mengganggu kegiatannya, hanya saja dia masih merasa tak nyaman mengobrol berdua saja dengan cowok itu.

"Gue cuma mau ngasih ini, dari Reyna."

Benar ternyata, amplop itu memang untuknya.

"Reyna? Apa nih?" tanya Mia sambil membolak-balikan amplop tersebut.

"Baca aja."

Mia sedikit melirik ke arah Jevon sebelum membuka amplop yang entah apa isinya itu. Surat tanah kah? Atau tiket konser?

Rupanya hanya secarik surat.

Pertama-tama, yang Mia lakukan adalah menyuruh Jevon untuk masuk ke dalam rumahnya, yang berakhir ditolak karena katanya cowok itu hanya mampir sebentar kesini. Setelah itu membaca isi surat yang membuat dahinya mengerut di setiap paragrafnya.

Isi suratnya :

--------------------------------------------------------
Hai, Mia, ini gue Reyna...

Sorry karena gue terlalu pengecut buat ngasih surat ini ke lo secara langsung, jadi gue minta tolong Jevon buat ngasih. Kalau lo udah nerima surat ini, itu artinya kaki gue udah mendarat di Aussie.

Iya, gue mutusin buat pindah (lebih tepatnya dipindahin) ke Aussie setelah Papa tau insiden ytta di acara camping kemarin.

Pertama-tama, gue dengan tulus mau minta maaf sama lo setelah hal-hal buruk yang udah gue lakuin beberapa waktu terakhir. Gue sadar, apapun yang gue lakuin ke lo, itu nggak bakal bisa ngubah semuanya jadi lebih baik.

Sekali lagi maaf, gue nggak bisa ketemu lo karena gue terlalu malu buat berhadapan sama orang baik kayak lo. Gue udah keterlaluan banget, Mia, tapi lo masih baik dan nolongin gue kemarin.

Kedua, gue mau bilang makasih karena udah jadi temen baik gue. Lo keren karena bisa temenan sama siapapun tanpa pandang bulu. Gue juga pengen jadi kayak lo, Mi, tapi kayaknya nggak bisa hehe.

Attention ; WolfiebearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang