Kau memanglah manusia.
Lalu kenapa?
Bukankah manusia juga akan berjuang sekuat tenaga untuk melindungi hal yang paling berharga dalam hidupnya?-???
.......
Dalam kegelapan, aku tak dapat melihat jelas, siapa werewolf tersebut. Namun setelah menatap matanya, aku seketika langsung mengetahui, kalau pemilik mata merah tersebut adalah Derek. Untung saja dia datang disaat yang tepat.
"Derek?" Lirih ku lemah.
Derek dengan mata tajamnya segera menatapku sedih. Kali ini dia sedikit menyesal karena menyertakan aku dalam misi ini. Oh iya. Dia sudah pasti menyesal.
Melihatku yang sudah lemah tak berdaya, tersungkur di lantai. Dengan darah segar yang keluar. Derek pasti berpikiran untuk tidak melibatkan ku secara langsung dalam pertempuran seperti ini lain kali.
Sorot mata merah itu, kini menatap mata mengerikan milik DARACH. Ketakutan? Tidak. Aku bisa melihat Derek yang sepertinya ingin melampiaskan kemarahannya itu.
Grawwgg......
Dengan cepat, Derek segera menarik DARACH yang masih setia berada di depanku. Menarik dan memukulnya ke dinding. Tetapi, itu hanyalah suatu hal yang sia sia. Karena DARACH memiliki kemampuan untuk berteleportasi.
Begitu derek ingin memukul DARACH, makhluk itu dengan cepat menghilang bagaikan debu yang terhembus angin.
Makhluk itu menghilang tanpa jejak.
Sepertinya mahluk itu segera kabur karena melihat kekuatan derek yang sangat kuat.
Keberadaan DARACH yang hilang, membuat derek memfokuskan perhatian nya kepadaku.
"Hey, Evelyn. You okay?"
Derek segera mendekat dan berusaha mengulurkan tangannya kepadaku. Membantuku untuk berdiri. Ku rasa tindakan derek saat ini bukanlah suatu ide yang bagus.
"Oh no. DEREK. don't come close to me."
Ku kira, derek tidak akan bisa menembus pelindung itu. Namun nyatanya, dia berhasil dan menarik ku untuk berdiri. Wow. Satu fakta lagi yang bisa ku tahu mengenai kekuatan ku ini. Kenapa derek tidak kenapa Napa?
"You okay?"
Derek menatapku dari ujung kaki sampai ujung kepala. Tak bisa dibohongi, raut wajahnya mengatakan bahwa saat ini dia khawatir kepadaku.
"I'm okay." Lirih ku pelan.
"No, you are not, Evelyn."
Mata derek seketika melirik ke lantai yang terdapat ceceran darahku. Tangan nya menyentuh pelan darah yang menggenang, namun seketika derek menarik kembali tangannya.
"Aw...."
Beberapa kali dia mengibas ngibaskan tangan nya. Aku langsung mengambil keputusan kalau dia kepanasan karena darahku.
Well, sepertinya darahku tidak cocok dengan makhluk supranatural.
"Apakah sepanas itu?"
Walaupun derek hanya mengenai sedikit dari darahku, tetapi derek sepertinya sangat kepanasan.
Penasaran segera mengerubungi isi otakku, tangan ku menyentuh kembali darah yang tergenang. Tak ada reaksi yang sama, seperti yang terjadi kepada derek.
Darahnya hanya hangat. Itu saja.
"Sepertinya darahku bisa membuat werewolf kepanasan. Aku baru mengetahui nya. Omong omong, kita harus mencari dokter Deaton."
KAMU SEDANG MEMBACA
Teen wolf - The Last Girl
Werewolf[HIATUS UNTUK SEMENTARA] Werewolf? Entahlah, apakah hal semacam itu bukan merupakan sebuah mitos? Beacon hills, salah satu kota yang dijuluki sebagai kota misterius dengan seribu kejadian yang tidak bisa dijelaskan dengan akal sehat. Yah, pasalnya k...