Bahkan ketika dunia ini hancur, akan ada seseorang yang masih peduli dengan lingkungan sekitarnya.
-???
......
Evelyn berjalan pelan ke kamarnya, dia merasa segar sehabis mandi dan berganti baju. Miss Melanie menyuruhnya untuk segera bersiap karena akan ada keluarga yang menjemput Evelyn.
Langkah Evelyn terhenti tak kala melihat seorang yang asing sedang duduk di kasurnya. Orang itu memakai baju Abu abu dengan celana panjang hitam.
"Permisi?"
Orang itu segera berbalik dan memandang Evelyn dengan senyuman. Tunggu... Wajah itu. Sepertinya Evelyn pernah melihatnya disuatu tempat.
"I'm sorry. But, who are you?"
Evelyn tentu saja tidak mengenal orang itu. Namun, Evelyn merasa pernah melihat orang itu disuatu tempat.
"Saya pikir, saya pernah melihat anda disuatu tempat. Tetapi... Dimana ya?"
Orang itu tersenyum, melihat Evelyn yang berusaha keras mengingat siapa dirinya. Walaupun mereka belum berkenalan secara resmi, tetapi orang itu bersyukur karena Evelyn mengingat wajahnya.
"Ahh.. iya, dirumah sakit. Kau yang bersama dengan Melisa kan?"
Orang itu meangguk senang.
"Perkenalkan, aku adalah Scott. Aku anak dari Melisa."
"Ah, jadi anda adalah putra dari Melisa. Hmm... Kalau boleh tahu, kenapa anda di kamar saya? Apakah anda memerlukan sesuatu?"
Sepertinya Evelyn masih belum mengetahui tentang niatan Scott kesini.
"Aku kesini ingin mengenal lebih jauh tentang mu dan... Bisakah kau memakai bahasa yang tidak formal? Usia kita terpaut tidak cukup jauh."
"Ah, maafkan aku. Hanya saja, aku sudah terbiasa untuk memakai bahasa formal saat bertemu dengan orang baru. Kau tahu lah... Aku memang di didik seperti itu sejak dulu." Scott terkekeh mendengar jawaban Evelyn.
"Omong omong, aku tidak menyangka kau mengingat wajahku. Apakah karena wajahku ini tampan jadinya kau sudah untuk melupakan nya?"
"Tidak sih... Kau memang tampan aku akui itu. Tetapi ..."
Evelyn dengan cepat duduk disamping Scott, menatap matanya tajam.
"Ugh.... Evelyn... Tatapanmu seperti ingin membunuhku." Scott sedikit memundurkan tubuhnya.
"Ah, maafkan aku. Sepertinya aku hanya pernah melihat mu disuatu tempat lain. Mungkin saat aku melihat keluar jendela."
Scott sedikit terkejut dengan Perkataan Evelyn barusan. Bagaimana tidak? Manusia mana yang dapat melihat jelas di malam hari ketika tidak ada cahaya sedikitpun? Kecuali jika Evelyn benar benar berubah menjadi werewolf sama seperti dirinya.
"Ehmmm.. aku, uhuk..."
Scott tiba tiba saja terbatuk, dirinya merasa sesuatu yang menekan pada tubuhnya, paru parunya terasa sesak, dan juga tubuhnya merasa melemah.
"Hei, Scott. Kau tak apa? Kenapa kau terbatuk seperti itu? Aku akan mengambilkan air untukmu."
Evelyn panik, dan segera pergi keluar untuk mengambil segelas air. Scott memandang sekitar dan pandangan tertuju jelas kepada sebuket bunga yang berada di atas meja Evelyn.
Bunga biru itu, adalah penyebab Scott kesakitan. Tunggu dulu, bagaimana gadis itu bisa mendapatkan bunga wolfsbane?
Evelyn datang dengan minuman di tangannya, namun dirinya seketika terdiam melihat Scott yang memandangi bunga wolfsbane miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teen wolf - The Last Girl
Werewolf[HIATUS UNTUK SEMENTARA] Werewolf? Entahlah, apakah hal semacam itu bukan merupakan sebuah mitos? Beacon hills, salah satu kota yang dijuluki sebagai kota misterius dengan seribu kejadian yang tidak bisa dijelaskan dengan akal sehat. Yah, pasalnya k...