"jadi, apa kau tahu sesuatu mengenai gadis itu?"
"Isaac, tugas kita disini bukan untuk itu. Tetaplah fokus."
Isaac memutar bola matanya. Dirinya merasa kesal karena temannya itu terlalu serius dalam misi kali ini. Eh, rasanya bukan kali ini Saja. Scott memang selalu serius dalam setiap misi.
"Ayo, Isaac. Pertama tama kita harus menemui ibuku, agar memudahkan kita masuk."
"Ugh, kenapa kita tidak langsung masuk saja?" Kesal Issac.
"Kau ingin dicurigai sebagai mata mata hah? Selagi bisa memakai cara baik baik, kenapa tidak?" Scott melirik Issac. Temannya itu menyukai cara bar bar daripada cara halus. Sangat berbeda jauh darinya, yang lebih menyukai kedamaian dari pada kekerasan.
"Okay, okay. I get it." Isaac mendengus, yah, dari pada berdebat, Isaac lebih ingin mempercepat misi kali ini.
"Melisa." Panggil Scott,
"Hei, what are you two doing here?"
Melisa segera menarik Scott dan Issac ke tempat yang sepi. Karena Sherif dan bawahannya sedang berjaga di depan pintu.
"Kenapa kalian ada disini?" Melisa melirik Scott dan Issac bergantian. Sudah pasti mereka memiliki tujuan berada disini.
"Kami tahu, kalau ada alpha yang sedang mengincar gadis itu." Issac memberitahu.
"Mom, kita perlu masuk ke sana, dan mencium aroma dari sang alpha. Siapa tahu, derek bisa mengetahui siapa alpha yang mengincar gadis itu." Scott berusaha meminta izin ibunya, agar bisa masuk ke ruangan Evelyn.
"Yeah, dia benar. Jika kita bisa menemukan sang alpha, kita juga akan tahu motif dari gigitan yang diberikan. Bukankah, gadis itu mengalami kecelakaan? Apakah kau yakin, itu adalah kecelakaan biasa?" Woho, Isaac, kau pandai berbicara.
"I'm sorry, i-"
"Please mom, hanya kali ini saja. Bantu kami masuk ke dalam. Kami hanya akan mencium bau alpha itu dan pergi." Scott memohon kali ini.
"Dengarkan aku, Scott. Aku ingin membantu. Tetapi aku benar benar tidak bisa. Gadis itu berada di dalam bersama Melanie. Aku tidak bisa membawa mereka keluar karena Evelyn pasti sedang berisitirahat sekarang."
"Jadi, kenapa kita tidak buat keributan saja. Dan memancing mereka keluar?"
Melisa yang mendengar itu lantas menjewer kuping Issac hingga memerah. Sudah pasti Melisa tidak akan membiarkan itu terjadi. Setidaknya, tidak di rumah sakitnya.
"Ouw, Melisa, it's hurts." Issac memegang kupingnya yang sakit. Melisa tidak main main dalam menjewer kuping nya.
"Maka, jangan lakukan itu disini. Jangan buat keributan. Kau tahu, ini rumah sakit. Bukan sekolah!"
"Tapi, kita harus segera masuk ke sana, mom. Apakah kau yakin, tidak membiarkan kita masuk?"
Melisa menatap tajam Scott.
"Aku tidak akan membiarkan kalian mengganggu pasien ku. Dan, jika kalian terpergok olehku, aku akan menghukum kalian."
"Lalu, apa yang harus kita lakukan? Kita perlu masuk ke sana!"
"Dari pada kau memaksa untuk masuk, kenapa kau tidak mencoba mencium jejaknya dari luar? Pasti alpha itu masuk lewat luar jendela. Bukankah itu meninggalkan jejak bau?"
Scott dan Issac saling melempar pandang. Ide Melisa tidaklah buruk dan, tidak salahnya untuk dicoba dulu.
"Okay, mom. Kita akan mencoba ide brilian dari mu. You know what, you are really smart, mom. I'm proud of you." Melisa tersenyum mendengar itu. Scott adalah satu satunya yang bisa membuat Melisa tak henti hentinya untuk tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teen wolf - The Last Girl
Werewolf[HIATUS UNTUK SEMENTARA] Werewolf? Entahlah, apakah hal semacam itu bukan merupakan sebuah mitos? Beacon hills, salah satu kota yang dijuluki sebagai kota misterius dengan seribu kejadian yang tidak bisa dijelaskan dengan akal sehat. Yah, pasalnya k...