I know that you got Daddy issue,
But you forget that I never know what it feels like.................
Aku tak tahu kau memiliki ayah.
Kau tidak pernah memberitahu ku tentang keadaan ayahmu Scott.Lalu, bagaimana nasibku selanjutnya?
Apakah kalian akan membuang ku, sama seperti yang dilakukan oleh keluarga sebelumnya?
-evelyn.
.........
Evelyn yang dijemput oleh stiles, lantas langsung pulang kerumah. Mendapati Melisa yang ternyata juga baru menyelesaikan shiftnya di rumah sakit. Mata Evelyn berbinar karena melihat makanan yang banyak tertata diatas meja.
"Wow, ada apa acara apa ini?" Evelyn menatap ke Melisa yang sedang membereskan pie yang baru saja di oven.
"Kurasa kita perlu mengadakan acara penyambutan mu. Walaupun itu sedikit telat karena aku tak memiliki banyak waktu." Melisa melirik Evelyn yang tersenyum.
"Terimakasih, Melisa. Kau adalah ibu yang baik." Evelyn segera memeluk Melisa. Memeluk ibunya itu dengan erat.
"Kau tak mau memelukku juga?" Scott memberi tatapan sedihnya.
"Hahaha, kemari Scott." Evelyn membuka tangan kanannya, memberi kode kepada Scott untuk segera berpelukan.
Ya, mereka bertiga berpelukan bertiga. Selayaknya keluarga pada umumnya. Keluarga yang selalu diimpikan oleh Evelyn. Rasanya tak percaya ketika dirinya dipeluk dan dirindukan seperti ini.
Kasih sayang ini, terasa sangat nyata. Evelyn detik itu juga ingin waktu berhenti sebentar. Kenyataan kalau dulu dirinya tak pernah merasakan kasih sayang, membuatnya sedikit merasa lega karena dipertemukan oleh Melisa dan juga scott.
Banyak kejadian yang mereka alami bersama. Walaupun dirinya sering berada dalam bahaya dan terancam, Evelyn merasa tidak keberatan karena ada keluarga dan sahabat yang kini melindungi nya.
Evelyn tahu, Scott akan melindungi nya, begitupula Melisa. Mereka akan menjadi bagian keluarga terpentingnya.
Dahulu, Evelyn tidak pernah memikirkan sesuatu. Tidak memiliki keinginan, impian, ataupun cita cita. Namun sekarang ini, dirinya sangat ingin bertahan di keluarga harmonis ini. Keluarga yang mau menerimanya apa adanya.
"Sudahi berpelukan nya. Mari kita makan. I'm so hungryy" ujar Evelyn sambil mengelus perutnya. Cacing di dalam tubuhnya sudah berteriak untu makan dari tadi.
"Hahaha, sepertinya kau sangat kelaparan, Evelyn." Melisa mengelus punguk rambut Evelyn.
Mereka bertiga makan malam dengan damai. Penuh canda tawa dan keceriaan.
"So, Evelyn." Evelyn melirik Melisa.
"Apakah kau suka dengan seseorang?"
"Mom, dia masih terlalu muda untuk itu!" Scott merasa tak terima. Rasanya Evelyn masih terlalu muda untuk berpacaran dengan pemuda lain.
"Hei, aku bukanlah ibu yang kolot, scott. Lagi pula kau juga punya pacar." Perkataan Melisa merujuk kepada Alison, pacar dari Scott.
"Itu adalah dua hal yang berbeda. Umur ku sudah 17 tahun, dan aku adalah laki laki. Sedangkan Evelyn masih 14 tahun."
"Hahaha, kau bisa saja, scott. Lagi pula Melisa bertanya apakah ada orang yang aku suka, bukan seorang pacar." Evelyn sedikit mengoreksi scott.
"Pastikan jika kau punya pacar, kau harus membawanya kehadapan ku. Aku harus menghajarnya dulu." Scott tersenyum, seolah tidak sabar ingin menghajar orang yang bisa meluluhkan hati adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teen wolf - The Last Girl
Hombres Lobo[HIATUS UNTUK SEMENTARA] Werewolf? Entahlah, apakah hal semacam itu bukan merupakan sebuah mitos? Beacon hills, salah satu kota yang dijuluki sebagai kota misterius dengan seribu kejadian yang tidak bisa dijelaskan dengan akal sehat. Yah, pasalnya k...