(JK POV)" Kau serius hyung??"
"Greum.."
" Jeongmal?"
"Huft, kau ini.. apa aku terdengar sedang bercanda?"
Jantungku berdegup kencang mendengar kabar dari Hoseok dari telepon.
Mengabaikan seruan kesal Hoseok yang gemas karena aku terus bertanya, aku segera berlari menuju ruang keluarga dan segera menyambar remote control lantas menyalakan televisi yang tertempel di dinding.
Dengan gerakkan membabi buta aku segera mencari saluran televisi yang tadi di sebutkan oleh hyung ku.
Seorang narator tengah berbicara, situasi terlihat menegangkan di dalam layar televisi berukuran 75 inc di hadapanku.
Saking seriusnya aku memperhatikan layar sampai sampai tidak sadar jika Hoseok hyung sudah mematikan sambungan teleponnya.
Oh, siapapun yang melihatku pasti akan berpikir bahwa aku sedang kerasukan.
Narator mulai menyebutkan beberapa nama pemenang cabang biola.
Nah, sebentar lagi.
Pandanganku sama sekali tidak bisa beralih hingga suara wanita berwibawa yang wajahnya sama sekali tidak terlihat itu mengumandangkan pemenang dari cabang piano kompetisi Hansung tahun ini.
Kepalaku terus membayangkan wajah gadis yang akhir akhir ini seringkali diam diam kuperhatikan sedang merenung di balkon lantai duanya, sen-
" Han Je sung! Mahasiswa Hankuk yang amat menawan membawakan lagu fur elise!!"
Seorang lelaki bertubuh jangkung dengan wajah tampan -tapi tentu aku lebih tampan- melangkah penuh keyakinan ke atas panggung menerima piala, sertifikat, kasmir, serta buket bunga dari panitia. Bagus, anak itu mendapat juara tiga.
Menurut perkataan Hoseok, Senja bermain seperti orang kesetanan tadi, aku tidak tahu pria itu membual atau tidak, tapi yang pasti Hoseok hyung juga bilang bahwa juri sampai di buat bungkam oleh gadis itu.
Jadi mungkin bisa saja Senja termasuk pemenang komoetisi.
Pemenang kedua di umumkan, seorang gadis bernama Hwang Min Ji.
Wajahnya angkuh dan tegas ketika menerima hadiah, dia seperti sedih, tapi.. ah, masa bodoh, sekarang pemenang kategori piano utama..
Jantungku berdegup kencang, tidak terlalu fokus pada perkataan narator sampai dia menyebut nama,
.
" Lee Ye Seol, dengan penampilan memukau nya membawakan musik karya Luo Ni, G minor bach nya yang mampu menggetarkan auditorium.. ini dia.."
Seketika bahuku merosot, tanpa perlu melihat ke layar kaca lagi, aku menunduk beringsut ke sofa.
Meski benda yang menampilkan pengumuman kejuaraan kompetisi musik tahunan Hansung itu masih menyala, tapi aku sama sekali tidak ada minat untuk melihat maupun mendengarnya. Huft, padahal aku sudah berharap nama senja lah yang akan di panggil.
Jin yang melintas ke ruang tamu dan tidak sengaja meilhatku pun menghampiriku, pasti dia akan bertanya kenapa terlihat lesu begini padahal nanti sore kami akan latihan.
Namun sepertinya dugaanku salah, pria yang tengah memegang mug bergambar karakter BT21 bernama Koya milik Namjoon itu malah mendekat ke televisi, pandangannya terpaku di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria
FanfictionAku menatap punggungnya dengan senyum yang terus terukir di bibirku. Hingga saat ini pun, aku masih belum percaya takdir mempertemukanku dengannya, dan hebatnya, semesta memilih dia untuk menyembuhkan lukaku. Dan yang bisa ku lakukan sekarang hany...