(JK POV)
Aku memandangi tubuhku yang hanya ditutupi oleh handuk sebatas perut hingga atas lututku.
Aku dapat melihat beberapa guratan luka yang sebelumnya tidak ada kini menghiasi beberapa titik sekitar bahu, lengan dan dada.
Mendapati itu semua, aku merasakan sebuah kepuasan tersendiri karena bisa mendapat tanda yang jelas dari perjuanganku melewati wajib militer selama hampir dua tahun.
Hari ini, adalah hari pertama aku dan ketiga hyung ku menyelesaikan kewajiban kami. Eumma langsung menyuruhku untuk mandi begitu aku menginjakkan kaki di rumahku setelah sekian lama.
Tak dapat di pungkiri bahwa aku amat merindukan rumah ini dan segala suasana hangat yang dimiliki.
Saat berada di camp, aku sering memikirkan tentang tempat ini, juga member BTS, keenam hyung ku, dan satu orang lagi.
Kuhela nafasku ketika menyadari bahwa sebanyak apapun diriku berubah, aku tetap tidak bisa melupakan gadis penyuka langit malam itu sedikitpun.
Bayangannya seringkali mengusik malamku hingga membuatku sulit tidur. Tapi anehnya, hingga detik ini aku sama sekali tidak bisa membencinya meski itulah yang dia minta.
' Tidak ada lagi kesempatan yang kita miliki Jungkook, jadi akan lebih baik jika kau melupakanku dan melanjutkan hidupmu. Dan kudengar, seseorang bisa cepat melupakan dengan membenci. Maka aku tidak akan melarangmu untuk membenciku karena meninggalkanmu tanpa mengatakan sesuatu atau memberitahu apapun padamu..'
Tidak, bagaimana bisa aku melupakan gadis itu saat ingatan tentang senyumnya saja berhasil menghilangkan rasa gelisahku yang terkadang menghampiri?
Ketika aku masih sibuk melamun di depan cermin di dalam walk in closet ku, seruan cempreng seorang gadis dari arah kamarku menggema,
" Oppa! Ayo turun dan makan!"
" Nee, sebentar lagi aku akan keluar!" Balasku, tapi aku yakin dia sudah pergi duluan karena langkah kakinya terdengar samar mulai menjauh.
Tidak ingin membuat yang lain menunggu, aku segera beranjak dan mengambil pakaianku kemudian mengenakannya dengan cepat.
.
" Nah, prajurit kita sudah bergebung!"
Jung Woo menyambut kedatanganku di meja makan. Dia adalah satu satunya saudara dan kakak yang kumiliki.
Aku hanya menyengir seraya bergaabung dan duduk di antara Jung Woo dan Cheon Sa —gadis yang tadi memanggilku untuk makan-.
" Hm, kini meja makan kita lengkap," Tukas eumma sambil tersenyum bahagia ke arah kami. Aku juga turut membalas senyumnya yang tak pernah berubah bertahun tahun lamanya.
Aku menatap ke sekeliling, kini tujuh kursi di sekeliling meja sudah terisi penuh. Aku, eumma, appa, Jung Woo dan istrinya, Na Soo An, juga putri mereka, Jeon Ji Eun, serta terakhir, Jeon Cheon Sa, sepupu yang paling menyebalkan sekaligus yang paling kusayangi.
Gadis yang usianya selisih dua tahun dariku itu memang sudah tinggal dengan keluargaku sejak kedua orang tuanya wafat karena kecelakaan pesawat lima belas tahun lalu.
Karena dia anak tunggal, alhasil appa ku mengajaknya untuk tinggal dan jadi bagian keluargaku.
Sambil makan, kami mengobrol banyak sekali, saling bertukar cerita mengenai bermacam macam peristiwa yang terjadi selama aku menjalankan tugas wajib militerku.
Usai makan malam, aku dan Jung Woo duduk di teras rumah bagian dalam, melanjutkan obrolan ringan kami.
" Kau sudah melupakannya?" pertanyaan Jung Woo membuatku terdiam. Aku tahu persis apa maksudnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria
FanfictionAku menatap punggungnya dengan senyum yang terus terukir di bibirku. Hingga saat ini pun, aku masih belum percaya takdir mempertemukanku dengannya, dan hebatnya, semesta memilih dia untuk menyembuhkan lukaku. Dan yang bisa ku lakukan sekarang hany...