falling for him?

77 17 6
                                    

She can't Trusting these feeling.
A beating heart for someone,
Trust in a young man who never believe in himself.

-???







........

Sore hari ini sangatlah hening, tetapi kini scott merasa aneh dengan adiknya yang sedari tadi menatap hp sambil senyam senyum tidak jelas. Firasat nya sangat aneh. Sebagai seorang kakak, Scott merasa perlu mengecek siapa yang sedang dihubungi oleh adiknya.

Merasa ditatap secara intens, Evelyn menoleh. Mendapati kakaknya itu sedang menatapnya tajam seolah ingin membunuhnya, sehingga dia buru buru menyembunyikan hp miliknya.

"Kau sangat aneh, Evelyn." Scott curiga.

"No, kau yang aneh. Kenapa menatapku seolah aku adalah musuh yang harus dihabisi? Sejak kapan kau melihatku seperti itu?"

"Sejak satu jam yang lalu." Evelyn menelan ludah. Dirinya sangat asyik bertukar chat dengan stiles sampai sampai tidak menyadari bahwa scott telah menatapnya selama satu jam.

"Kau punya pacar?"

"Kenapa kau berpikir seperti itu?"

"Just, you know? the feeling of an older brother? It never misses." Scott yakin. Well, sepertinya dia tidak salah.

"Ugh, kau mengada Ngada scott."

"Tidak, aku serius."

"Kurasa kau perlu istirahat. Matamu bermasalah."

"Masalah nya bukan pada mataku, Evelyn. Tetapi pada dirimu." Evelyn panik ketika Scott berdiri dan mencoba meraih ponsel miliknya.

*Evelyn pofv*

"Hey hey Scott. Kau mau apakan hp ku?" Aku berjinjit, namun tanganku ditahan oleh tangan kiri Scott, sementara tangan lainnya mencoba mencari dalang siapa nama yang membuat adiknya tertawa tidak jelas.

"Siapa itu 'my man'?"

"Berikan hp ku, scott."

"Tidak sebelum kau memberitahu siapa itu 'my man'."

"It's just my friend."

"Tidak ada yang menamai kontak temannya dengan sebutan 'pria ku', Evelyn."

"Berikan hp kuuu... Dia bukan siapa siapa!" Aku berusaha mengambil hpku kembali, namun itu sia sia.

"Well, let's find out."

Aku mulai panik ketika Scott tiba tiba memencet tombol telpun pada nomor di hpku. Membuatku seketika menendang kaki scott.

"Aduh..." Scott memegangi kakinya yang sakit, membuatnya lengah dengan hp ditangannya. Melihat kesempatan itu, aku segera mengambil kembali hp milikku.

"Sorry scott. Aku tidak ingin kau mengetahui secepat ini. Tapi-"

"Halo..."

Shit, aku lupa mematikan panggilan nya.

Mendengar suara stiles dari hp milikku, Scott seketika melotot kearahku. Walaupun suara stiles sangat kecil, tetapi Scott adalah werewolf. Tentu dia mendengar dan menyadari kalau suara itu adalah milik Stiles.

"Shit." Aku segera mematikan hpku, lalu menatap Scott dengan tenang. Namun sepertinya dia sangat terkejut

"K-kau? Dengan stiles? H-how?" Scott menutup mulutnya. Dia sangat terkejut mendapati adiknya berpacaran dengan stiles. Apa yang dia lewatkan sehingga adiknya itu bisa suka kepada sahabatnya sendiri?

Teen wolf - The Last GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang