homicides

235 31 2
                                    

Sherif, Melisa dan Christ nampak sangat terkejut apa yang barusan Evelyn lihat. Bagaimana tidak? Sepertinya gadis itu baru saja melihat seorang werewolf di ruangannya. Tetapi, siapa werewolf itu?

"Apakah kau melihat siapa yang masuk ke ruangan mu tadi?" Tanya Sherif.

"Aku hanya melihat kedua bola mata yang menyala terang. Serta, Geraman hewan buas."

"Mata hewan itu berwarna merah terang." Lanjut Evelyn.

Sherif dan Christ saling pandang. Menyadari sesuatu.

Werewolf itu adalah seorang alpha.

"Miss Melanie, tidak bisakah kita segera pulang? Aku tidak ingin berlama lama di sini."

Jujur, Evelyn merasa tak nyaman semenjak berada dirumah sakit. Selain penciuman nya yang sensitif mengenai alkohol dirumah sakit ini, Evelyn juga merasa ada seseorang yang selalu melihat gerak geriknya. Sungguh sangat mengerikan.

"Evelyn, aku rasa kau harus bermalam disini."

"Why? I don't wanna stay in here."

"Kau baru saja pulih. Jika kau masih ingin pergi, aku baru memperbolehkan mu pulang besok pagi." Jelas Melisa. Evelyn yang mendengar itu hanya pasrah.

"Miss, bisakah kau menemaniku malam ini. Aku takut." Evelyn memandangi Melanie, dia sangat takut berada di ruangan itu sendirian.

"Baiklah. Aku akan menemanimu malam ini."

"Kita akan pulang besok bukan?"

"Iya. Besok kita akan pulang."

Disisi lain rumah sakit, terdapat seorang perempuan berambut merah, sedang berjalan dengan tatapan kosong, dirinya sudah berada di sebuah kolam renang.

Perempuan itu menoleh ke sekitar, sepertinya tadi dia berjalan lagi tanpa sadar.

Namun, satu hal yang pasti. Dirinya kembali mendengar suara suara yang memanggilnya lagi.

"Death is coming...."

"It takes sacrifice,..."

"Life for a life..."

"They Will come...."

Perempuan itu menutup kupingnya yang berdengung, jeritan dan erangan orang orang memenuhi otaknya. Tentu, ini bukanlah pertanda baik.

Lagi lagi perempuan itu kembali tersadar dari lamunannya. Perempuan itu mendengar suara tetesan air.

Suara tetesan air, terus perempuan itu ikuti. Hingga dia menyadari sesuatu. Matanya membulat, dirinya panik karena melihat sesuatu yang sangat mengejutkan.

Seorang mayat lelaki penjaga kolam dengan darah segar yang masih mengalir segar. Pria itu sepertinya berusia sekitar 30 tahunan.

Mayat itu berada Di life guard chair, dengan darah yang masih mengalir, perempuan itu yakin, kalau penjaga kolam renang itu baru saja dibunuh.

"Aku harus menelphone polisi."

Perempuan itu segera menelepon polisi, tak lupa dia juga mengabari temannya kalau lagi lagi dia menemukan seorang mayat. Iya, lagi!

"Lydia what are you doing in here?" Seorang cowok bernama stilles tengah menyusul Lydia yang sepertinya masih dalam keadaan shock.

"Aku menemukan seorang mayat. Jadi aku menelepon polisi. Mereka akan segera kesini." Stilles menyeritkan dahinya, mendengar perkataan Lydia barusan

"Wait, you call police before you call me?"

"What? I should call you instead of police?"

"YESSS!" Teriak stilles kesal.

Teen wolf - The Last GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang