(JK POV)
" Yang kalah harus pergi!"
Perkataan Taehyung, atau Vee, terus terngiang di kepalaku, aku bertaruh dia juga pasti menyesal sekarang karena telah mengatakan hal bodoh.
Lima belas menit lalu, Taehyung mendadak melempar botol soju berukuran sedang ke tengah tengah sofa, dia bilang hendak mengundi dengan menggunakan botol tersebut.
Tiga orang yang terkena harus pergi ke supermarket untuk berbelanja snack serta minuman untuk satu grup.
Dengan wajah congkaknya ia yakin tidak akan kalah, dan, ketika Namjoon menurut dan memutarnya, botol kosong sialan itu tepat menodong wajahku, Jimin , dan.. Taehyung.
Lihat, dia hanya bisa berseru seru tidak terima sementara aku dan Jimin yang terkena getahnya harus mencatat pesanan hyung line yang tak main main banyaknya.
Sekarang, kami sudah berada di depan supermarket dan masuk seperti orang bodoh yang tersesat.
Siapa yang berniat pergi ke plaza di pagi yang cerah ini? Alih alih, pasti orang orang lebih memilih untuk ber jogging atau melakukan aktivitas membuang waktu lainnya.
Spektakuler hyung, kau mengacaukan rencana me time ku degan Bam, lihat saja nanti.
Di dalam, aku hanya mendapati segelintir orang yang mayoritas adalah wanita, aku agak gugup mendapati para makhluk pesolek itu, untung saja kami bertiga mengenakan sweater, masker dan topi, jadi semoga saja tidak ada yang mengenal kami.
Jimin memberikan masing masing satu lembar kertas berisi list pesanan,
" Kita berpencar saja agar tidak memakan waktu lama." Kami pun mengangguk setuju.
Sebelum mulai memenuhi troli dengan pesanan para hyung line, aku memutuskan untuk membeli camilan kesukaanku terlebih dahulu.
Tiba di spot sayuran, aku segera memasukkan belasan wortel segar, setelah itu baru aku berjalan dengan troli di depanku menuju spot camilan.
Aku mulai memasukkan beberapa makanan ke dalam troli sesuai pesanan Yoongi dan Jin.
Baru saja aku hendak meraih salah satu snack potato, terdengar bunyi seperti kardus berisi sereal atau -mungkin kripik- berdebam jatuh tak jauh dari tempatku berdiri.
Refleks kepalaku pun menoleh ke sumber suara tersebut dan mendapati sekotak sereal sudah tergeletak di tengah lorong beberapa langkah dariku.
Karena penasaran, aku pun mendekati kotak itu. Entah kenapa, muncul keinginan dalam diriku untuk meraihnya, sementara diriku celingukan mencari kira kira siapa pemilik kotak ini.
Dari barisan rak, muncul seorang gadis yang aku yakin usianya tak terpaut jauh dariku berjalan membelakangiku.
Ia terlihat kesulitan mendorong troli yang tampak sudah sangat overload.
Hm, perasaanku mengatakan sereal ini miliknya, mungkin terjatuh saat ia tengah memasukkan belanjaan lain.
Aku memberanikan diriku untuk memanggilnya,
" Chogiyo, ahgassi..!"
(🐰: Permisi, nona..!)
Sedetik, gadis bersurai coklat itu menengok ke belakang. Huft, kau bisa Jungkook.
Dengan keberanian yang masih ku kumpulkan, aku melangkah mendekat.
Saat aku menatap wajahnya sekilas, aku merasa jika dia bukanlah orang Korea maupun Asia, ia lebih terkesan memiliki paras Amerika.
Mata ku yang tak sengaja bersiroboh dengan dua iris hazelnya sedikit tercengang.
Gadis itu mengangkat alis kanannya, mendadak aku ragu apakah dia mengerti apa yang ku bicarakan, siapa tahu dia adalah pendatang dari luar?
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria
FanfictionAku menatap punggungnya dengan senyum yang terus terukir di bibirku. Hingga saat ini pun, aku masih belum percaya takdir mempertemukanku dengannya, dan hebatnya, semesta memilih dia untuk menyembuhkan lukaku. Dan yang bisa ku lakukan sekarang hany...