(Au Ra POV)Joon Young meletakkan cangkir berisi teh nya ke atas meja. Ye Seol yang duduk di sebelahnya segera memangggil salah seorang pramugari untuk membereskan peralatan minuman di hadapan bos nya.
" Apa aku salah, Ye Seol?"
" Eh? Ya, sajangnim?" Ye Seol yang agak terkejut dengan pertanyaan Joon Young yang datang tiba tiba sedikit bingung.
Wanita itu menoleh menatap sekretarisnya,
" Apa aku salah dengan membawa Senja kembali ke Indonesia?"
" Hm.." Ye Seol bergumam singkat memikirkan jawaban.
Menurutnya, pertanyaan Joon Young terlalu sulit untuknya yang sama sekali tidak memiliki pengalaman mengenai semua hal yang tengah di hadapi bos nya. Tapi demi tidak tampak tak berguna, Ye Seol berusaha menjawab sebaik mungkin,
" Jujur saja, aku tidak terlalu memahami perkara ini, sajangnim. Namun, jika anda memang ingin mendapat penilaian dari sisi pandangku, tidak ada tindakan yang benar ataupun terbaik dari semua ini."
" Maksudmu?"
Ye Seol tersenyum, " Apapun tindakan yang anda pilih nantinya, pasti juga akan mendatangkan dua hasil, baik dan buruk. Tapi, kedua hal itu bisa datang dari arah yang berbeda sesuai dengan langkah yang anda ambil. Seperti jika anda memutuskan untuk memisahkan Seon Ja bujangnim dengan Jungkook, lantas membawanya kembali ke Indonesia."
" Dengan melakukan itu, mungkin media akan berhenti bertanya tanya, atau setidaknya membuat banyak spekulasi yang nantinya banyak menimbulkan pro-kontra pada keduanya."
" Namun, dengan pilihan ini, anda berarti memilih untuk mengorbankan perasaan Seon Ja, karena bagaimanapun, kita sama sama tahu kalau mereka berdua memang saling mencintai. Tidak ada yang bisa menebak seberapa dampak negatif yang akan di terima Seon Ja akibat perpisahan itu."
" Jadi menurutmu aku harus membatalkan rencanaku dan membiarkan mereka? Kau tahu seberapa benci aku dengan penyanyi itu, bukan?"
" Bukan begitu sajangmnim, pilihan lain pun akan tetap memiliki resiko. Pada akhirnya mereka semua harus membuat kita mengorbankan sesuatu karena sejatinya, hidup selalu memberi kita banyak pilihan yang sama sama mempunyai dua sisi, baik dan buruk, dan hal paling menyebalkannya, kita di paksa untuk hanya memilih satu hal saja."
" Jika anda mengalah dan membiarkan Seon Ja melanjutkan hubungannya dengan Jungkook serta mengajukan klarifikasi hubungan mereka, mungkin mereka akan bahagia. Tapi itu berarti kita harus menghadapi banyak orang yang pastinya juga memiliki dua pendapat yang berbeda."
" Kita tidak bisa menjamin mereka akan menerima hubungan Seon Ja dan Jungkook dengan baik."
" Di tinjau dari banyak kasus serupa saja, hanya sekitar dua puluh persen hubungan para public figure yang di sambut baik. Sisanya harus kandas karena banyaknya hujatan dan kecaman."
"Baiklah, jadi ku anggap pilihan ku memang jalan terbaik,"
Ye Seol menggeleng mendengar nya, Joon Young pun menatap bingung gadis itu,
" Bukankah sudah jelas? Aku mencoba mengambil pilihan yang resikonya paling sedikit, aku juga yakin hubungan mereka akan kandas nantinya meski tidak ku pisahkan."
" Sajangnim, maafkan aku bila lancang, namun kurasa bukan Jungkook yang anda benci, tapi profesinya."
" Aish, siapa bilang? Dilihat dari tampangnya yang sok imut saja sudah bisa di pastikan kalau dia adalah playboy." Joon Young mengelak, meski separuh hatinya meng iya kan perkataan Ye Seol, namun dia tidak mau mengakui hal itu walaupun pada dirinya sendiri. Ia mencobba meyakinkan dirinya sendiri kalau Jungkook memang tidak baik untuk putrinya.
Diam sejenak, Ye Seol mengutak atik tablet nya, kemudian memperlihatkannya pada Joon Young, " Aku memiliki seorang kenalan yang berasal dari Big Hit, kebetulan ia menjabat sebagai salah satu co-produser musik disana dan dia lumayan dekat dengan member BTS, termasuk Jungkook,"
Joon Young memandangi layar tablet yang memproyeksikan beberapa foto, dapat ia temukan wajah Jungkook di salah satu foto.
Senyumnya lebar hingga menampakkan gigi kelincinya membuat Joon Young bertambah muak melihatnya.
Ia masih penasaran dari sisi mana pria berwajah anak TK seperti ini dapat memikat putrinya, padahal banyak putra koleganya yang tertarik pada Senja dan gadis itu tahu benar akan hal itu.
" Lalu? Apa yang mau coba kau beritahu padaku?"
" ah, sajangnim, setelah skandal itu meledak untuk pertama kalinya, aku berinisiatif untuk menghubungi banyak kenalanku yang beroprasi di industri hiburan Korea untuk mengumpulkan informasi tentang orang yang di kencani Seon Ja, siapa tahu kau membutuhkannya. Dan co-produser inilah salah satunya, dan satu satunya yang memberiku informasi paling banyak."
" Jungkook, sebagaimana orang orang tahu, dia adalah idol terkenal, grup nya bahkan sudah meraih banyak penghargaan dari kancah internasional. Dan orang seperti itu pasti wajar mendapat banyak sorotan di hidupnya, apalagi soal kisah cinta yang mungkin mereka miliki."
" Nah, yang menarik darinya dan grup nya adalah bagaimana mereka begitu meratukan penggemar mereka hingga hubungan istimewa seperti kekasih jarang terendus."
"Dan Jungkook, meski dia sering di beritakan dekat dengan beberapa idol dan aktris, temanku bersikeras meyakinkan kalau seumur hidupnya, Jungkook hanya pernah mengencani dua gadis, teman selama SMA nya dan seorang idol dari grup yang di naungi oleh satu label dengannya. Tapi hubungannya sudah lama kandas karena pihak dispatch mengetahuinya lantas tidak sengaja bocor hingga menimbulkan banyak skandal tidak mengenakkan."
Joon Young yang masih belum menemukan inti dari penjelasan Ye Seol mengerutkan dahi bingung,
" Lalu?"
Ye Seol mendecakkan lidah, " Temanku bilang, Jungkook sudah cukup lama berpacaran dengan idol ini, mungkin sekitar tiga tahun, dan di masa itu, temanku mengaku kalau dia adalah pacar yang ideal. Jadi menurutku, sajangnim, Jungkook tidak seburuk yang kau katakan. Kupikir perasaannya pada Senja tulus."
Mendengar itu, Joon Young membuang nafas, ternyata gadis ini mebicarakan sifat Jungkook, " Kau nampaknya membela anak itu, apa kau mengenalnya secara langsung?"
Kini Ye Seol tidak se yakin tadi, gadis itu menggaruk tengkunya yang tidak gatal, salah tingkah,
" Er.. tidak juga sih.." Ia meringis menyadari kepolosannya.
Joon young menyilangkan kedua tangan di depan dada,
" Tepat sekali, kau harus berhenti saat orang mulai bilang, ' katanya'. "
" Nee sajangnim."
Hening, kabin VVIP pesawat milik maskapai penerbangan Twilight Purple itu tidak mengeluarkan suara beberapa saat hingga Ye Seol kembali memecah keheningan,
" Sajangnim," Panggilnya pelan.
" Nee?"" Eum.. jika Seon Ja bujangnim pulang ke Indonesia, apakah anda akan menepati perkataan anda juga? Eh, maksudku, secara, dia pasti juga membutuhkan dukungan dan mengharapkan-"
" Greum," Ucap Joon Young, singkat, memotong kalimat sekretarisnya dan membuat gadis itu diam diam menghela nafas lega.
Syukurlah, batinnya, bagaimanapun gadis itu selalu merasa tidak enak tiap harus menyampaikan perintah atasannya pada Senja yang ber notaben sebagai putri Park Joon Young, selain segan, dia juga terkadang kasihan terhadap gadis yang dulu pernah satu kampus dengannya di Oxford.
Meski tidak terlalu dekat, Ye Seol cukup tahu sepak terjang Senja dari Joon Young. Ia sudah bekerja keras sendirian selama ini.
" Aku juga lelah harus berpura pura selama ini. Walaupun aku tidak akan menyesali perlakuanku padanya, aku tetap harus menukarnya dengan memberikan semua yang tidak bisa kuberikan sebelumnya."
Ye Seol mengangguk angguk setuju.
Pandangannya beralih ke jendela pesawat di sebelah kirinya. Awan berarak mulai di gantikan dengan pemandangan gedung gedung pencakar langit, pertanda sebentar lagi mereka akan mendarat di bandara.
🐰🐰🐰
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria
FanfictionAku menatap punggungnya dengan senyum yang terus terukir di bibirku. Hingga saat ini pun, aku masih belum percaya takdir mempertemukanku dengannya, dan hebatnya, semesta memilih dia untuk menyembuhkan lukaku. Dan yang bisa ku lakukan sekarang hany...