26. Don't need to worry

12 7 0
                                    


(JK POV)

Gelap.

Panas.

Apa yang terjadi?

Aku mengerjap.

Buram.

Dimana aku?

Indra pengelihatanku perlahan pulih.

Aku mengerjap lagi. Kepalaku masih sedikit pusing.

Tunggu, apa aku berada di kamarku? Bukankah semalam aku tertidur di bar karena overheat?

Mengerahkan tenaga yang baru saja terkumpul aku mengangkat kepalaku dan mengedarkan pandangan ke sekeliling.

Benar saja, ini kamarku.

Lalu siapa yang membawaku kemari?

Senja.

Benar, gadis itu, meski belum sempurna mengingat apa yang terjadi semalam setelah kami semua jatuh tertidur karena alkohol, aku samar bisa ingat Senja yang memaksaku untuk pulang.

Gadis itu memesankan taxi lalu kami pulang menaikinya.

Sampai di kompleks, dia susah payah menuntunku kemari. Bahkan dia memasangkan selimut untukku sebelum pergi.

Ah, aku telah menyusahkannya. Aku harus mengucapkan terima kasih secepatnya pada gadis itu.

Pasti tidak mudah membawaku sendirian pulang dalam keadaan mabuk, mengingat para member sering mengeluh tiap aku sudah mabuk di bar karena sulit kali untuk membuatku hanya sekadar membuka mata.

Terdiam sejenak untuk mengumpulkan nyawa, aku perlahan sadar kalau ini sudah hampir siang.

Astaga, apa kami tidak latihan hari ini?

Serta merta aku melompat dari kasur. Meski masih terasa pusing, namun aku memaksakan diri untuk segera turun dan menghampiri hyung ku.

Tapi perasaan aneh segera menyergapku kala mendapati dorm kami terasa begitu sepi.

Apa mereka sudah pergi?

Aku menghela nafas, menyerah mencari ke enamnya di setiap ruangan, aku memutuskan untuk pergi ke dapur untuk mengambil minum.

Alkohol semalam benar benar mengeringkan kerongkonganku.

Aku ingat telah salah meminum champagne semalam. Ku pikir itu air putih. Dan aku juga ingat Senja berseru kesal karena aku tidak mendengarkannya.

Benar saja, air dingin yang baru saja kuminum segera membasuh tenggorokanku yang kering. Aku sudah merasa baikan sekarang.

Tidak tahu apa yang harus kulakukan setelah ini, aku memilih kembali ke kamar dan menghubungi salah satu member untuk menanyakan keberadaan mereka.

" Kenapa tidak membangunkanku?"

" Bagaimana bisa kalau kau tidur seperti orang mati?"

Jawaban menyebalkan Jimin membuatku memonyongkan bibir. Dia seperti tidak berkaca saja.

" Tetap saja, kalian tega latihan tanpa aku." Sanggahku.

"Kau tidak ingat kalau hari ini kita hanya menghadiri rapat sebentar membahas tur kita? Tidak ada latihan hari ini, bodoh."

Aku mengerutkan dahi, teringat akan sesuatu. Benar juga, hari ini manager hanya mengumpulkan kami untuk membicarakan beberapa hal mengenai konser.

" Baiklah kalau begitu.." Akhirnya kesalku mereda di gantikan dengan rasa senang, setidaknya aku tidak harus terjebak di antara orang orang membosankan yang menjelaskan ini itu tentang sesuatu yang sebenarnya sudah kami ketahui.

 EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang