Aku menatap punggungnya dengan senyum yang terus terukir di bibirku.
Hingga saat ini pun, aku masih belum percaya takdir mempertemukanku dengannya, dan hebatnya, semesta memilih dia untuk menyembuhkan lukaku.
Dan yang bisa ku lakukan sekarang hany...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Park Joon Young
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kim Hyu Bin
🌼🌼🌼
(Senja POV)
Alarm dari jam weker di atas nakasku berbunyi. Begitu bangun, aku segera mematikan benda tersebut lalu bangkit dari ranjang.
Setelah meregangkan tubuh sejenak, aku berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci wajah. Masih terlalu pagi untuk mandi.
Saat aku membuka ponsel, pesan dari mentorku di kampus sudah nangkring di barisan teratas dari sekian banyaknya pesan masuk dalam aplikasi Kakaotalk.
Sambil membuka buku yang berisi tentang materi yang nanti akan di bahas, aku membaca teks yang dikirim Kim Hyu Bin sunbae padaku.
(🐰: sunbae: senior)
•Hyubin_Kim
> Seon Ja ssi, maaf sebelumnya, tapi jadwal pertemuan kita harus di mundurkan karena siang ini kepala bimbingan konsuling mendadak mengadakan rapat.
•Hyubin_Kim > Mungkin pukul tiga sore jika kau luang?
Me • Arraseo, sunbae <.
Aku menghembuskan nafas lega, setidaknya waktu luangku bertambah, lagi pula selain bersama Hyu Bin sunbae —dia adalah mentor sekaligus seniorku di kampus—, jadwal kuliahku masih nanti siang.
Setengah jam ku habiskan dengan membaca, perutku berbunyi. Aku pun menutup buku tebal di pangkuanku lantas mandi dengan cepat.
Selesai mandi, aku pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan, untung saja masih ada persediaan yang tersisa meski tidak seberapa, mungkin hanya cukup untuk makan tiga kali.
Mau tidak mau aku harus membuat rencana untuk pergi berbelanja ke supermarket yang di beri tahu oleh paman Grover kemarin agar kulkas dan pantri dapurku tidak meronta karena isinya sudah habis.
