The face of dead, tell me to stop.
And when i kill them all,
Who's gonna say to stop me?-???
.......
Kegembiraan, tergambar jelas di wajah manis milik Evelyn. Dirinya merasa berbunga bunga karena seorang pemuda menggandeng nya, mengajaknya berkeliling seluruh sekolah.
Stiles, menjadi orang pertama yang melakukan nya. Orang yang membuat Evelyn merasakan sesuatu hal yang lain.
Jatuh cinta? Evelyn belum merasa terlalu yakin dengan itu. Pasalnya, dia tidak terlalu berpengalaman dengan percintaan.
Sewaktu dirinya berada di panti asuhan, dirinya selalu di dorong oleh anak lelaki dan selalu dikunci di ruang gudang penyimpanan oleh Genk perempuan di panti asuhan.
Evelyn lebih banyak bergelut dengan kesendirian. Masa anak anaknya, mungkin sudah lewat, namun kini dirinya telah menjadi seorang remaja. Dan Evelyn berharap, masa emas nya kali ini lebih baik dibandingkan saat dirinya berada di panti asuhan.
"Kau banyak melamun Evelyn. Kau mungkin tidak fokus karena tidak makan seharian ini." Tanya stiles yang berhasil membuyarkan lamunan Evelyn.
"Ba-bagimana kau tahu kalau aku tidak makan seharian ini?"
"Kau terlihat lebih kurus dibanding sebelumnya. Lihatlah dirimu. Ketika dirimu tersenyum, aku hampir bisa melihat tulang pipimu itu."
"Really?" Evelyn mencoba tersenyum di cermin, membuat stiles seketika terkekeh.
"Senyuman yang indah." Bisik stiles di telinga Evelyn.
"Oh.... Kau mengerjai ku ya?"
"What? Aku tidak melakukan apapun. Lagipula aku tidak salah. Senyuman mu sangat manis." Stiles tidak mau kalah.
"Baiklah. Aku percaya itu."
Percakapan mereka terhenti oleh sebuah suara benda jatuh di ujung lorong. Membuat Evelyn yang seketika kaget langsung memeluk stiles dan dengan cepat, cowok itu bersikap waspada dengan apa yang ada di ujung lorong gelap di depan sana.
Hari sudah mulai petang. Scott dan yang lainnya seharusnya ada di ruangan kelas mereka saat ini. Stiles harus kesana sekarang. Takut nya bila ada penyusup di ujung sana yang menunggu kedatangan nya.
"Shh.... Evelyn. Stay behind me."
Apapun yang terjadi, rasa penasaran stiles sepertinya mengalahkan ketakutan nya saat ini. Dengan Evelyn dibelakang nya, tentu stiles akan melindungi gadis itu apapun yang akan terjadi. Stiles memutuskan untuk mengecek apa yang ada di depan sana.
Dan.....
Setelah beberapa langkah, stiles bernafas lega karena menyadari sumber suara itu berasal dari seekor burung gagak yang menabrak kaca. Pecahan kaca berserakan dimana mana, membuat stiles menghentikan langkahnya.
"Stay in here Evelyn."
Tak ada jawaban maupun respon dari Evelyn. Membuat pemuda itu terpaksa menoleh, mendapati gadis itu sudah tidak ada dibelakangnya saat ini.
".....Evelyn?"
Oh sial, stiles berfirasat buruk tentang ini. Dirinya merasa kalau burung gagak itu adalah pengalihan agar fokusnya teralihkan. Ini ulahnya DARACH!
"Fuck it."
Stiles dengan cepat berlari, mengeliling beberapa kelas. Tak lupa dirinya segera menghubungi Scott untuk menyampaikan hilangnya Evelyn.
"Hey, stiles. Kapan kau-"
"HEY SCOTT. EVELYN IS GONE."
Mendengar perkataan stiles, seketika membuat senyuman Scott memudar. Keheningan terlihat jelas di wajah pemuda itu. Membuat Alison, Lydia beserta Issac segera menyadari ada sesuatu yang salah dengan Scott yang terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teen wolf - The Last Girl
Lupi mannari[HIATUS UNTUK SEMENTARA] Werewolf? Entahlah, apakah hal semacam itu bukan merupakan sebuah mitos? Beacon hills, salah satu kota yang dijuluki sebagai kota misterius dengan seribu kejadian yang tidak bisa dijelaskan dengan akal sehat. Yah, pasalnya k...